3 | Semoga Hanya Ilusi

58K 3K 43
                                    

-Lebih baik dibenci tapi menjadi diri sendiri, daripada disuka tapi menjadi seperti orang lain-
(Anonim)

________________________________________

🌸بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ🌸

Happy reading
.
.
.

Bandara Soekarno-Hatta menjadi salah satu Bandara tersibuk di Indonesia dengan lebih dari 100 penerbangan setiap harinya. Karena itu, tentu saja penumpang yang berdatangan masuk dan keluar dari Airport Ibu Kota ini juga banyak sekali.

Suasana Bandara Soekarno-Hatta terlihat begitu ramai. Beragam jenis manusia ada di sini dengan tujuan yang beragam pula, tak kecuali seorang gadis dengan seragam sekolahnya yang tengah kebingungan sendirian.

Semalam, ia menawarkan diri untuk menjemput sepupunya yang kembali dari liburan. Gadis berkerudung ini memilih izin dari sekolah hanya untuk menjemput mereka. Tetapi, sudah setengah jam menunggu, tak juga tampak kedatangan tiga orang itu. Ia menghela nafas dengan memandangi ponselnya yang kehabisan baterai hingga membuatnya seperti orang bodoh saja di sini.

Saat kebingungan kian menghampirinya, ia dikagetkan dengan tepukan di pundaknya oleh seseorang yang sangat ia kenal.

"Illa, Kakak titip ini bentar ya! Kakak kebelet banget, mana tembus lagi. Mau sekalian ganti pakaian." ucap orang itu dengan tergesa-gesa.

Gadis berama Khalilla ini pun mengambil alih papan nama yang dibawa Ratu sekaligus sebuah map. "Terus, Illa harus gimana?" tanyanya.

"Kamu berdiri aja di sana sambil pegang papan nama, jangan lupa angkat tinggi-tinggi biar kelihatan. Misalkan Kakak kembalinya lama, kamu kasih aja langsung map ini ke orangnya, terus bilang kalo Kakak izin ke toilet bentar. Oke!" timpal Ratu sambil menutupi gamis bagian belakangnya dengan handbag.

"Tapi, Kak, Illa mau jemput Hasbi." tolak Khalilla dengan wajah memelas.

Ratu melebarkan pupil matanya seraya mengetuk lembut kepala Khalilla. "Kamu pintar tapi nggak pintar-pintar ternyata. Tante Oya aja udah sampai satu jam yang lalu. Dia hubungi Kakak, katanya, kok Illa belum dateng dan ditelepon nggak aktif. Jadi, Kakak pesenin mereka taksi sebelum ke sini."

"Ya sudah, Kakak ke toilet dulu. Makasih ya Illa sayang, atas bantuannya. Untung ada kamu." tambah Ratu tanpa memberi Khalilla kesempatan untuk bersuara. Wanita 25 tahun itu pun bergegas meninggalkan Khalilla.

Khalilla menghela nafas seraya mengumpulkan kesabarannya. Sia-sia saja dirinya izin dari sekolah, padahal hari ini adalah hari pertama setelah liburan kemarin. Niatnya ingin menjemput Hasbi, Ayah dan bundanya, pada akhirnya malah terlibat dengan urusan orang lain di sini.

Demi amanah sang kakak sepupu, Khalilla pun berbaur dengan orang-orang yang juga mengangkat beberapa papan nama sepertinya. Gadis beransel ini mengikuti apa yang orang-orang itu lakukan tanpa melihat terlebih dahulu nama siapa yang tertulis di papan yang ia pegang. Khalilla hanya ingin orang yang ditunggu Ratu itu cepat datang, kemudian menyerahkan titipan Ratu ini sehingga Khalilla bisa kembali ke sekolah lebih cepat.

Beberapa puluh menit kemudian, Khalilla merasa kakinya mulai pegal. Ia pun memundurkan tubuhnya dan hendak duduk sebentar, namun, niat tersebut langsung ia urungkan saat menyadari jika seorang pria sedang memandanginya---lebih tepatnya, mencermati papan nama yang ia pegang.

Lantunan Cinta Dari Khalilla ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang