mana makanannya?•yuyo

172 14 1
                                    


Malam itu hujan rintik membasahi jalan setapaknya di pinggiran kota Jakarta. Terlihat genangan-genangan yang mengilap terkena cahaya lampu rumah penduduk yang saling berhimpitan. Malam itu udara dingin terasa sangat menusuk, bahkan baju hangat yang yohan kenakan sama sekali tidak menghangatkan tubuhku.

Pukul 23.46 WIB.

Seperti biasa yohan pulang dari tempat kerjaku. Suasana malam itu sangat hening, mungkin karena sudah malam dan sedikit gerimis pikirnya jadi orang-orang lebih memilih berdiam diri di dalam rumah yang hangat.
Yohan mempercepat langkah kakinya agar dapat segera sampai di tempat kosan nya.

Hari yang sangat melelahkan,
banyak sekali orang yang datang ke restoran tempatnya bekerja hingga kaki yohan seolah tidak pernah berhenti melangkah.

Yohan hanya berpikir untuk segera sampai ke tempat kosannya dan istirahat. Bahkan yohan sama sekali tidak berpikir untuk membersihkan tubuhnya terlebih dahulu.

Yohan tinggal bersama pacarnya, yuvin, mahasiswa semester akhir yang juga merupakan teman seangkatannya sewaktu SMA.
Yohan dan yuvin  kuliah sambil bekerja,
namun bulan lalu yuvin mengundurkan diri dari tempat kerjanya agar dapat lebih fokus dalam mengerjakan tugas akhir kuliahnya.

Sesampainya di tempat kos yohan melihat yuvin sedang serius menonton televisi.

“vin, udah makan belom? Gue bawa nasi goreng Mas minkyu nih”, yuvin hanya diam dan terus menatap televisi di depannya.

Yohan pun beranjak ke dapur.
Kos yang yohan dan yuvin tempati berbentuk seperti rumah dengan beberapa kamar di dalamnya.

Jika dilihat lebih mirip seperti rumah sewaan bahkan seperti rumah sendiri karena ini merupakan bangunan baru dan baru mereka berdua yang mengisi kos tersebut.
Setelah mengambil piring dan sendok yohan bergegas menuju ruang televisi.

Aku duduk agak jauh dari televisi hingga yuvin terlihat membelakangiku.
Aku memang terbiasa makan sambil menonton televisi.

Saat asik mengunyah tiba-tiba aku dikagetkan oleh yuvin yang tiba-tiba tertawa keras. Beberapa kali ia tertawa bahkan tawanya seperti seolah melengking memekakan telingaku.

“Heran, acara televsinya kan gak lucu tapi kok dia bisa ketawa sampai sebegitunya. Apa dia lagi chattingan sama si lempeng yunseong itu ya?” pikir yohan dalam hati.

Setelah menghabiskan makananya Yohan pun  bergegas menuju kamar.
Yohan mengambil handphonenya yang sedari sore ada di tasnya.
Yohan pun bergegas masuk ke dalam kamar dan…

Sial!!! Aku melihat yuvin sedang meringkuk memeluk guling!

Tubuhku yang sudah sangat lelah semakin lemas karena pemandangan itu. Tiba-tiba aku dikagetkan oleh getaran handphoneku dan terlihat notifikasi pesan.

                              Yuvennnn-!♡

sayang, aku baru bisa balik besok, aku kehabisan tiket✓✓
00.15

Damn-!!!!
























































































Ada apaan ayoooooo



































































Ayo bentar lagi kok














































































Eakkkkkkk semangat-!












































Hehe



Yohan melupakan satu hal, yohan sedang sendiri di tempat kos karena yuvin sedang pulang ke rumah orang tuanya 3 hari yang lalu.

Yohan pun sudah tidak dapat berbuat apa-apa lagi, bahkan untuk berteriak saja suaranya telah terkunci.

Tiba-tiba kakinya semakin lemas ketika terdengar suara tawaan “yuvin” yang semakin keras dan melengking.

Aku menoleh ke arah suara itu dan terlihat “yuvin” sedang membelakangiku dan perlahan kepalanya mulai berputar dengan senyuman yang sangat lebar dia berkata.

“Mana makanannya?”








HALOOO
GMN GARING YAAAA
YA MAAF
DIKIT YAAAAA
YA MAAF
BANYAK TYPO YAAA
YA MAAF

HEHE MAAF GK BISA PANJANG PANJANG

Sekian terimakasih
-rnwfc

Pdx101||scary storiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang