Hari pertama ospek selesai sesuai rundown acara. Yaitu pukul 17.00 Kampus sudah mulai sepi
Kini giliran panitia yang mendapat cobaan
Eval hari pertama pasti akan terasa berat dan menyeramkan untuk panitia medik
Tidak disangka hal seperti tadi siang akan terjadi. Dan menimbulkan masalah untuk divisi tersebut
"Bang.. gue takut nih bang" ucap Haris salah satu anggota divisi medik
"Sama gue juga...tapi ini salah gue. Jadi tenang aja gue bakalan tanggung jawab kok" ucap Wirga
"Gue terharu sumpah bang" ucap Haris lagi
"Lebay lo" tukas Wirga
Mereka sekarang sedang berjalan menuju basecamp panitia di Atrium, usai membereskan Aula untuk kegiatan esok hari
---
"Semuanya udah kumpul ?" Tanya Satya
"Udah bang"
"Sekretaris. Tolong diabsen dulu" ucap Satya
Sekretaris mulai mengabsen satu persatu anggotanya, agar tahu apakah semuanya sudah berkumpul di Basecamp atau belum
Usai mengabsen, Satya membuka rapat eval petang ini
Eval diawali untuk bagian kom.dis
Masing-masing divisi di evaluasi mengenai pekerjaannya hari ini agar kesalahan tidak diulangi esok hari dan seterusnya
Hingga pada menjelang akhir eval, giliran divisi medik yang hari ini sangat kacau dan mendapat evaluasi paling akhir, karena pasti lama dibahasnya
"Gue gak tau harus mulai pakai kalimat apa. Cuman gue gak nyangka dan kecewa banget kenapa bisa kejadian kaya gini" ucap Brilian
Lala mulai takut dan meremas ujung kemeja Wirga yang duduk disebelahnya
Kinala yang duduk disebelahnya mengusap punggung Brilian pelan, bermaksud meredam amarah Brilian yang sudah ia tahan sedari tadi
"Biar gue aja yang eval divisi medik Bri, gue takut lo kelepasan" kata Satya
Brilian mengangguk sebagai jawaban
"Tadi gue udah terima laporan dari Brilian. Dan jujur gue juga bingung kenapa bisa keos kaya gitu. Jujur gue kasian sama divisi medik, pasti tadi kewalahan dan gue gak bisa dateng ke sana karena harus ngurus kerjaan lain..."
Satya menceritakan kronologi laporan dari Brilian. Awalnya Brilian mendapat laporan dari divisi keamanan bahwa ada yang tidak beres di posko kesehatan
Bahkan sebagian maba, mayoritas perempuan menghilang
Brilian yang saat itu sedang menjaga maba yang mau melaksanakan ibadah sholat di masjid kampus, langsung bergegas pergi menuju posko kesehatan
Dan benar saja, keadaan sudah ramai dan berisik karena keluhan para maba
Sehabis itu Brilian langsung menelpon Satya dan meminta untuk ke Atrium saat itu juga. Kebetulan Satya sedang ada urusan dengan dosennya
Brilian lalu melapor kejadian yang sebenarnya pada Satya saat ia sudah sampai
"Coba Wir, gue penasaran.. Gimana cara lo nolongin maba yang sakit di Lapangan ? Gue denger abis lo tolongin dia, malah banyak maba yang sakit"
Wirga menggangguk mengerti
"Ini gue reka adegan apa gimana bang ?" Tanya Wirga
"Iya boleh. Siapa ya yang enak jadi korbannya ?" Satya nampak berpikir, menaruh jari didagu sambil melihat satu persatu panitianya
"Brilian aja deh boleh" Pilihan jatuh pada Brilian yang sedari tadi diam
"Gue nih ?"
"Iyaa.. mau gak lo ?"
"Mau banget lahhh"
Brilian dan Wirga berjalan ke tengah lingkaran panitia
Brilian membaringkan tubuhnya dan wirga bersimpuh di sampingnya
"AdUh KaKa AkU PuCinGgGgG" ucap Brilian menirukan suara gadis yang centil
"Pusing banget apa engga ? Kalau pusing banget saya bawa ke posko" ucap Wirga yang sedang memperagakan
"TaPi DiGeNdOng KaKa YaacH" Ucap Brilian lagi sambil mencoba meraih tangan Wirga
"Eh--"
"STOP IT ! STOP" teriak Kinala memotong ucapan Wirga
"Kenapa lo ?" Tanya Jefran
"Sat, bisa ganti aja gak ? Jangan Brilian plis. Mau muntah gue liatnya" ucap Kinala
Seluruh panitia tertawa
"Ganti aja Sat plis.. terlalu lenjeh mabanya kalo yang ini" ucap Kinala lagi
"Lah ? Bukannga maba tadi emang pada lenjeh dan caper kaya tadi ? Gue mah akting yang natural sih" sanggah Brilian
"Sat..Plis.."
"Hahahahaha yaudah. Bri, sini duduk lagi"
"Sirik aja sih lo maung !" Ucap Brilian yang sudah berjalan untuk kembali duduk
Kinala sudah bersiap menendang Brilian saat ia sudah kembali duduk
Dan seperti biasa mereka akan melakukan kekerasan fisik saat bertengkar. Tapi gak ekstrem kok santai. Brilian juga masih mau ngalah sebagai cowo
"Terus gantinya siapa nih ?" Tanya Jefran yang tidak memperdulikan dua sahabatnya sedang baku hantam disampingnya
"Dio aja kali ya ?" Usul salah satu panitia
"Kok gue ?" Dio tidak terima
"Oke boleh. Yo maju Yo gece" perintah Satya
"Tapi bang--"
"Perintah ketuplak loh ini" ucap Satya
Dio akhirnya menghampiri Wirga secara terpaksa
-
"Hmm jadi gitu.... gak heran sih kalo maba banyak yang caper sama lo Ga. Perlakuan lo terlalu lembut ke mereka" ucap Satya usai Wirga dan Dio kembali duduk
Wirga dan Dio mempergakan reka ulang sesuai apa yang Wirga lakukan di Lapangan. Untung saja Dio tidak segenit dan berlebihan seperti Brilian. Jadi Kinala juga gak protes
Sehingga proses reka adegan berjalan lebih cepat
Satya mengusap dagunya pelan sambil berfikir dan menatap panitia divisi medik satu persatu
Lala makin memundurkan badannya dan bersembunyi setengah badan di belakang Wirga, Lala juga masih meremas ujung baju Wirga
Wirga yang tahu sahabatnya ketakutan, mulai menggenggam tangan Lala yang meremas pakaiannya
Bermaksud menenangkannya
"Gak usah takut La, ada gue" bisik Wirga
Lala masih diam
"Oke deh. Di divisi medik bukan cuma Lala kan yang anak kedokteran ?" Tanya Satya
"Iya bang..." jawab panitia medik kecuali Lala
"Adira, Shania sama Rain anak kedokteran bang" ucap salah satu panitia medik
Satya menggangguk
"Berarti besok jadwalnya siapa yang jaga di Lapangan ?" Tanya Satya lagi
"Kak Lala, Devan, Trian sama Laras bang" Jawab Rain
"Oke.. kalau gitu. Untuk jadwal jaga selanjutnya kalau bisa anak kedokterannya dua ya, buat jaga-jaga. Jadi mulai besok Rain ikut jaga ya ?"
Rain mengangguk, menerima
"Fungsi anak kedokteran di medik kan buat menyaring dan memberi pertolongan pertama di Lapangan. Jadi biar gak keos kaya tadi. Mohon diperiksa dulu di Lapangan oleh ahlinya" titah Satya
"Setuju kan kalian anak kedokteran, jadwalnya double ?" Tanya Satya memastikan
"Setuju bangggggg" jawab mereka serempak
Satya menangguk-angguk lagi
Lalu matanya menarik perhatian pada Lala yang sedari tadi diam saja, tidak seperti biasanya
"La.. ?" Panggil Satya
"I-iya bang.." jawab Lala masih dengan kondisi sebelumnya
"Jangan takut La. You doing great today. Gue gak mau nyalahin siapa pun kok, karena ini salah gue juga. Jadi gak usah takut dan sembunyi gitu La. Gue gak gigit kok Hahahaha" Satya mencoba mendinginkan suasana walaupun garing
"HA ? HAHAHAHAHA" sahut Brilian mencoba mencarikan suasana juga. Ya lumayanlah agak lucu sedikit
"Oke. Rapat selesai kalau gitu, gue tutup ya...."
----
Wirga
Rapat selesai pukul 08.00 malam, semua panitia sudah sepakat untuk makan malam bersama di salah satu restoran cepat saji dekat kampus
Lala sudah duduk di jok belakang gue. Kita sedanc menuju restoran cepat saji itu
"La ?" Panggil gue
Daritadi Lala diam aja. Gue tau dia merasa bersalah karena seharusnya yang pergi ke Lapangan itu dia bukan gue
Tapi karena gue ketua ya gue harus turun tangan duluan buat memastikan terlebih dahulu
"Udah dong diemnya. Gue kesepian nih gak ada yang bawel sama mukulin pundak gue"
Bisa gue denger helaan nafas Lala. Walaupun jarak kita gak dekat banget, karena Lala gak pernah mau meluk gue kalo lagi diboncengin. Padahalkan gue pengen
ENGGA DENG. CANDA
YAKALEEE tapi sesikit pengen mah ada Hahahahaha
"Sorry ya Ga... gara-gara gue lo kena omel" ucap Lala
Gue kembali fokus ke jalan
"Kan tadi bang Satya sama bang Brilian gak ngomel La. Mereka bicara baik-baik kok. Udah dong jangan ngerasa bersalah gue sedih nih"
Gue pura-pura mengeluarkan suara menangis
'PUK'
Lala memukul bahu gue pelan
"Gitu dong La. Kangen tau udah lama gak di pukul lo"
E anjay dangdut banget gue
"Geli Ga sumpahhhhhh" protes Lala sambil kembali menepuk bahu gue
"Ehehehe gue juga sih... tapi serius sih, lo kalo diem mulu kaya tadi gue gak suka, jadi jangan sedih lagi ya La"
"Bacot lo. Gue turunin juga nih kalo ngomul"
"Lah ? Kan gue yang nyetirin motor dari tadi JUBAEDAH"
"Oh iya HAHAHAHA"
"PEGANGAN LA. MAU NGEBUT GAK NGEREM NIH"
"HAHAHAHA GAK MAOOOO LO BAUUUUU"
Walaupun garing tapi gapapalah yang penting Lala ketawa
Bahagia terus ya La. Bahagia terus sama gue
.
Semuanya sudah kumpul di dua meja makan. Gak semua panitia ikut
Yang mau dan bisa aja. Makanya cuman dua meja panjang yang diisi panitia
Sebagian langsung memesan makanan. Sebagian masih duduk buat istirahat dan males ngantri panjang karena rombongan kita
Kalo gue. Gue tunggu Lala aja yang mesenin, seperti biasa hehe
"La gue mau panas satu ya"
"La gue mau panas dua ya"
Lala bingung, gue juga bingung
Sejak kapan bang Brilian duduk disamping Lala juga ?
Sejak kapan bang Brilian minta Lala buat pesenin ?
Sejak kapan Lala mesenin makanan selain gue ?
"Eh sorry... jadi kebiasan La" ucap bang Brilian
Lala yang duduk diantara kita, tertawa kecil
"Gapapa bang.. Lo pesen apa tadi ?" Tanya Lala
"Eh gak usah La. Gue nitip Kikin aja"
"Gapapa bang. Tadi siapa yang panas satu ? Wirga ya ? Lo panas satu ya Wir ?" Tanya Lala pada gue
"Iya La. Kaya biasa" jawab gue
"Berarti yang panas dua lo ya bang ?"
Bang Brilian mengangguk
"Yang spicy ya La" pesan bang Brilian lagi
Lala mengangguk
"Bentar ya. Gue pesenin dulu"
Lala berdiri dan mendorong kursinya ke belakang
"La.. sekalian gue La. Mager" sahut Dio yang sedari tadi asik main Handphone didepan gue
"Ihh males amat..." ledek Lala
"Pelit lo... pilih kasih banget kalo sama gue" ucap Dio memelas
Lala tidak menggubris. Ia tetap lanjut jalan
"PANAS DUA SAMA ES KRIM OREO SATU LA" teriak Dio yang masih berusaha, semoga Lala mau memesankannya
"Pengen aja lo" ucap gue pada Dio
"Pengenlah" jawabnya
"Makanya cari pacar"
"Emangnya Lala pacar lo ?"
"Anjing" umpat gue membuat Dio tertawa puas
Gak sengaja gue menoleh pada bang Brilian dan kita sempet kontak mata beberapa detik sebelum kita sama sama buang muka
Ini kenapa jadi canggung gini sih ?
Dan kenapa gue kesel bang Brilian ikutan mesen ke Lala ?
Lala juga ngapain sih pake mau mesenin juga. Sebel gue
.
Gak lama Lala udah balik dan membawa satu nampan
Ia menurunkan makanan dan minuman milik di hadapan bang Brilian dan Dio
"Wihh makasih La" ucap bang Brilian
"Sama-sama" jawab Lala
"Es krim gue mana La ?" Protes Dio
"Pesen aja nanti sendiri. Keburu cair kalo pesen sekarang" jawab Lala
"Cerdas juga lo" saut Dio
Lala tersenyum sombong
"Punya gue mana La ?" Protes gue
Lala mengarahkan dagunya pada seseorang yang membawakan pesanan milik gue dan menurunkannya di hadapan gue
"Thanks ya Najwa" ucap Lala mewakilkan
"Sama sama La" jawabnya lalu pergi ke meja satunya
Gue makin kesel. Kenapa dia gak bawain punya gue ? Kenapa dia malah mengutamakan punya Dio dan Bang Brilian ?
Apa sekarang perhatian Lala udah gak buat gue seutuhnya ?
Eh.. lo ngapa sih Wir. Inget lo sama Lala cuman sahabatan gak lebih
Gue makin kesel pas liat ada saos di piring pesanan gue. Padahal ayam ini udah pedas dan gue gak suka pake saos lagi
"Tadi nampan gue penuh Wir. Terus mau gue bolak balik buat ambil. Tapi Najwa nawarin bantuan. Daripada lo nunggu lagi, yaudah sekalian dia bawain. Maaf ya" jelas Lala yang baru aja balik abis cuci tangan
Gue diem aja. Masih kesel
Makanan pun gak gue sentuh sama sekali
"Wir ?" Lala menoleh ke gue
Gue ambil handphone biar gak natap dia
"Kok gak dimakan ?" Tanyanya
Gue masih diem, gak gubris
"ASTAGA ! YA AMPUN.. maaf ya Wirgaaa" teriak Lala heboh
"Kenapa La ?" Tanya Kak Kinala
"Gapapa kok kak. Ehehe sorry"
"Biasain jangan teriak napa La ? Lo kan cantik, malu dikit dong" sarkas Bang Jefran
Diem-diem gue merhatiin
"Iyaa... maaf bang" ucap Lala melemah
Gue bisa liat Kak Kinala mencubit perut bang Jefran
Lala menukar makanan gue dengan makanan miliknya yang belum tersentuh
"Makan punya gue aja ya Ga. Sorry banget" ucap Lala
"Makan dong Ga..."
Gue masih main handphone
"Makan Wirga !"
Masih gue kacangin
Lo kenapa sih Wir ? Kok kesel Lala perhatian sama yang lain ? Emang lau sokap ?
"Wir..."
"CK !"
Lala merampas handphone gue secara paksa
"Cuci tangan sana !" Omelnya
Gue masih diem
"AAAHHHKK IYA LA IYA. IYA INI GUE CUCI TANGAN. IYA LA. WOYY !!"
Lala mencubit perut gue lumayan kencang
Ini cewe - cewe kenapa demen nyubit perut sih ?
Gue beranjak pergi cuci tangan
Selesai cuci tangan. Gue langsung makan sebelum Lala ngomel lagi
Eh tapi kok gue seneng ya Lala masih mau ngomel kaya tadi ?
Tapi salah gak sih gue kesel karena sahabat gue mulai perhatian sama orang lain ?
Dan selama ini Lala juga gak pernah cerita soal cowo yang dekat sama dia. Tapi sekarang dia nunjukin perhatian ke cowo lain selain gue dan Dio
Jadi gini rasanya cemburu sama sahabat sendiri ?
Padahalkan gue juga lagi suka sama cewe lain. Tapi kenapa gue bisa cemburu sama Lala ?
Gak mungkin kan gue suka sama sahabat sendiri ?
La ? Gue egois ya ?
.
.
.
.
.
.
Iya kamu egois Wir *Eh
Semoga suka yaa hehe maap kalo gaje
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Page
Short Story-Day6 Lokal Version a.k.a EnamHari- Sepenggal halaman demi halaman berdasarkan pengalaman hidup pengisinya, Keenam pria dalam menjalani masa pencarian ilmu, jati diri, musik, persahabatan hingga cinta pada akhirnya berakhir menjadi sebuah buku berju...