Surat

59 8 0
                                    

Dia mengerti mengapa Reina tidak membalas tangannya itu.

🥀🥀🥀

"Thanks" singkat Reina.

"Santai aja kali" balas Dika.

"Sebaiknya lo pergi dari sini!" Ucap Reina sambil menutup matanya.

"Kalo gue pergi, siapa yang bakal jagain lo?" Balas Dika.

"Gue bisa jaga diri" ketus Reina.

"Tapi kan lo masih belum pulih, nggak mungkin gue ninggalin lo kayak gini" ucap Dika sambil memegang tangan Reina. Tetapi Reina langsung menarik tangannya dari Dika.

"Lo nggak usah pegang tangan gue" ketus Reina.

"Sorry hehehe, gue cuman refleks nggak tau kenapa pengen aja pegang tangan lo" Dika dengan cengengesannya dan nada yang dibuat sepeti orang yang bersalah.

"Lebih baik lo pergi aja!" Suruh Reina dengan nada yang mulai meninggi.

"Tap-" Ucap Dika yang langsung di potong oleh Reina.

"PERGI!" Reina dengan membentak.

"Selow dong, oke-oke gue bakalan pergi nih, btw gue minta no-" ucap Dika terpotong kembali.

"Lo tuh bacot banget kalo gue bilang pergi yah pergi!!!" Ucap Reina dengan posisi duduk.

"Oke dedek gemmess babang Dika bakal pergi nihh, btw kamu tuh lucu yah kalo lagi marah hehehe" balas Dika sambil mencubit pipi Reina dan berlari meninggalkan Reina yang di kuasai oleh amarah.

"Shitt, banyak amat masalah ini hari baru pertama masuk sekolah udah gini aja bagemana kalo kedepannya" dengan wajah lesuh dan nada yang seakan curhat kepada orang. Ketika dia ingin kembali baring, matanya tertuju kepada benda yang berada di samping tempat tidurnya.

"Apa itu?" Ucapnya.

Dia pun bangun, dengan kepala yang masih agak pusing, dia berusaha untuk mengambil surat itu.

🥀🥀🥀
"Ini adalah pertemuan pertama kita setelah sekian lama. Aku udah tau semua tentang kamu. Aku tau keluarga kamu, bahkan masalah kamu. Aku udah tau semua itu. Maafin aku, nggak selalu ada di samping kamu. Aku merasa bersalah banget sama kamu. Aku juga sangat bodoh waktu itu, aku malah pergi ninggalin kamu sendiri. Mungkin sekarang kamu udah lupa sama aku, tapi jujur aku nggak pernah sedetik pun nggak mikirin kamu. Mungkin sekarang kamu penasaran sama aku, siapa yang nulis surat ini, darimana aku bisa tau masalah kamu dan lainnya. Tapi jangan takut, aku bakal selalu ada buat kamu diamanapun dan kapanpun itu. Okedeh sekian dulu yah, nanti kamu bakal tau siapa aku ketika waktunya udah tepat."

Baby❤️

🥀🥀🥀

Reina pun menutup surat itu.

"Ini surat dari siapa? Apa yang dia tau tentang gue?". Reina bingung mengapa dia bilang seperti itu?.

"Gue benci teka-teki ini. Shitt". umpat Reina sambil membuang surat itu. Tanpa di duga, ada seseorang memperhatikannya dari luar.

"Ternyata benar, kamu udah lupa sama aku". Dengan nada pelan bahkan tidak dapat di dengar oleh siapapun kemudian berlalu meninggalkan Reina sendiri di UKS.

Setelah keadaan Reina membaik, dia pun pergi dari UKS tanpa mengatakannya kepada anggota palang merah yang menjaga.

"Kelas gue di mana sih? Sumpah, ini semua gara-gara si pendatang itu. Dia ngerusak semuanya." Omel Reina sambil celingak-celinguk berjalan di koridor sekolah menggendong tas nya.

Tadi, lelaki osis itu pergi entah kemana tanpa bilang apapun tentang MPLS. Dan pada akhirnya, Reina harus pergi ke kantor untuk bertemu dengan kepala sekolah agar mendapatkan informasi tentang MPLS.

"Gila, capek banget harus keliling satu sekolah demi dapat ini kantor kepsek hhfftt" dengan wajah kelelahan akhirnya dia pun mengetuk pintu dan setelah di beri arahan kepada kepsek, Reina pun masuk.

"Pagi pak" ucapnya.

"Pagi, silahkan duduk" ucap pak Ganendra selaku kepala sekolah di sini.

"Ada perlu apa, anda menemui saya?"tanya Pak Ganendra dengan sopan.

"Maaf pak, Saya siswa baru di sini dan saya tadi terlambat datang sehingga tidak tahu info tentang kegiatan MPLS pak. Jadi, tujuan saya ke sini pak untuk bertanya tentang sudah sejauh mana kegiatan MPLS dilakukan." Reina akan bersikap sopan jika orang itu sopan kepada Reina.

"aduh, kamu ini baru kelas 10 udah melanggar, bagemana ke depannya? Ck ck ck" ucap pak Ganendra sambil menggeleng-geleng kepalanya tidak percaya mengapa siswa seperti ini dapat masuk ke sekolahnya.

"Maaf pak, saya terlambat karena ada satu hal pak". Katanya dengan nada yang agak bersalah.

"Oke, kali ini saya maafkan tapi kalo saya tau kamu melanggar lagi, kamu akan saya hukum." Ucap pak Ganendra.

"Hm, biar bapak nggak tau sekalipun saya bakal tetap di hukum pak". Batin Reina.

"Oke tadi kamu bertanya tentang kegiatan MPLS kan? Sekarang itu, seluruh siswa baru ada di lapangan utama. Kamu pergi ke sana saja". Penjelasan dari pak Ganendra.

"Baik pak, terima kasih". Ucapnya sambil bersalaman kepada pak Ganendra. Reina pun pergi meninggalkan pak Ganendra sendiri.

Setibanya di lapangan utama, Reina melihat seluruh siswa baru berkumpul. Reina terpaksa pergi ke kerumunan banyak orang itu. Sesampainya di lapangan utama, dia melihat orang yang sama yang tadi dia lihat di UKS. Sekarang, dia berada di tengah lapangan. Sepertinya dia adalah ketua osis karena sedari tadi orang di sampingnya menyebut-nyebut Kak Dika sebagai ketua osis.

"Gila, ganteng banget deh ketosnya".

"Haduhh meleleh bang, liat ketampananmu yang aduhai".

"Fiks dia adalah milikku".

"Asalkan lo tau yah, dia tuh pacar gue".

"Beruntung banget yah kalo punya kakak kayak kak Dika".

"Calon masa depanku, I'm coming babyyyy".

"Gue harus dapatin kak Dika".

Sejak tadi, hanya itulah yang bisa di dengar oleh Reina.

"Jijik banget gue dengar omongan manusia alay itu".batinnya. Tapi seketika, Reina kaget karena namanya dipanggil.

"Atas nama Reina Anastasya, diharapkan naik ke atas panggung." Ucap seseorang di panggung yang tak lain adalah kak Dika. Tetapi, Reina malah pergi meninggalkan lapangan dan hal itu membuat Dika berulang kali memanggil namanya namun, Reina tetap berjalan.

-
-
-
-
-
-
Bagaimana yah kelanjutannya? Tetap setia yah tunggu update lagi selanjutnya.

Jangan lupa vote dan share!

Love you readers❤️

SpeechlessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang