“Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.”
[an-Nisa: 19]
_________________________________________🌸بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ🌸
Happy reading
.
.
.Khalilla tengah gelisah di bangku sekolahnya, antara ingin pulang bersama Alyau atau tidak. Alyau menawarinya tumpangan sesuai pesan dari sang Abi, sebab, mereka akan langsung menuju Rumah Bersalin.
Tapi, pada akhirnya tawaran dari Alyau terpaksa Khalilla tolak karena teringat dengan ancaman pria yang sampai sekarang belum juga diketahui namanya itu, hanya mata biru saja sebagai kodenya.
Khalilla mengeluarkan ponselnya seraya mengetik pesan untuk Faaz, menanyakan di mana adiknya sekarang. Jika sudah sampai di Rumah Bersalin, bagaimana keadaan uminya.
Setelah mendapat balasan dari Faaz, Khalilla pun bernafas lega. Dengan wajah sumbringan, Khalilla langsung membalas pesan tersebut dengan mengatakan bahwa ia sebentar lagi akan menuju ke sana.
Saat ingin menyimpan ponselnya, Khalilla baru menyadari bahwa nomor ponsel Ratu masih terblokir sejak dua hari yang lalu. Khalilla tahu jika Ratu akan kelimpungan untuk menghubunginya hingga gadis berpipi subur ini mengubah setelan ponselnya.
Beberapa saat setelah membuka blokiran tersebut, tanpa diduga panggilan masuk dari Ratu pun muncul. Khalilla menghela nafas seraya mengumpulkan suaranya untuk menggeser icon hijau tersebut.
"Assalamu’alaikum, Illa." sapa Ratu di seberang sana, terdengar jelas helaan nafas sang Ibu pengacara, mungkin karena Khalilla bersedia menjawab panggilannya kali ini.
"Wa'alaikumussalam, Kak." jawab Khalilla sambil menggigit bibir bawahnya, ia sudah menduga sepupunya pasti membawa suatu petaka berupa si mata biru.
"Kakak ada di luar sekarang. Kamu di mana? Jangan bilang kamu udah pulang duluan?" Ratu memastikan.
"Illa masih di kelas kok." Khalilla mulai merapikan tasnya.
"Oke, Kakak tunggu. Cepat ya!" perintah Ratu.
Tak perlu bertanya pun Khalilla sudah tahu bahwa kakak sepupunya itu sedang bersama Om mata biru. Saat berbincang, terdengar sebuah suara di dekat Ratu yang Khalilla yakini adalah suara orang itu.
Khalilla menutup pintu kelasnya yang sekarang tak berpenghuni lagi, kemudian ia menggenggam erat ponselnya. "Kak Ratu nyusahin aja sih, udah bawa Illa ke sumber masalah, eh malah nganter sumber masalah ke sini. Illa berharap Kak Ratu bisa nyelesaiin sendiri tanpa melibatkan Illa, malah si pak tua mata biru itu yang ngotot. Memang ya, pesona Illa tak terbantahkan, buktinya sekarang nambah satu lagi fans Illa selain si Qaddafi." gerutu Khalilla.
Saat bergerilya dengan pikirannya, Khalilla teringat dengan seseorang yang beberapa tahun terakhir ini mampu membuatnya tertunduk malu meski hanya mendengar suara ataupun melihat wajahnya.
"Beginilah hidup, orang suka Illa, Illanya suka sama yang lain. Semoga Allah mengizinkan Illa menjaga perasaan yang paling suci ini untuk seseorang yang kelak akan menemani Illa meraih keridoan-Nya. Tak perlu harus orang yang Illa suka, cukup ia menyukai apa yang Allah suka dan selalu menolak apa yang Allah larang, maka itu lebih dari apapun." Pikir Khalilla.
Setelah melewati gerbang sekolah, Khalilla melihat ada dua mobil yang terparkir tak jauh dari posisinya. Salah satu dari mobil itu sepertinya tidak asing dan mobil satunya lagi pasti milik Ratu. Khalilla mendekati dua mobil yang terparkir berdampingan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lantunan Cinta Dari Khalilla ✔
SpiritualSequel Lafal Cinta Untuk Shanum ♡Romance-Spiritual-Humor♡ ❌DILARANG PLAGIAT❌ ☆ALLAH SWT MAHA MELIHAT☆ * Jangan men-copy sedikit, sebagian, apalagi keseluruhan isi cerita ini! Mari berpikir kreatif dengan ide milik sendiri, agar apa yang kita tulis m...