Ingatan kita seperti danau yang nyata dan luas, meskipun tidak seluas lautan. Kita tidak pernah tenggelam di dasar danau atau di permukaan, tapi di tengah-tengah, terombang-ambing oleh gelombang yang membuat kita berpindah-pindah dari satu ingatan kelam, ke ingatan kelam yang lainnya.
"Satu, dua, tiga, empat, and lima..!" suara koreografer kami yang sedang mengatur ritme gerakan tari kami di sebuah Sanggar Tari; Posko La Bastari.
Gerakan demi gerakan kami lucuti, demi kesempurnaan penampilan kami di pementasan Seni Tari Nasional yang akan di adakan di Gedung Sultan Suriansyah, Banjarmasin. Pementasan ini bertujuan untuk mengajak generasi muda untuk mencintai kesenian daerah serta mempromosikan Seni dan Pariwisata Provinsi Kalimantan Selatan yang kaya dengan ke indahan alamnya melalui pementasan tari, dan pemuratan film sejarah Kerajaan Banjar.
Kali ini kami akan menarikan Tari Radap Rahayu, tarian yang di interpretasikan sebagai tarian untuk menyambut tamu sebagai tanda penghormatan. Tarian ini sejarahnya selalu diperagakan pada Penobatan Raja Banjar atau Pembesar-pembesar Kerajaan.
Klik!! suara musik yang dimatikan. "Ayo semuanya kita kumpul dulu" kata Mas Wahyu.
"Hari ini cukup dulu latihannya, evaluasinya tidak banyak, nanti kita akan bahas besok sore untuk persiapan gladi ya, yuk kita tos dulu" kami berkumpul membentuk lingkaran kecil dan menyatukan tangan kami. "Posko la bastari, Prestasi Untuk Banua!!" kami berseru. — "Anita! Kamu stay dulu ya" — "Baik mas" sautku sambil mengatur nafasku."Nit, ini perihal peranmu. Kamu kan nanti yang mengalungi Presiden dan Wakil Presiden yang akan datang ke pementasan, jadi sudah pasti, semua orang yang hadir nanti akan memandangimu sebagai kepala dayang para penari. Kali ini sanggar tari kita juga ada dipundak mu Nit! Kamu mengertikan?" — "Bahasanya halus, tapi sedikit sarkas" kata ku dalam hati. — "Iya mas, saya ngerti" jawabku. — "Kita semua percaya kamu nit" tangannya menepuk pundak ku. — "Tenang mas, sehabis ini saya akan latihan lagi di rumah, saya pasti melakukannya dengan cantik mas!" ujarku dengan penuh rasa percaya diri. — "Hmm! Mas percaya, yuk kita pulang! Langit sudah memerah."
Aku bersiap pulang dari sanggar tari, hari ini benar-benar sempurna, pikirku, langit pun berbisik kepada ku; "Kamu luar biasa cantik hari ini" kata langit tentang ku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Merayakan Kekalahan
Short StoryAnita Fitriana Sari adalah nama seorang perempuan yang benar-benar nyata. Sungguh setiap bagian cerita yang akan kamu baca adalah sekedar imajinasi yang disusun dengan sedikit potongan-potongan kenyataan yang nantinya akan saling mengisi ingatan-ing...