Lawan rasa, lawan kata.

6K 152 10
                                    

Kadang, mau ngga mau, senyum harus dipaksa hadir. Berat, tapi bisa pekat.

Bukan berat karena harus tanggung konsekuen, tapi sudut kanan-kiri rasanya cukup kaku. Coba kompromi deh dengan hati kamu, bujuk sesekali, tapi jangan keseringan. Yakin, senyumnya bisa permanen.

Tapi jangan juga lupa, delay the tears is not always the good idea. Sometimes you just need to let it be.

Kita juga perlu ruang untuk nangis, untuk benci sama senyum, untuk lupa sama bahagia.

Tapi, jangan lama-lama. Mubadzir waktunya—dia juga berharga.

Berat, ringan, sulit, mudah, terang, dan gelap. Semua sudah dijarah kan? Tau rasanya? Jadi lebih berpengalaman? Tapi gamau ngalamin lagi? Gapapa. Gaperlu takut. Gaperlu nyerah. Perasaan kamu hanya sedang iseng mengganggu. Nanti juga kamu akur lagi dengan dirimu kok.

Jangan terlalu senang bertemu si mudah. Jangan terlalu santai bertemu si ringan. Jangan terlalu ramah pada si terang.

Tapi jangan takut juga kalau si sulit tiba-tiba hadir, lalu berat jadi betah singgah. Dan lebih parahnya, gelap jadi teman kehidupan.

Biar mereka bertemu. Beradu. Sampai gaduh. Lalu kamu bisa rangkum hari hari mu, jadi tahun-tahun penuh rasa. Bukan sekedar prosa mati rasa.

Jadi, bisa kan?

[02:15] 08/09/19

Kata Hati, Hari Ini.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang