04 - Merona

118 3 0
                                    

Aku selalu senang ketika mengingat cerita kenapa warna langit senja itu merah? Entahlah, ada sesuatu yang amat dekat tapi tidak terlihat, ia ada tapi tidak bisa ku raba! Begini ceritanya;

Pada suatu hari ada dua orang kakak beradik yang duduk di tepian pantai selatan Yogjakarta. Mereka sedang memandangi hiruk piruknya ombak, dan menyerap angin laut yang kadang tenang, kadang juga bisa mengamuk semaunya. Mereka adalah Luka dan Indah.

Waktu sudah menunjukan pukul 17.15 WIB, matahari sudah perlahan menyurut, air laut juga sudah mulai pasang. Tiba-tiba Indah bertanya;

"Luka! Kenapa langit senja warnanya merah?" — "Kamu pernah terluka?" tanya Luka. — "Pernah" memalingkan wajah ke arah Luka. — "Berdarah?" —"Hmmm, iya!" mengangguk mengiyakan. — "Apa warna darahnya?" — "Merah" jawab Indah. — "Dahulu pagi itu kekasihnya malam, tapi malam berkhianat jatuh cinta kepada eleanor sang bintang" —"Lalu?" — "Pagi pun balas dendam bercinta dengan senja" — "Bentar-bentar! Hubungannya apa dengan langit senja yang warnanya merah?" saut Indah yang penasaran. — "Pagi tidak pernah benar-benar mencintai senja, begitu juga malam yang tidak pernah meninggalkan eleanor sang bintang. Lalu menurutmu, siapa disini yang paling terluka?" — "Senja! Dia hanya menjadi alat balas dendam yang percuma" — "Apa warna darahnya?" — "Merah!!"

"Mari kita pulang! Sebentar lagi adzan maghrib akan berkumandang, angin laut juga sudah mulai mengamuk semaunya!!" ujar Luka. Kakak beradik itu pun pulang kerumah mereka yang tidak jauh dari tepian pantai, diiringi oleh warna langit yang semakin merona.

Perjalananku pulang dari sanggar tari menjadi sangat hangat, dengan mengingat cerita yang menyimpan makna yang tidak sederhana ini, pikirku "Indah belum tentu bahagia, jika merona maka senja sedang mengingat lukanya yang amat luar biasa."

"Ibuu..! Nita pulang, nanti malam Nita mau cerita ya bu!" kataku sambil melepas sepatu di depan pintu rumah.

Merayakan KekalahanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang