sebuah pemandangan langka terjadi saat ini. dimana seorang hwang yunseong berada didepan meja belajarnya sambil membaca buku pelajaran ekonominya.
padahal meja belajar tersebut biasanya hanya menjadi pajangan dikamarnya, sejak pertama kali dibeli.
semua ini terjadi karena keum donghyun. yunseong merasa malu pada dirinya sendiri yang malas-malasan untuk belajar ketika sehat, sedangkan donghyun yang sedang sakit masih semangat belajar.
yunseong bisa tahu karena donghyun memberi tahunya. ketika ia sedang bertanya sedang apa adik kelasnya itu, dan donghyun membalas dengan kiriman foto buku-buku berserakan diatas kasurnya.
"barang ilith adalah barang yangㅡ ah anjir! ribet banget si pak jisung pake ngadain ulangan materi kelas sepuluh segala!" keluh yunseong sambil mengusap wajahnya kasar.
padahal ia baru belajar selama sepuluh menit, tapi sudah merasa bosan dan kesal karena materi yang ia baca tak kunjung terserap otaknya.
ketika hendak kembali menghapal, ponselnya yang menyala pun menginterupsi kegiatannya.
📞 younghoon is calling....
yunseong pun mengangkat panggilan dengan kening yang berkerut.
"ngapa hoon?"
"ryujin, seong. berulah lagi tuh anak." sahut younghoon yang terdengar samar karena bisingnya suara musik disana.
yunseong berdecak. "nggak ikutan ah. besok ulangan ekonomi, pelajaran pertaㅡ"
"sejak kapan lo jadi cemen gini? hahaha!" suara younghoon tak lagi terdengar, melainkan terganti oleh suara bangchan. "nggak datang? jangan salahin gue kalau ryujin kenapa-napa."
"bangsat!" umpat yunseong seraya berdiri. "ya udah, gue kesana." final yunseong sebelum mematikan sambungan. ia pun bersiap untuk pergi.
kini tubuhnya sudah terbalut dengan kaus, denim jaket dan celana jeans. menggantikan pakaian rumahannya.
yunseong melihat adiknya yang sedang bermain ponsel di ruang keluarga. "si, mami sama papi kemana?" tanyanya.
yuna melirik yunseong sekilas. "kejebak macet di tol. jadinya nginep dirumah tante chungha."
"oh," yunseong mengangguk dan hendak pergi setelah mengambil kunci motor diatas meja.
tapi pergerakannya tertahan oleh yuna. "eh! mau kemana? kalau mau ngurusin si ryujin, yosi bilangin ke mami papi!" ancamnya.
"sekali ini aja, si."
"nggak!" sentak yuna, lalu tangannya mengetikan sesuatu di ponselnya. "nggak kapok apa gaul sama ryujin?"
sang kakak mendesah frustasi. ia memutar otaknya agar yuna dapat diajak bekerja sama dengannya.
tangan yunseong menghentikan yuna yang sedang mengetik. "pesen apa aja, olbi yang bayar." ia membuat penawaran. "bukannya pengen banget beli barang yang bisa nyala itu? olbi bayarin deh. tapi please, jangan kasih tau mami sama papi, ya?"
yuna mendengus. kakaknya ini sangat ahli dalam hal membujuk. siapa juga yang dapat menolak akan dibayari membeli lightstick?
"ya-ya udah." putus yuna. "tapi jangan sampai kenapa-napa. jangan pulang terlalu malem. mami sama papi pasti telepon kalau yosi mau tidur."
yunseong mengusak rambut yuna, ia tersenyum. "siaaap, janji deh! olbi pergi dulu ya. hati-hati!" pamitnya sebelum pergi dari hadapan yuna.
"justru yang harusnya hati-hati itu olbi." gumam yuna, karena dirinya tahu bahwa yunseong tak akan mungkin pulang dengan kondisi sama seperti saat ia pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐛𝐚𝐝 𝐛𝐨𝐲 ◁ 𝘩𝘸𝘢𝘯𝘨𝘬𝘦𝘶𝘮
Fanfiction[ hwangkeum fanfict ] hwang yunseong; bad boy 101 high school. ia tampan, kaya, dan terkenal. siapa yang tak kenal dirinya? oh, kecuali pemuda imut yang satu ini. keum donghyun; definisi imut, dan menggemaskan. semua orang menyayanginya. yunseong ja...