Author "Author terlupa, ternyata ada satu lagi. So ini beneran last part kok. Langsung saja mari kita sambut Angel!! Silahkan masuk~"
Angel "Hi, dsini saya akan menceritakan pengalaman ku."
Aku Angel, yah panggil saja begitu..
Aku suka nonton BoboiBoy sejak masih kls 2 SD, ngak sengaja ketemu di Channel MNCTV.2 tahun berlalu, ngak ada yang tahu klo aku suka nonton BoboiBoy, kecuali adek2 ku. Hingga identitasku sebagai Boyfers terbuka.
Disekolahku ada les sore setiap hari Senin-Kamis.
Aku masih kelas 4, saat itu ada siswa yang membawa handphone ke sekolah (padahal sekolah tidak mengizinkan)Aku tak sengaja melihat mereka setelah keluar dari WC. Kebetulan cuma aku sendiri..
Mereka ada berempat, cewe semua. Mereka berkumpul di balik sebuah bak air di belakang toilet sekolah, anggap saja identitasnya: *C, N, R,* dan *S*.
"Eh, Angel. Ngapain?" kata si C dengan senyum.
"Ah, aku.."
"Jangan beritahu guru ya.. Plisssss.." ucapnya sambil menggenggam tanganku. Ia berusaha membuat ekspresi seimut mungkin. Tapi bagiku itu sangat..
"LEBAY.." ucapku tanpa sadar. Ia langsung mencengkram tanganku yang semua ia genggam. A-aku hanya meringis kesakitan.
"Hei, C! jangan begitu... Nah, Angel. Nonton bareng yuk! Kau mau nonton apa?" ucap R yang mendorongku hingga terduduk di lantai semen yang berlumut itu.
"Ah, tidak!!!!!!!" aku langsung berlari pergi menuju kelasku.
Besoknya, mereka mulai bicara denganku, tapi dengan cara yang baik. Entah mengapa, semakin lama aku semakin nyaman bersama mereka. Akhirnya aku dan salah satu dari mereka, *S* menjadi sahabatku.
S itu selalu berada disampingku setiap senang dan sedih. Kedengarannya memang alay.. Tapi yah, seperti itulah rasa memiliki sahabat pertama.
Satu bulan setelah kejadian itu, aku menanyakan sesuatu pada *S* sepulang sekolah.
"S, aku mau tau.. Kau suka ngak..itu..em.. Nonton Boboiboy?" tanyaku dengan gugup. Yah, saat itu aku masih pemalu. (Eits, bukan berarti sekarang aku tak tahu malu :v)
"Hah? Apa? BoboiBoy? Apaan tuh? Hahahaha" tanya dia balik.
"Itu loh.. Sejenis... Emm.. Animasi gitu.." jawabku.
"Ohhhh.. Kartun yah?" tebak *S*. Aku mengangguk. Ia kemudian terdiam, memikirkan jawaban atas pertanyaanku.
"AKU TIDAK SUKA.. MAAF, BYE" ucapnya datar sambil berlalu pergi meninggalkanku yang membatu, aku masih polos saat itu. Aku hanya berpikir jika ia akan pulang duluan.
Aku berlari menuju mereka, lalu menarik —baca:menyeret— *C dan S* masuk ke kelas hingga membentur meja.
Aku memukul kepala *C* dengan buku harianku sebanyak 3kali, kemudian mengoyakkannya.
"MAKAN ITU, SETAN!!!" bentakku pada *S* sambil melempar sobekan buku itu padanya. Ia hanya diam.
"MULUT EMBER, PEMBOHONG, BANGSAT, JALANG, LEBAY..." ucapku berulang-ulang dengan senyum, sambil mencubit pipi mereka berdua hingga sedikit berdarah.
"Nih sarapan.. Mati kau"gumamku sambil menyumpalkan selembar kertas ke mulut *S*. Mulai terdengar beberapa siswa melewati kelasku.
"Aku masih tidak memberitahu guru tentang membawa ponsel disekolah, jadi diamlah," ujarku lalu duduk di bangkuku seolah tidak tahu apa-apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Apa Salahnya Jadi Boyfers?
FanfictionKumpulan cerita tentang penderitaan dan pengalaman yang di rasakan ketika menjadi Boyfers. Berbagai hinaan, ejekan, caci maki, bahkan bullying, diterima dengan kesabaran yang menghampiri hati. Ingin tau kisahnya? Langsung saja baca ini ya!! ^^ ➖➖➖➖...