agustus, 21 tahun yang lalu.
satu jam sudah sejeong menghabiskan waktu dengan duduk di sudut sebuah restoran, menanti kedatangan pujaan hatinya.
diliriknya lagi jam tangan yang melingkar dan juga pintu restoran secara bergantian. dan akhirnya di lirikannya yang entah keberapa kali ini, muncul sosok pria tampan dengan pakaian rapinya.
senyum di wajah sejeong pun merekah, seiring masuknya ia kedalam pelukan hangat yang ia rindukan ini.
keduanya berpelukan cukup lama, setidaknya sampai rasa rindu mereka yang tiada akhir itu sedikit mereda. setelah melepas pelukan, keduanya duduk berhadapan.
"urusan itu lagi?" tanya sejeong dengan bibir tertekuk. "seminggu ini kamu udah sibuk sama dia, dan di hari kita ketemu kamu masih aja ribet sama dia?"
lelaki itu menghembuskan napasnya. dielusnya tangan ramping sejeong yang bebas diatas meja. "i'm sorry, aku udah berusaha mati-matian buat nolak permintaan mama hari ini aja. tapi... lagi-lagi aku nggak bisa."
"aku rindu kamu hyun..." lirih sejeong sambil menahan air matanya. "aku kangen minhyun yang dulu. minhyun yang selalu ada buat aku, yang selalu nemenin aku, yang selalu jadi pangeran impian aku, yang-
-yang belum jadi tunangan orang lain."
sejeong sudah tak tahan, air matanya tumpah tanpa bisa dibendung lagi. hatinya teriris ketika mengingat bahwa tiga hari yang lalu kekasihnya ini telah melangsungkan pertunangan dengan wanita pilihan mama hwang ㅡjung chaeyeon, sahabatnya.
ia melepaskan genggaman tangan minhyun ketika matanya dapat dengan jelas melihat cincin perak tersemat di jari manisnya.
"bear..." panggil minhyun pelan sambil kembali berusaha meraih tangan sejeong.
panggilan itu jelas membuat sejeong semakin merasa sesak. "hyun... you love me, right?"
minhyun mengangguk mantap. "yes i do, bear." jawabnya. "percaya sama aku ya, aku janji akan beresin ini semua. aku janji akan buat kamu jadi yang terakhir buat aku. tunggu aku ya."
minhyun bangkit dari duduknya lalu merengkuh tubuh sejeong kedalam pelukannya. pertemuan pertama mereka setelah seminggu pun diisi oleh air mata.
hingga kemudian minhyun kembali bersuara. "sayang, kamu mau bantu aku gagalin perjodohan ini?"
sejeong melepaskan pelukannya dan menatap minhyun lamat-lamat, ia mengangguk antusias. "tentu mau!"
"kamu tahu kan, kalau seseorang menikah itu pasti karena adanya ikatan yang nggak bisa bikin mereka lari sedikitpun?" tanya minhyun, sejeong mengangguk. "cincin ini nggak ada artinya. ada ikatan yang lebih kuat dibanding status tunangan. kamu tahu itu apa?"
"...aku yakin ikatan seorang bayi diantara kita pasti lebih kuat untuk mempertahankan hubungan kita."
◁▷
hari ini merupakan yang sangat berat bagi sejeong. beberapa kesialan menimpanya bertubi-tubi. dimulai dari ia yang bangun kesiangan ㅡlalu terlambat bekerja, kemudian menumpahkan kopi keatas berkas dan juga pakaiannya, lalu terjatuh saat akan menaiki angkutan umum, hingga yang terakhir adalah tergelincir didepan rumahnya sendiri, dan tak lupa juga dengan rasa pusing yang sering menderanya.
ia kira semua kesialannya itu akan berakhir ketika ia menyimpan heels nya dan melangkah masuk kedalam rumah. namun rupanya semesta masih ingin mengujinya hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐛𝐚𝐝 𝐛𝐨𝐲 ◁ 𝘩𝘸𝘢𝘯𝘨𝘬𝘦𝘶𝘮
Fanfiction[ hwangkeum fanfict ] hwang yunseong; bad boy 101 high school. ia tampan, kaya, dan terkenal. siapa yang tak kenal dirinya? oh, kecuali pemuda imut yang satu ini. keum donghyun; definisi imut, dan menggemaskan. semua orang menyayanginya. yunseong ja...