Tetapi, Reina malah pergi meninggalkan lapangan dan hal itu membuat Dika berulang kali memanggil namanya namun, Reina tetap berjalan.
🥀🥀🥀
"Reinaaaaa berhentiiii duluuuuu donggg!" Pinta Dika sambil berlari mengejar Reina yang sudah mulai berlari meninggalkan kerumunan orang.
"Tuh orang kenapa sih ngejar-ngejar gue?" Kata Reina yang masih saja berlari.
"Aduhh, Reina lari kemana sihh? Kok cepet banget hilangnya." Sambil terengah karena sudah berlari. "Aku baru mau kasih tau kamu yang sebenarnya tapi kamu malah pergi" ucap Dika yang sudah frustasi karena tidak menemukan Reina. Setelah itu, Dika kembali ke panggung dan melanjutkan kegiatannya.
Di sisi lain, Reina bersyukur karena tidak di temukan oleh Dika. Entah seperti apa yang akan terjadi ketika Reina naik ke atas panggung. Bahkan Reina tidak dapat membayangkan betapa malunya dia saat naik di atas panggung.
"Syukur banget dah, bisa kabur dari si anak curut itu!"ucapnya.
"Tapi kenapa dia ngejar-ngejar gue? Pake sebut-sebut nama gue lagi suruh naik?!"kesal Reina.
"Sekarang gue nggak bisa kembali ke sana lagi, kalo enggak dia bakal tarik gue naik ke panggung" ucapnya.
"Sebaiknya gue ke kantin dulu deh sekalian mau makan" batinnya.
Sepanjang berjalan di koridor, dia hanya melihat beberapa kelas-kelas atasnya sedang belajar. Sesekali dia melihat ke dalam kelas namun, ketika ia melewati kelas 11 IPA 3, tanpa sengaja ia melihat anggota osis yang tadi menghukumnya. Matanya saling bertemu, namun entah kenapa anggota osis itu malah langsung masuk ke kelasnya. Sepertinya dia trauma akan di bentak lagi oleh Reina.
Reina pun bingung tetapi tetap menjaga wajahnya untuk tidak menunjukkan ekspresi apapun. Terkadang, dia juga di goda oleh beberapa kakak kelas yang sedang free dan duduk di depan kelasnya. Namun, Reina tidak menggubrisnya, ia terus berjalan.
Setibanya di kantin, dia mencari tempat yang paling pojok yang jarang di tempati oleh siswa lainnya. Ia merasa, menyendiri dapat membantu menyelesaikan segala masalahnya dibandingkan dengan berada dengan orang-orang yang heboh.
Dia pun pergi memesan makanan yang ingin dia makan karena semenjak tadi pagi sarapan yang ia lahap bukan berupa makanan tapi sebuah tamparan dan hal itu membuat tenaga nya terkuras.
"Mbak, nasi goreng satu dengan es teh manis" ucapnya yang sedikit agak berteriak.
"Baik, mohon di tunggu yah" ucap mbak kantin tersebut.
"Iya" singkat Reina.
Setelah menunggu sekitar 10 menit, makanan nya pun tiba. Reina tidak sabar ingin melahap makanannya itu. Dia pun berterima kasih kepda mbak yang membawakannya. Tetapi, ketika dia ingin menyuapkan makanan ke mulutnya tiba-tiba ada seseorang yang menarik piringnya. Dan orang itu adalah Dika. Orang yang sepertinya memiliki jiwa di mana-mana sehingga bisa di lihat di mana-mana.
"BAJINGAN LOHH!!!" Ucap Reina yang tidak tahan dengan emosinya sambil berteriak dan menggebrak meja.
"Kok adek kasar banget sihh hehe" Balas Dika sambil mengeluarkan senyuman khas nya.
"LOH TUH BISA NGGAK SIH SEKALIIIII AJA NGGAK GANGGU HIDUP GUE?? HAHH???" Kemarahan luar biasa yang di miliki oleh Reina seutuhnya pun keluar.
"Aduhh, jangan teriak-teriak dong, nanti babang Dika bisa tuli nihh!?" Balas Dika sambil menutup telinganya.
"BACOT ANJING!!!" Reina pun mengeluarkan bahasa indahnya. (auto istigfar yahh) Dan orang-orang yang berada di kantin itu pun tertuju pada Reina dan Dika.
"OMG, kak Dika di bilangin Anj- astagaaa"
"Kak Dika kamu nggak papa kan??"
"Gileeee, baru kali ini gue liat ada orang yang berani ngatain Dika kayak gitu"
"Hebat juga tuh cewek hahaha"
"Mampus luh Dika, dimalu-maluin sama adek kelas lagi HAHAHA"
"Kok Dika sabar banget yahh, biasanya nggak kayak gitu kalo ada yang ngatain dia"Begitulah ucapan-ucapan para Netijen yang sedari tadi menonton perdebatan antara Reina dan Dika.
"Astagfirullah, Reina kamu harus jaga ucapan kamu. Kamu itu perempuan dek!" Ucap Dika dengan lembut sambil mengusap kepala Reina dan menatap sendu Reina.
"Bukan urusan lo!! Lo bukan siapa-siapa gue jadi lo jangan sok ajarin gue deh!!" Ketus Reina sembari menepis tangan Dika dan pergi meninggalkannya. Sementara Dika hanya dapat menatap sendu punggung Reina yang semakin menjauh.
🥀🥀🥀
Sekarang, Reina pergi ke perpustakaan untuk menenangkan dirinya. Biar ingin makan, masih ada saja gangguan. Terkadang Reina juga kasihan pada dirinya sendiri masalah terus saja menimpanya. Dia sekarang berada di bagian belakang perpustakaan bersembunyi. Satu-satunya cara agar dia bisa sedikit lega adalah dengan menangis. Ya, begitulah dia sekarang. Menangis, meratapi segala masalah yang ada dalam hidupnya.
"Hiks... kena-kenapa hi-hidup ku hiks... kay- kayak be-gini hiks..." baru kali ini Reina menangis di sekolah, sebelumnya ia tidak pernah menangis seperti sekarang.
Tapi entah kenapa, Reina merasa ada hal aneh yang menjalar di tubuhnya ketika Dika memberikannya nasihat seperti itu.
"Seandainya aku punya kakak, pasti sekarang dia bakal lindungin aku hiks..." tangisnya semakin menjadi-jadi tetapi Reina berusaha menahan isakannya agar tidak terdengar oleh siapapun.
"Mama hiks... mama kenapa ninggalin aku hiks... aku hiks... masih butuh mama hiks.. aku mau curhat mahh aku mau cerita kehidupan aku sekarang hikss.... Reina rindu mah hikss.... Reina rindu hikss..." Seketika Reina mengingat mama kandungnya yang sekarang sudah berada bersama sang pencipta.
Sekarang waktunya pulang, namun Reina masih saja di tempat yang sama tidak bergerak sama sekali. Dia berusaha untuk tegar kembali sembari menghapus air matanya. Dia pun segera keluar dari perpustakaan dan berjalan ke luar sekolah.
Di depan gerbang, sekarang dia sedang menunggu ojek online yang sudah ia pesan tadi. Setelah menunggu sekitar 5 menit, ojeknya pun datang.
"Atas nama Reina Anastasya?" Mas ojol yang memastikan apakah ini adalah penumpangnya.
"Iya" singkat Reina. Ia lun mengambil helm yang diberikan oleh ojol dan menggunakannya.
Reina pun melesat membelah jalan. Namun, ada seseorang yang memperhatikannya dari kejauhan.
-
-
-
-
-
Hayo??? Siapa yahh yang diam-diam merhatiin Reina??? Kalo kalian penasaran dan mau tau kelanjutan ceritanya stay aja yah di cerita ini.Jangan lupa vote dan share!
Love you readers❤️

KAMU SEDANG MEMBACA
Speechless
Fiksi Remaja"Terkadang, diam dapat membuat kebahagiaan tersendiri dalam hidup, namun juga menimbulkan kesedihan yang sangat mendalam." ~cuss langsung aja baca yahh. Di harapkan kepada para pembaca agar menguatkan hati dan pikiran hahaha~