Sudah Terjadi

273 23 11
                                    

Tuttttt
Tutttt
Tuuttt
Sambungan telpon saat chaeyeon menghubungi nyonya bae yang tak lain adalah ibunya.

Mati.
Tidak ada jawaban

Chaeyeon mencoba menenangkan dirinya sendiri.

Ryeong bangun, ayolah.

Akhirnya dengan cepat chaeyeon mengangkat tubuh lemah chaeyeon dan terus berjalan. Mencari pertolongan,
Chaeryeong? Apa yang kau inginkan hm? Apa kau ingin ayah memarahiku? Kenapa? Hay? Katakan apa yang sakit?
Chaeyeon tau itu hanya sia-sia dia tau chaeryeong tidak akan membuka matanya saat ini.
Akhirnya chaeyeon berhenti di seberang jalan.
Menunggu seseuatu yang lewat entah orang tak di kenal atau taxsi dan semacamnya.
"Sadarlah ryong aku menyayangi mu sungguh. Jangan seperti ini"

Hp chaeyeon tiba-tiba berbunyi
Menunjukkan nama yang menelponnya
"Bear is ma fat?"

Ayah fikir chaeyeon.
Chaeyeon langsung mengangkat telponnya.

"Yah, tolong ke tepian sungai dekat sekolah"

*yaaak, kalian dimana? Ini sudah sore! Mana chaeryeong? Ayah sudah menelponmu sejak sore tadi.

-sudahlah jangan manaikkan emosi terus Seul seru ibu

Aku mendengar ibu dengan sangat lembut mengatakan itu kepada ayah.

Ya ayah memang akan selalu menomer 1 satukan chaeryeong dalam hal apapun.
Aku sadar.
Tapi untuk saat ini memang chaeryeong yang harus di nomer 1 kan.

-"sayang ? Kau dimana?" Ibu dengan lembut bertanya. Ibu tidak membawa hp apakah kau menghungi ibu tadi?

-bu, maaf dan cepatlah kesini, chaeryeong tak sadarkan diri.

-"bagaimana bisa hm?

Baiklah ibu segera kesana, dan tolong tetap jaga adikmu, aku menyayangimu sayang"

sambungan telpon putus.

Begitulah ibu, tetap bisa menenangkanku, akan selalu lembut, dan tidak akan pernah meninggalkan kata sayang di dalam ucapannya.
Itu yang membuat aku seorang lee chaeyeong menyayangi seseorang yang bernama bae irene lebih dari apapun"

15 menit berlalu ayah dan ibu belum juga datang.
tubuhnya sudah sangat dingin, dan bibirnya pucat sangat pucat

"Ryeong, hay sabarlah pangeranmu akan datang sebentar lagi.
Jadi kau harus bertahan nee.
Maaf aku tak bisa menjagamu."

Tin,tin,tin
Suara klacson mobil dari arah belakang, dan aku tersenyum mobil yang ku kenal telah datang. Ya ayah dan ibu di dalamnya.

Ayah langsung keluar dan mengambil chaeryeong dari pelukanku.
Matanya terlihat tajam menatap ke arahku.
Sedangkan ibu membuka pintu mobil untuk membantu ayah.

Bee ayolah masuk cepat, ayah memanggil ibu agar cepat kembali ke mobil.

Ibu masih berada di samping ku, ayo ikut seru ibu.

"Yahh chaeyeong jangan hanya diam cepat masuk , kau ingin adik mu pergi ?"

"Jangan hanya berdiam, bee ayo cepat."

Ayah nampaknya memang sangat sangat khawatir.
Bagaimana tidak, dulu chaeryeong hanya terjatuh dan kakinya lecet saja ayah sampai tidak memperbolehkan chaeryeong keluar rumah selama 1 bulan. Ayah akan mengontrol luka nya. Apalagi sekarang.

"Bu, aku pulang kerumah nenek, maaf aku tak bisa ikut, sepedaku ada dibawah pohon , *disana aku menunjukkan pohon di dekat tepian sungai"

Tidak sayang kau harus ikut, ini sudah Hampir malam.

"Bee, apakau hanya akan diam disana, kalau iya aku akan pergi membawa chaeryeong ku sendiri."

Ayah benar-benar sudah hilang kendali.

Ibu dengan cepat meninggalkanku.

Aku tersenyum miris nyatanya ibu juga memilih chaeryeong.

"Silakan kalian pergi berdua"

Dapat ku dengar ibu mengatakan itu pada ayah.
Dan kulihat wajah ayah sangat merah dan dia langsung menjalankan mobilnya dengan cepat. Meninggalkan aku dan ibu di tepi jalan.

Aku diam, untuk menoleh ibu rasanya aku juga takut, tapi ibu memelukku dengan erat.
Ya selalu begini memberi kenyamanan untukku.

"Chae, maafkan ibu"
Aku menatap mata ibu yang sudah berkaca-kaca.

"Maaf bu

"Sttttt, kau tak perlu minta maaf.
Dimana sepedamu, ayo kita kesana

Sepanjang jalan menuju tepian sungai ibu memelukku, hingga aku sedikit lupa tentang kejadian yang telah terjadi beberapa menit yang lalu.

"Waaaah apakah kalian tadi camping ? Ibu tersenyum

"Iya seruku

"Chae duduklah disini, disamping ibu.
Aku mengikuti ibu dan duduk disampingnya.

"sudah lama bukan kita tidak menghabisakan waktu berdua.

Hm aku menjawab dengan singkat rasanya aku hanya ingin diam sekarang

"Ibu mengkhawatirkan chaeryeong."

Ku lihat ibu meneteskan air matanya.
Dan membawaku untuk berbaring di pangkuan ibu sambil ia terus mengusap lembut suarai rambutku.

"Kau dan chaeryeong adalah malaikat ibu, ibu tidak mungkin membedakan kau dan dia, kau tau itu chaeyeon?"

"Ibu selalu merindukan dimana kita bisa berkumpul berempat dan menghabiskan waktu bersama."

"Ibu juga Ingin tidur memelukmu setiap malamnya. Ibu juga ingin"

Sttttt bu, aku memotong pembicaraan ibu.

Aku tau apa yang ibu inginkan, dan aku merasakan apa yang ibu rasakan

Ibu tersenyum memandangku,
"Kau memang anak ibu, sayang.
Aku tersenyum

"Apa kau membenci chaeryeong?
Ibu bertanya dengan tepat kerah mata ku.

Aku, ya aku diam
Aku juga tidak tau bagaiamana sebenarnya perasaanku.

"Ibu harap kau tak membencinya Chae, sebab dia sangat menyayangimu, dia juga sama seperti ibu ingin selalu bersamamu."

Lalu kenapa aku tidak bersama kalian bu?

Aku memberanikan diri menanyakan hal yang dari dulu ingin ku tanyakan.

"Nenek dan kakek mu yang membuat semuanya begini. Saat kau dan chaereyong lahir, nenekmu langsung mengatakan pada ayah bahwa kalian harus dipisahkan itu untuk kehidupan kalian yang lebih baik, nenek kalian sangat percaya pada nenek moyangnya.

Apakah ayah tak mencegahnya?

"Ayahmu sudah mengatakan bahwa kami bisa menjaga kalian berdua, tapi kau tau sendiri bagaiamana sifat nenek mu chaeyeon.

Ya aku terdiam

"Chaeyeon, maaf untuk sikap ayah tadi,dia sangat khawatir dengan chaeryeong.

Iya aku paham bu

"Sekarang ceritakan bagaiamana chaeryong bisa pingsan? Hm?

Aku pun menceritakan dari awal hingga bertemunya aku dan ibu di tepi jalan tadi.

Ibu hanya tersenyum, dia sangat bahagia chae bisa menghabiskan waktu bersamamu.
Itu yang ibu katakan.

"chaeryeong lupa membawa vitaminnya, itu yang sebenarnya terjadi, jadi kau jangan berfikir chae sakit karena mu"

Aku mencintaimu mu sungguh !!
Aku menyayangi mu bu !!

Ibu memelukku,
Apakah kita akan tidur disini?
Ibu menyadarkan ku

Kami tertawa ringan bersama

Jika boleh kita tidur disni kita akan tidur disini bu.

"dan kau tak mengganti baju seragammu ini eoh?

Haha
Aku tertawa , kajja kita pulang
Naik sepedaku dan aku yang akan membonceng ibu.
Jadi penganglah yang kuat

Sungguh ini hadiah indahku.
Bukan berarti chaeryeong sakit adalah hadiah untuk ku juga. Itu berbeda sangat berbeda.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 07, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Heart ChaekuraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang