Kring kring...
Dongyun membunyikan bel sepeda yang ia pinjam dari teman sekolahnya. Di rumah hanya ada satu sepeda, itu mengapa Dongyun meminjam satu sepeda lagi dari temannya agar bisa mengajak Kakaknya beserta kedua teman kakaknya itu bersepeda ke pantai yang tidak jauh dari rumahnya itu.
Wonjin yang masih duduk di teras rumah sembari menalikan tali sepatunya mengangkat kepalanya saat mendengar suara bel sepeda.
"Uwaah..dari mana sepeda itu?"
"Teman kelas kak, katanya boleh dibawa anaknya sedang tidak akan memakainya juga" Jawab Dongyun dengan senyum ceria di wajahnya. Sudah lama dirinya tak pegi bersama dengan kakaknya itulah yang membuat Dongyun sangat ceria hari ini.
"Sudah siap semuanya? Ayo pergi sebelum hari semakin sore" Kata Wonjin melirik Minhee dan Jungmo yang juga sudah selesai menalikan tali sepatunya.
Jungmo mengambil salah satu sepeda yang di standar tak jauh darinya dan menungganginya.
"Wonjin naik denganku saja, sambil arahkan jalan ke pantai, Biar Dongyun dengan Minhee" Jungmo melirik ke arah Minhee, dan melihat raut wajah Minhee yang seketika menjadi suram.
"Baiklah, Dongyun dengan kak Minhee ya? Kak Wonjin dengan Kak Jungmo" Kata Wonjin menepuk punggung adiknya itu kemudian menaiki sepeda yang dipegang Jungmo.
Sepeda yang mereka pakai merupakan jenis sepeda yang tidak memiliki bangku dibagian belakang jadi Wonjin harus berdiri dan tetap memegang pundak Jungmo agar tidak terjatuh kerena kehilangan keseimbangan. Minhee menyusul dibelakangnya, dengan membonceng adik Wonjin.
Angin kencang berhembus, rambut Wonjin mulai menari seiring arah angin. Sesekali, ia melepas salah satu tangannya dari pundak Jungmo dan mengangkatnya untuk merasakan angin. Minhee melihatnya dari belakang, pemandangan sepanjang jalan ke pantai sangat indah, tapi rasanya ia tak suka dengan pemandangan dua laki-laki yang tak jauh di depannya itu. Minhee menghela napas panjang cukup keras.
"Huff~"
"Apa aku berat kak? Kalau berat biar aku saja yang di depan" Dongyun menepuk pundak Minhee perlahan untuk meminta Minhee menghentikan sepedanya.
"Ah tidak-tidak, tidak sama sekali kok" Jawab Minhee panik, ia takut helaannya tadi disalah artikan oleh Dongyun.
"Dongyun kelas berapa?" Minhee memulai pembicaraan untuk mengalihkan perhatiannya dari pemandangan yang tidak ia sukai itu.
"Kelas 3 SMP kak"
"Menurut Dongyun kak Wonjin tipe kakak yang seperti apa?"
"Eumm, kak Wonjin ituuu..kakak yang baik, ia tak mau merepotkan mamah jadi dia kerja sambil sekolah, kak Wonjin juga sangat lembut ia sering menangis ketika aku terluka padahal aku yang sakit hehehe. Kak Wonjin sangat penurut, pekerja keras, penyayang pokoknya kak Wonjin kakak terbaik" Jawab Dongyun panjang lebar.
Minhee bisa mendengar Dongyun berbicara sambil tersenyum, hal tersebut membuat Minhee juga ikut tersenyum. Tak terasa Minhee mulai mencium aromah amis khas air laut dari udara disekitarnya. Ia melihat kedepan, suara ombak pantaipun mulai terdengar.
"Sudah hampir sampai kak" Kata Dongyun.
.
.
.
Minhee memarkirkan sepedanya tepat disebelah sepeda yang ditunggangi Jungmo dan Wonjin. Angin dari arah pantai sangat kencang, Wonjin menarik adiknya Dongyun untuk lari ke arah ombak.
"Yuhuuu~ ayo bermain air" Seru Wonjin yang sudah terlebih dahulu berlari kedepan dengan Dongyun melambaikan tangannya ke arah Minhee dan Jungmo. Keduanya melepas sepatunya, kemudian berlari mengejar Wonjin ke arah ombak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fool For Love
FanficHam Wonjin, laki-laki berusia 17 tahun yang berasal dari Ulsan dan merantau ke Ibu Kota, Seoul untuk menempuh pendidikan SMA dengan harapan dapat menangkat derajat orang tuanya saat lulus nanti. Tak disangka hidup di Seoul sangat keras, dan melelahk...