Part 9

2K 60 0
                                    

Hai, wiena balik lagi. Maaf baru update lagi. Ada beberapa kesibukan sehingga baru bisa update part ini.
Please vote ya cerita aku. Agar aku bisa terus semangat lanjutin cerita gaje ini ⭐⭐⭐⭐⭐

Author Pov
      April menyadari bahwa dia sedang mengandung tanpa suami. Entah bagaimana hidupnya kelak. Dia berusaha kuat untuk menerima kehamilannya kini. Dia pun harus memberitahukan hal ini pada orangtuanya.
"Halo ayah. April ingin meminta maaf apabila ada salah pada kalian. Aku melakukan kesalahan ayah. Aku hamil tetapi aku tidak tahu siapa ayah dari anak dalam kandunganku. Aku menyesal ayah" kata April.
"Apa nak? Yah sebenarnya ayah marah dan kecewa tapi ayah bisa menerima kondisimu. Pulanglah ke Seoul nak, kita besarkan anakmu disini" kata Arthur.
"Baik ayah. Aku akan mengajukan pengunduran diriku ke rumah sakit. Nanti April kabari lagi kalau sudah berangkat ke sana. Salam buat ibu" ujar April.
        April menutup telepon dengan perasaan lega karena ayahnya berbesar hati mau memaafkan dan menerima keadaannya kini. Dia menulis surat pengunduran dirinya dan esok hari akan menyerahkannya kepada direktur rumah sakit. Setelah selesai April menyiapkan diri untuk berangkat kerja. Yah ini hari terakhirnya kerja dia tetap ingin melayani pasien dengan baik.

Alvin Pov

     Di lain tempat, Alvin Hobbs sedang menekuni beberapa berkas kontrak kerja milik perusahaannya dengan perusahaan Colin&Bright. Sudah sebulan berjalan dan ternyata profit yang didapat dari kerjasama tersebut sangat besar. Alvin gembira karena keinginannya bisa segera terwujud. Dia ingin menguasai bisnis maskapai penerbangan di Amerika. Tentunya tidak lah mudah tetapi dia akan bekerja keras.

Author Pov

       April mengetuk pintu ruangan direktur rumah sakit.
Tok....tok...
" masuk" jawab suara dari dalam ruangan
" pagi direktur. Saya ingin menyerahkan surat pengunduran diri saya" ujar April.
"Wah. Kok mendadak sih dokter April? Saya pikir kamu masih belum mengambil keputusan tapi... yah sudah lah saya akan proses. Tapi sebelum kamu pergi tolong bantu dokter Andre menangani pasien-pasien nya" kata direktur.
"Baik pak direktur. Saya akan selesaikan pekerjaan sebelum saya berangkat, terima kasih banyak karena selama ini saya sudah diberi kesempatan berkarir di rumah sakit ini" ujar ku.
"Ini fee mu selama bekerja disini. Semoga di Incheon kamu lebih terkenal lagi" dukung direktur.
     Direktur memberikan sebuah amplop padaku dan kuterima dengan cucuran air mata.
"Terimakasih pak. Saya permisi dulu" kata ku.
        Aku keluar dari ruangan direktur sambil menyeka airmata. Aku tidak ingin ada yang melihat dan bertanya, apalagi kalau itu sahabatku Andre.
         Aku masuk ke ruang kerjaku dan mulai membereskan barang-barang pribadiku seperti buku-buku dan jas kerja serta alat-alat penunjang pemeriksaan yang lain ke dalam box yang ada. Rencana sepulang kerja akan ku bawa. Selagi mengepak barang-barang, tidak sadar ternyata pintu ruanganku terbuka. Andre yang sedang berdiri terpaku menatapku tak percaya.
"Say, kamu mau kemana. Kok kamu mengepak barang-barang. Ada yang kamu sembunyikan ya dari aku? " katanya.
" An...dre. sejak kapan kamu berdiri disana?" Jawabku terbata-bata.
"Sejak kamu mulai mengepak barang. Kamu mau pindah tidak bilang-bilang ya sama aku. Ada masalah apa sih sama kamu?" Tanyanya lagi.
"Jujur deh sama aku. Masa sama sahabat sendiri kamu bohong" cecar Andre.
"Aku hamil. Tapi aku tak tahu siapa ayahnya. Aku malu. Aku ingin pulang ke Seoul. Semua ini karena waktu itu aku mabuk di klub. Setelah itu aku tak ingat apa dan sama siapa aku tidur" jujur ku.
"Astaga. Hanya karena itu say. Kamu kan bisa bilang sama aku. Aku pasti bantu kamu. Aku akan bertanggungjawab atas kalian berdua. Aku akan menikahimu. Aku sangat mencintaimu April" kata Andre.
" hah, tapi bagaimana dengan ibu mu. Dia pasti tidak akan menerima aku kalau tahu aku hamil" jawab ku.
" kita rahasiakan dari ibuku. Kalaupun nanti ibuku tahu bilang saja itu anakku. Aku tidak ingin kamu menanggung ini sendiri April. Kamu tahu kan aku selalu memanggilmu sayang. Karena aku memang mencintai kamu, apapun kamu ataupun keadaanmu. Ayolah biar kita jaga anak ini berdua".
" jika kita menikah aku takkan memaksamu melakukan kewajibanmu, tapi lain cerita kalo kamu yang mau ya aku tidak menolak" guraunya.
" thanks Andre. Kamu pria yang baik. Aku mau menikah denganmu" jawabku.
       Aku mendekatinya dan memeluknya. Dia mengecup keningku dengan lembut. Aku hanyut dalam dekapan hangat sahabatku. Aku pikir akan sendiri melalui ini, aku ah sudahlah. Aku pun tertidur dalam pelukannya.
"Say, kamu tidur ya" kata nya lembut.
Dia pun menggendongku dan membaringkan aku di sofa. Dia mengecup bibirku dan berlalu.
"Kalo dia tahu aku cium bibirnya tadi. Mati aku kena gampar" batin Andre.
Andre pun keluar dari ruanganku, dia mulai menelepon tempat Wedding Organizer dan mulai menyiapkan pernikahan kami.
Dia merasa bahagia akan menikah dengan wanita yang sangat dicintainya sejak lama. Dia pun kembali bekerja diruangannya.

     

Melting The Frozen CEO SoftlyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang