Majikan

45 7 0
                                    

🥀🥀🥀

Sekarang, langit sudah menampakkan warna jingganya. Sekarang pukul 16.30 tapi, Reina belum juga sampai ke rumah.

"Ck, udah jam setengah 5, lama banget sihh padahal nggak terlalu jauh." Batinnya.

Setelah 5 menit berlalu, akhirnya Reina pun sampai.

"Ini mas." Sambil memberikan uang.

Setelah ojolnya berterima kasih, Reina pun masuk ke rumah. Nampaknya, seperti tidak ada orang di rumah, dia pun mempercepat langkahnya menuju ke kamarnya. Tapi dugaannya itu ternyata salah.

"Reina!" Pinta seorang lelaki yang tak lain adalah ayahnya.

Terpaksa Reina harus menghentikan langkahnya lalu berbalik menghadap ke orang yang memanggilnya.

"Ada apa tuan?" Tanya Reina seperti kepada majikannya.

"Reina! saya ini ayahmu bukan majikanmu jadi ayolah bicara seperti anak dan ayahnya, jangan mengucapkan seperti itu kepada ayah..." Ucap Bramanto yang dengan menatap sendu Reina.

"HAHAHA, ayah? Maaf tuan, ayah saya sudah meninggal." Ketus Reina.

"Kenapa kamu bilang seperti itu?? Kamu pikir saya siapa? Hah??" Bramanto dengan emosi mulai meledak.

"Anda kan majikan saya tuan. Masa anda sendiri tidak tau?." Dengan muka bingung Reina menunjukkannya kepada ayahnya.

"Kamu ini, MASIH BAGUS SAYA BIAYAKAN KAMU, tapi kamu malah seperti ini kepada saya!? HAHH?!!?" Suara Bramanto menggelegar di dalam rumah.

Dan Diana pun keluar dari kamar. Sepertinya ibu tirinya itu tertidur, tapi akibat suara ayahnya, Diana pun terbangun.

"Ada apa ini? Kenapa mas kamu bentak Reina kayak gitu??" Tanya Diana dengan raut wajah bingung.

"Sebaiknya kamu diam dulu Diana, saya hanya tidak habis pikir punya anak seperti dia!!" Sambil menunjuk Reina.

Sementara yang Reina lakukan adalah duduk di tangga mendengarkan perbincangan kedua suami istri di depannya itu sambil memangku wajahnya seperti seseorang yang sedang menonton film lalu dia pun berdiri.

"Maaf bu, (sambil membungkukkan badannya seperti memberi hormat) tadi saya di panggil sama tuan terus tuannya langsung marah-marah ke saya." Sambil menunjukkan wajah murungnya.

" dasar ini anak!!!!" Ingin menampar Reina tetapi tangannya di cekal oleh Diana.

Reina sudah terbiasa dengan tamparan dari ayahnya. Menurutnya, kekerasan yang dilakukan oleh ayahnya itu merupakan suatu pengajaran agar dapat kuat menghadapi segala hal. (Hahaha aneh emang yah Reina)

"MAS, apa-apaan kamu, dia itu anak kamu, masa kamu tega sihh tampar anak kamu sendiri?? Nggak habis pikir aku mas." Dengan kecewa Diana langsung pergi ke samping Reina dan menggenggam tangannya untuk mengajak Reina masuk ke kamarnya.

Setelah sampai, Reina pun membisikkan sesuatu kepada Diana dan hal tersebut di lihat oleh Bramanto.

"Udah gue bilang berapa kali! Lo Nggak usah sok peduli! Oke?!" Lalu Reina menutup pintu kamar dan menguncinya.

SpeechlessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang