Love and Hate
B x G
—Seorang laki laki berpostur tubuh cukup tinggi, bermata dingin nan tajam kini tengah berdiri diatas atap sekolah. Sudah menjadi rutinitas laki laki itu apabila menjelang sore atau menjelang pulang sekolah.
“Saya ingin kamu mengikuti kemauan saya! Bukannya membangkang, kamu bisanya hanya membolos, semua mata pelajaran tidak ada yang tidak merah, sering keluyuran tidak jelas, keluar masuk BK. Mau jadi apa kamu? Seharusnya kamu seperti kakak kamu sekarang! Saya malu punya anak seperti kamu!”
“Anda selalu membandingkan saya dengan kakak saya, seharusnya anda tidak membiarkan saya hidup ketika saya lahir. Biar dia yang selalu menjadi kebanggaan anda! Dan saya akan sukses dengan jerih payah saya sendiri, tanpa ada campur tangan anda! Saya akan tunjukkan kepada anda bahwa saya mampu, apabila saya gagal anda boleh menertawakan saya! Permisi”
Memori itu terus terngiang ngiang, rasanya ia ingin segera pergi ketempat yang jauh agar kejadian itu lenyap selamanya.
Sebenarnya ia ingin bercerita pada seseorang tapi ia takut apabila diceritakan pada orang yang salah, selama ini ia hanya memendam seluruh masalahnya.
“Lo ngapain disini?” Ujar seseorang dari belakang yang membuat laki laki tersebut sedikit tersadar dari lamunannya.
Laki-laki itu tidak menjawab, melainkan mengangkat bahunya acuh.
“Lo ngapain disini?” Tanyanya sekali lagi, laki laki tadi hanya menghela nafasnya
“Gue lagi berdiri, sambil menatap bawah”
“Ya gue tau lo lagi berdiri, tapi maksud gue–”
"Kalo lo udah tau, silahkan pergi" ujarnya dengan nada dingin nan tajam.
“Lo gak berhak ngusir gue, karena atap ini bukan punya lo. Disini orang bebas berkunjung bukan cuma lo aja” jawab gadis itu sambil bersedekap dada.
“Kalo lo kesini cuma mau ganggu gue, mending lo pergi sekarang. Berisik.”
"Oh ya? Tapi gue ngerasa gue gak ganggu lo tuh, jadi gue disini aja" ujar gadis itu lalu bersandar pada pagar pembatas sambil menatap wajah samping laki laki tersebut.
“Denger ya Son Juyeon. Kalo lo ada masalah, lo bisa cerita sama gue jangan dipendam”
“Apa peduli lo, huh?”
“Lo butuh seseorang buat ceritain masalah lo. Kalo gak, nanti lo sendiri yang sakit. Gue gak berharap lo mau cerita sama gue tapi setidaknya lo ceritain ke orang yang bener bener lo percaya, Seo” ujarnya dan sedikit menepuk bahu Eunseo
Dia Eunseo. Laki-laki yang sudah lama merasakan kesendirian, kehancuran, kesedihan yang mendalam. Dan dia tidak pernah meminta bantuan pada orang lain, karena menurutnya semua orang sama saja. Hanya berpura pura alias memakai topeng kebusukan, dia benci dengan keramaian.
Tetapi ada sedikit perubahan ketika gadis itu mengajaknya berbicara, mengajaknya berkenalan, walaupun Eunseo tidak pernah berbicara kepadanya.
"Gue gak butuh siapapun, termasuk lo. Mending lo pergi sekarang!" ujarnya dengan nada sedikit tinggi.
“Gue gak akan pergi sebelum lo cerita. Gue mau bantu lo, Seo! Gak ada maksud lain, gue tau lo gak kayak gini sebelumnya. Gue mau ngeliat lo senyum, gak kayak gini!”
“Lo kenapa mendadak mau tau banget kehidupan gue sih? Dibayar siapa lo?”
“Demi Tuhan, gue cuma mau bantu lo tulus. Demi Tuhan gue ga dibayar siapa siapa, tolong jangan berpikiran buruk tentang gue seo” ujar gadis itu.
“Dan gue mohon seo, tolong jangan merokok lagi. Gue tau lo ga tahan asap rokok, tolong jangan siksa diri lo” Gadis itu mencoba mengambil rokok tersebut tetapi tangan eunseo lebih cepat menghindar.
"LO GAK USAH GANGGU HIDUP GUE! Gue mau lo pergi, sekarang" bentak Eunseo dengan napas yang memburu dan penuh penekanan pada ucapannya.
"GUE GAK AKAN PERGI, GUE PEDULI SAMA LO! G–GUE SAYANG SAMA LO! G–GUE SUKA SAMA LO, SEO! GUE GAMAU LO KAYAK GINI TERUS. Gue sayang sama lo seo, sayang banget" bentak gadis itu lalu berubah menjadi isak tangis
"Bullshit" Eunseo tersenyum sinis. Dia menganggap ucapan gadis itu hanya omong kosong belaka, ia sudah kebal dengan kata kata itu.
"Gue harus apa, seo? Supaya lo percaya sama gue" lirih gadis itu
Eunseo menoleh dan menatap gadis itu "Lo mau tau?"
Gadis itu hanya menganggukan kepalanya dengan ragu.
"Yang lo lakuin sekarang adalah LO PERGI DARI HADAPAN GUE, SEKARANG!" Bentaknya dengan keras
PLAK!!
"Gue cuma mau bantu lo! Apa lo ga sadar, siapa yang selalu ada disisi lo?! Ketika lo dalam masalah, siapa yang bantu lo?! Apa lo ga sadar hah? Brengsek! Gue benci sama lo! GUE BENCI SAMA LO!"
"Oh bagus lah, lo benci gue kan? Sekarang lo pergi dan satu lagi gue gak pernah minta bantuan sama lo. Gue harap lo pergi dari sisi gue, dari kehidupan gue dan juga dari hadapan gue!" Bentak Eunseo dan sedikit mendorong bahu gadis itu
"Oke gue pergi. Kalau gue tau bakal sesakit ini, gue ga akan pernah cinta sama lo dan gue harap lo gak nyesel" ujar gadis itu ketika isak tangisnya reda dan gadis itu mulai melangkahkan kakinya keluar dari rooftop itu.
Eunseo hanya menghela napasnya dengan kasar lalu mengadahkan kepalanya kelangit yang mulai mendung
"Maaf Xiao, gue sayang sama lo. Gue emang brengsek, gue ga pantes buat lo. Makasih udah peduli sama gue" ucap Eunseo yang sedikit menitihkan air mata dan dengan cepat ia usap
Chengxiao, perempuan yang ia kagumi dalam diam. Perempuan yang sukses membuat ia tersenyum walau tidak pernah ada yang melihatnya tersenyum, perempuan yang selalu mengganggunya. Kini ia telah menyianyiakan gadis yang selalu ada untuknya. Menyesal? Tentu.
—Fin.
〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️
Gimana? Gantung ya? Ga ngena ya?
Ya memang wkwk
Maapin ya:(
Sekali lagi, ini cerita oneshot.

YOU ARE READING
WJSN | Oneshot
FanfictionOnly WJSN member! 🚨do not read my story If you are homophobic🚨