Part 8

2K 60 0
                                    


Sebulan berlalu, April melalui hari-harinya seperti biasa. Dia sudah melupakan kejadian malam itu. Hari ini dia ingin sekali akhir pekannya dihabiskan di taman bermain. Dia pun menelepon Andre sahabatnya.
"Halo say, apa kamu bisa temani aku pergi ke taman bermain? Ga tahu kenapa aku ingin sekali kesana".
"Bisa say. Tunggu ya aku on the way jemput kamu dirumah" ujar Andre diseberang telepon.
Tak lama kemudian Andre sudah tiba dirumahku dan kami pun menuju taman bermain. Disana aku mengajak Andre naik rollercoaster wahana yang paling aku sukai. Tetapi setelah turun aku merasakan perutku mulas, aku ingin muntah. Kupikir karena aku lupa sarapan jadi aku mengajak Andre ke kafe untuk memesan makanan. Andre memesan sandwicth, kentang goreng, dan salad buah masing-masing dua buah. Setelah itu dia kembali duduk di kursi disampingku.
"Say, kamu kenapa, mukamu pucat?" ujarnya.
"tidak tahu juga nie say aku mual terus semenjak turun dari rollercoaster tadi. Mungkin karena aku lapar kali" ujar April.
"Ini pesanannya sudah sampai. Kamu makan gih, siapa tahu setelah ini mualnya hilang" kata Andre sambil meletakkan pesanan kami.
Aku mengambil sandwicth untuk kumakan. Setelah itu aku mengambil salad, tetapi baru sebagian ku cicipi aku merasa mau muntah. Aku cepat-cepat berlari ke toilet wanita untuk memuntahkan isi perutku. Setelah tiga puluh menit aku memuntahkan isi perutku barulah terasa lega. Aku pun mencuci muka di wastafel kemudian mengelap wajahku.
"Ada apa dengan ku ya. Apa aku sakit maagh? Nanti aku periksa di dokter sepulang dari tempat ini" ujarku.
April keluar dari toilet. Dia terkejut melihat Andre sedang berdiri menunggunya didepan toilet wanita.
"Kamu sakit ya, lama sekali kamu di dalam tadi. Aku antar kerumah sakit ya?" ujar Andre.
"Iya nih.sepertinya maagh ku kambuh" kataku.
Andre memapahku keluar dari kafe menuju ke mobil rinspeed etos miliknya. Dia pun membawa mobil menuju ke rumah sakit tempat kami kerja.
Sesampai di rumah sakit. Kami masuk ke poli penyakit dalam untuk memeriksa kondisiku. Andre menunggu di kursi sedang aku sementara diperiksa oleh dokter Simeon. Setelah memeriksa dokter Simeon berkata "saya rasa dokter April hanya terlalu lelah dan kurang asupan gizi. Jika berlangsung terus kurang baik untuk janin dalam kandungan. Sebaiknya dokter April konsultasi dengan dokter obgyn".
"Apa dok, saya hamil?" Kataku terkejut.
"Iya April. Untuk tahu lebih jelas kamu konsultasi ke poli kandungan" ujar Simeon.
"Baik. Saya permisi dulu dokter".

Aku tak bisa berkata-kata. Aku bingung harus bagaimana. Aku tidak tahu siapa ayah dari anak yang ku kandung ini. Aku tak menyangka malam itu membawa kehancuran dalam hidupku.
Andre masih setia menungguku di kursi ruang tunggu. Dia heran melihatku keluar dari dalam sambil melamun. Dia menepuk pundakku dan berkata " gimana hasilnya, dokter Simeon bilang apa?"
"Aku hanya kecapean dan maagh saja" kataku berbohong.
"Oh. Ya sudah aku tinggal ya aku tadi ketemu perawat katanya poli bedah ada pasien. Kamu istirahat saja biar aku yang periksa pasiennya" kata Andre.
"Makasih ya Andre. Kamu sudah bantu saya" ujar April.
Andre berlalu pergi hendak memeriksa pasien di poli kami. Sedang aku berjalan menuju poli kandungan hendak memastikan kehamilanku.
Aku masuk ke dalam ruangan dan disambut oleh dokter Alice.
"Ada apa kamu kemari April?" Ujar Alice.
"Saya mau periksa kandungan" kataku.
"Hah kamu hamil, coba naik di tempat tidur aku USG" kata Alice.
Aku naik ke tempat tidur dan dokter Alice mulai mengusap perutku dengan alat USG miliknya.
"Benar. Usia kehamilan kamu memasuki minggu kelima. Kamu harus banyak makan makanan bergizi" katanya.
"Nih aku kasih resep vitamin dan penguat kandungan karena biasanya awal kehamilan trimester pertama itu sangat beresiko. Jangan kecapean ya" sambungnya.
"Baik Alice. Thanks. Aku mohon jangan beri tahu siapa pun termasuk Andre" ujar April.
"Ya aku simpan rahasiamu, sampai jumpa bulan depan ya" kata Alice.

April pun keluar dari ruang periksa Alice. Dia menuju apotik untuk mendapat vitamin dan penguat kandungan yang diresepkan Alice tadi. Sambil memegang plastik berisi vitamin dan obat tadi April berjalan keluar dari rumah sakit. Dia menelepon taksi untuk mengantarnya pulang ke rumah. Sesampainya dirumah dia meminum obat dan vitamin tadi kemudian pergi ke kamar untuk berbaring.
"Aku harus bagaimana nak, aku tak tahu ayahmu siapa? Tapi aku janji walau aku tak tahu siapa ayahmu aku akan menjagamu dan merawatmu seorang diri" kata April sambil mengelus perutnya yang masih rata.
"Bagaimana caraku memberitahu kedua orangtuaku soal ini ya?" Gumam April sambil menutup mata. Tidak lama dia pun tertidur nyenyak.

Melting The Frozen CEO SoftlyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang