Koo Jungmo berdiri di depan dorm siswa Produce X 101 High School. Sudah sekitar 9 menit ia berdiri memandang dari kejauhan dorm itu sambil menunggu datangnya laki-laki manis yang sedang ia tunggu itu. Hari ini Koo Jungmo mengenakan baju lengan pendek, berwarna cokelat muda, jam tangan yang tidak pernah terlepas itu dan tas dengan gantungan marimoongnya. Setelah sekian lama menunggu wonjin akhirnya yang di tunggu itu terlihat keluar dari dorm.
Wonjin menggunakan baju bermodel serupa dengan Jungmo namun hanya berbeda warna yaitu oren, ia menggunakan kacamata bulat yang menambah manis laki-laki mungil itu.
'Ah..kalau begini aku bisa diabetes' Batin Jungmo
"Lama ya Kak?" Tanya wonjin sambil berlari kecil ke arahnya.
"Tidak begitu, ayo kita berangkat sekarang"
Wonjin berjalan di belakang Jungmo mengikuti Jungmo yang memarkirkan mobilnya di baseman sekolah. Wonjin sedikit terkejut, ia pikir mereka akan pergi dengan transportasi umum. Wonjin benar-benar tidak habis pikir seusia Jungmo sudah memiliki mobil sendiri. Jungmo membukakan pintu untuk wonjin bahkan ia membantu wonjin untuk memakaikan sabuk pengamannya.
Awal yang bagus, Jungmo pikir Wonjin akan merasa tidak nyaman ketika wajahnya terlalu dekat dengan wajah Wonjin saat memakaikan sabuk pengamannya tadi. Tapi sepertinya Wonjin tidak masalah dengan hal itu. Malah yang ada saat ini jantung Jungmo malah yang berdegub sangat kencang. Niatnya membuat Wonjin tersipu malu tapi malah dirinya yang memakan senjatanya sendiri. Ia mencoba menenangkan jantungnya dan fokus ke jalanan.
"Woah..kau keren sekali kak. Sejak kapan mempunyai mobil sendiri?" wonjin mencoba membuka topik pembicaraan.
"Sejak aku umur 17 tahun. Ini hadiah ulang tahun dari ayahku"
"Kalau boleh tahu, kita akan kemana kak?" ya, kemarin Jungmo hanya mengajak Wonjin 'keluar bersama' tanpa memberi tahu kemana mereka akan keluar
"Aku..sebenarnya aku sendiri tidak tahu, hehe. Ada tempat yang ingin kau kunjungi?"
"hmm, sungai han bagaimana?"
"Sounds good"
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fool For Love
FanfictionHam Wonjin, laki-laki berusia 17 tahun yang berasal dari Ulsan dan merantau ke Ibu Kota, Seoul untuk menempuh pendidikan SMA dengan harapan dapat menangkat derajat orang tuanya saat lulus nanti. Tak disangka hidup di Seoul sangat keras, dan melelahk...