Part 10

2.1K 57 1
                                    

Hai.....Wiena comeback nih part dewasa +18 tahun ke atas. Diharap bijak. Yang tidak berkenan di skip aja ya....

Andre Pov

      Andre merasa bahagia karena dia akan menikah dengan wanita yang dicintainya. April adalah sahabat serta wanita yang sangat dia cintai. Andre mulai menyukai April sejak dia pertama kali bekerja dirumah sakit Zürich. Tetapi dia malu untuk menyatakan isi hatinya untuk wanita itu maka dia mendekatinya sebagai teman. April memang tidak pernah peka dengan perhatian dan perasaan nya. Hingga hari ini dia baru berani menyatakan cinta serta melamar April. Walau April tengah mengandung anak oranglain dia tidak peduli, dia yang akan melindungi serta menyayangi mereka berdua.
     Andre tengah sibuk menyiapkan pernikahannya. Andre ingin menggelar pernikahannya secara sederhana namun elegan. Rencananya mereka akan menikah di Seoul di tempat orangtua April tinggal.
      Persiapan pernikahan sudah tujuh puluh persen. Tinggal dia dan April mencoba gaun pengantin dan setelan jas untuknya. Lusa mereka berdua akan berangkat ke Seoul.
      Malam ini Andre akan mengajak April menemui ibunya. Dia yakin ibunya akan menyetujui dan merestui pernikahan mereka.
" halo say, nanti malam kamu siap-siap ya aku akan ajak kamu menemui ibu ku" kata nya.
"Ok. Jam berapa?" Jawab April diseberang.
" jam 7 malam ya. Nanti aku jemput kamu. Bye" kata Andre sambil memutus teleponnya.
      Dia bersiul-siul, hatinya bahagia sekali. Penantian hatinya selama ini terkabul.

April Pov

      April masih merasa bingung dan khawatir memikirkan akan bertemu dengan ibunya Andre. Dia takut ibunya Andre akan menolaknya karena dia saat ini sedang hamil. Sebenarnya dia tidak masalah kalau harus membesarkan anaknya sendiri. Karena tabungannya lebih dari cukup untuk menghidupi mereka berdua dan tidak perlu seorang suami. Tetapi dia tidak tega menolak Andre dengan niat baiknya itu. Dia tahu Andre sangat mencintainya sejak lama. Sejak mereka bertemu April tahu kalau Andre menyimpan rasa untuknya tetapi dia pura-pura tidak tahu saja, karena dia merasa nyaman hanya dengan bersahabat dengan Andre, dia tidak mau nantinya diantara mereka menjadi canggung apabila dia menolak perasan Andre. Tapi kini dia tidak bisa menolak lagi karena jujur saja dia takut Andre akan menjauhinya karena ditolak lamarannya. Dia tidak mau kehilangan sahabat sebaik Andre.
      April sudah siap sejak tadi. Dia pun sudah menyiapkan hati untuk bertemu calon mertuanya nanti. Entah dia diterima atau tidak itu sudah siap dia hadapi.
Andre sudah sampai. Dia tiba tepat pukul tujuh malam. Dia berpakaian kaus berwarna putih, dengan jeans hitam.
"Dia tampan sekali, rasanya ingin mengecup bibirnya, upps sial" batinku. Pengaruh kehamilan membuat pikirannya mulai aneh.
" hai. Sudah siap?" Sapanya.
" sudah yuk pergi" jawabku.
Andre berjalan mendekatiku. Aku menelan ludah.
"Sial jangan mendekat dong nanti aku jadi tidak bisa menahan diri lagi" batinku.
      Andre memelukku dan mengecup bibirku singkat, aku membalas ciumannya dengan ciuman yang dalam. Dia terkejut, tapi dia mengerti ini pasti karena hormon kehamilan. Dia pun membalas ciuman April. Mereka berciuman yang dalam dan panas. April mulai memainkan lidahnya didalam mulut Andre. Andre pun membalasnya dengan mengisap dan memainkan lidahnya. Ciuman panas itu berlanjut, andre pun mulai mengecup leher April dengan lembut. Wangi sekali wanitanya ini. Membuat gairahnya bertambah saja. April mengerang kecil ketika Andre mulai menjilati lehernya dan mulai turun ke gaunnya hendak membukanya. Aku menariknya masuk kedalam rumah, disofa aku menghempaskan dia. April mulai tak tahan, dia membuka kaus Andre dan mengecup dada bidangnya. Menyentuh dadanya, turun ke perut sixpack nya. Aku mengecup bibirnya lagi sambil duduk di pangkuannya. Dia menarik resleting gaunku tetapi dia terhenti.
"Bolehkah ku lanjutkan?" Pinta nya.
Aku hanya mengangguk dan dia pun seperti kesetanan. Dia membuka gaunku dengan cepat, menjilati leherku dan mulai membuka kaitan braku. Dia menjilati payudaraku bergantian dan memainkan puting ku. Aku mengerang.
"Hmmmmph Andre, kamu nakal ya" kataku.
" iya sayang, aku tahu kamu menginginkanku sejak aku turun dari mobil, aku melihatmu menelan ludah saat melihatku" godanya.
"Aku jadi malu".
"Tak apa sayang aku kan calon suamimu, aku ngerti kok karena kamu sedang hamil gairahmu jadi besar".
Andre melanjutkan menjilati dan mengisap buah dadaku. Aku menggelinjang hebat, tanganku memeluknya erat serasa sesuatu ingin keluar dari dalam diriku. Dan aku pun merasakan pelepasan pertamaku. Andre lalu membaringkan aku disofa, dia mulai membuka underwearku. Dia meneguk ludah. Lalu dia menjilati vaginaku, mengisapnya kuat. Aku mengerang kenikmatan. Dia senang melihatku begitu. Dia memainkan klitorisku, menjilatnya, mengisapnya kuat, aku gemetar dan mengerang.
"Ahhhh Andre nikmat sekali, aku ingin keluar" kataku.
"Iya lepaskan aja sayang" katanya.
Dia tambah menjilatiku dengan cepat dan menusukkan jarinya dalam lubang vaginaku. Dia menusukkan jarinya seirama dengan permainan lidahnya. Aku gemetar hebat. Ada sesuatu yang akan meledak.
"Andreeee. Aku keluar..." teriakku.
Dia hanya tersenyum saja. Lalu membuka jeansnya, boxernya dan wow aku terkesima melihat ukurannya. Dia lalu mengarahkan penisnya ke dalam kewanitaanku. Dia mulai menggenjotku. Pelan-pelan sambil dia menciumi bibirku. Lama-lama semakin kencang. Tetapi dia merubah posisiku menjadi aku yang ada di atasnya. Aku mulai bermain diatasnya. Dia mengerang.
" sayang, kamu menjepitku. Lebih cepat sayang. Goyangkan dirimu" serunya tidak tahan.
Aku mempercepat gerakanku. Dan akkh aku akan keluar.
" sama-sama sayang keluarnya. Ayo lebih cepat".
"Ahhhhh...." kata kami bersamaan mendapat pelepasan.
Aku lelah. Aku memeluknya. Dia mengecup keningku.
" makasih sayang, kamu yang pertama buatku. Aku bahagia sekali" kata Andre.
" ya aku minta maaf karena mengajakmu begini. Maaf karena aku bukan yang pertama buatmu" jawabku sedih.
" tidak apa sayang. Ayuk bersihkan diri baru kita pergi temui ibuku".
"iya sayang".
Kami pun membersihkan diri. Lalu bersiap pergi menemui ibunya Andre.
Sepanjang perjalanan kami berdua hanya membisu. Terdiam dalam pikiran masing-masing.

Author Pov

Empat puluh lima menit perjalanan menuju rumah Andre. Dia turun dari mobil dan membukakan pintu mobil untukku. Sungguh manis pikirku. Lalu dia menggandengku masuk kedalam rumah.
Tok...tok dia mengetuk pintu. Ibu nya membukakan pintu untuk kami.
" silahkan masuk sayang, mari anggap saja rumah sendiri" kata ibunya ramah.
" terimakasih bu" kataku.
" sayang kamu duduk dulu ya. Aku mau ganti baju dulu. Bau" godanya sambil mengedipkan mata.
" iya" jawabku malu mengingat peristiwa tadi dirumahku.
Ibu Andre kembali dengan senampan berisi minuman dan cemilan.
" nak, mari cicipi sambil menunggu Andre".
"Terimakasih bu" balasku.
Aku mencicipi teh yang disuguhkan ibunya Andre. Andre pun keluar dari kamar dengan senyum mengembang. Aku tersedak hampir memuncratkan teh yang ku minum.
Memang Andre adalah pria yang mampu membuatku merasa geli.
"Bu. Aku ingin bicara sesuatu denganmu".
"Aku dan April ingin menikah. Kami ingin meminta ijin dan restu dari ibu" lanjut Andre.
" ibu sih merestui kalian. Kalian kan yang menjalani. Nikah itu hanya sekali. Kapan kalian menikah?" Jawab ibu Andre.
" makasih ibu. Besok kita berangkat ke Seoul untuk menikah di sana. Karena orangtua April tinggal disana. Apa ibu bisa ikut besok dengan kami?" kata Andre.
" iya bisa Nak. Nanti ibu beres-beres dulu ya supaya bisa berangkat besok. Nak April ibu tinggal dulu ya" kata ibu.
" iya bu. Silahkan" jawabku.
Ibu Andre pun masuk ke dalam kamar. Tinggallah kami berdua saling menatap.
" gimana sayang, ibu ku baik kan. Aku sudah bicara jujur dengan ibu soal kamu semalam".
" tapi kenapa reaksi ibu biasa aja? Apa ibu marah? " tanyaku.
" tidak, ibu itu ingin aku bahagia dengan orang yang aku cintai. Dia bisa menerima kamu dan anak kita nanti" katanya.
"Kamu jangan kuatir" lanjutnya.

Melting The Frozen CEO SoftlyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang