1

17 1 0
                                    

Welcome to my imaginary world~

Segala hal yang ada pada cerita ini hanyalah karangan.
Jika ada kesalahan penulisan, bahasa yang kurang jelas dan segala kekurangan lainnya mohon dimaafkan.

Selamat menikmati~

=====


Cahaya matahari yang semakin terik memaksaku untuk membuka mata.

Pemandangan indah sebuah taman bunga terhampar di depan mata, air mancur ditengah taman itu dan gemericik airnya membuatku menyunggingkan senyuman. Aku sedang duduk bersandar di sebuah bangku putih panjang, menikmati hari cerah, dengan angin yang bertiup perlahan, disertai kicauan burung yang menenangkan. Aku selalu suka berada disini.

Aku memejamkan mata lagi, menikmati hangatnya sinar matahari yang dipadukan dengan angin yang bertiup sepoi sepoi. Sungguh menenangkan hati dan pikiranku yang jenuh, sampai ada sesuatu yang menghantam kepalaku cukup keras.

Dug!

Sakit yang kurasa, apa yang menghantamku?

"Sorry" itu kata terakhir yang ku dengar sebelum aku terbangun di kamarku.

Aku terbangun dengan mimpi yang sama setiap harinya, tentang taman itu. Entah aku sedang bersantai di taman itu atau berjalan jalan mengitarinya, intinya aku bermimpi tentang taman itu setiap saat. Tapi baru kali ini aku bermimpi buruk tentang taman itu, kepalaku terhantam sesuatu, rasanya seperti terlempar bola? Mungkin bola kasti?

"Argh.. Sial" aku mencoba duduk sambil memegangi kepalaku yang terasa sakit.

Entah kenapa sakit dari mimpi itu terasa begitu nyata, karena ketika aku terbangun, kepalaku sakit tepat di bagian yang terhantam itu. Tapi aku sedang tidak ingin ambil pusing, karena aku sudah hampir terlambat berangkat ke kampus.

***

Aku duduk di kantin kampus dengan jus alpukat di atas meja, menyesal terburu buru yang pada akhirnya terlambat juga. Seketika aku teringat mimpiku semalam, aku bermimpi hal yang sama berulang-ulang, sepertinya sudah sejak kecil? Tapi mimpi semalam terasa berbeda karena hantaman itu.

Aku memegang bagian kepalaku yang terhantam di mimpi, kenapa itu terasa begitu nyata? Bahkan sekarang aku masih merasa sedikit pusing.

Ah mungkinkah ini seperti kata beberapa orang? Aku teringat ada yang bilang kalau biasanya mimpi buruk akan terasa lebih nyata daripada mengalami mimpi yang indah, jadi mungkin ini adalah hal yang biasa. Mungkin?

Aku berjalan menuju tempat favoritku masih sambil memikirkan mimpiku semalam, entah kenapa teori tentang mimpi buruk itu tidak bisa membuatku lega. Aku masih penasaran kenapa mimpiku berbeda dari biasanya

"Lagi lagi kesini, nggak bosen apa?" ucap seorang perawat di poliklinik kampus dengan malas, ketika aku baru saja masuk.

"Telat masuk kelas nih, Ca" Bianca namanya, aku biasa memanggil dia Aca. Walaupun sudah menjadi perawat di poliklinik kampus cukup lama, tapi sebenarnya Bianca ini usianya hanya berbeda 1 tahun diatasku, karena itu aku sudah menganggapnya sebagai temanku.

"Tidur terus sih lo kerjaannya, kuliah aja gini gimana besok pas kamu kerja, Aira"

"Pas kerja bakal berubah kok, tenang aja, sekarang gue mau tidur, no ganggu ganggu, okay?" aku langsung mengambil posisi dikasur poli yang paling pojok. Kebiasaanku ketika kelas kosong atau disaat saat seperti ini adalah numpang tidur di poliklinik.

"Gitu aja terus bilangnya" kata kata terakhir Aca yang ku dengar sebelum akhirnya aku terlelap.

Sepertinya belum lama aku terlelap, tapi suara gemuruh di luar poli memaksaku untuk membuka mata walau sedikit, hanya ingin memastikan cuaca diluar.

"Ca, diluar mendung ya? Atau udah mulai hujan?" Tanyaku masih sambil memejamkan mata, mencoba untuk bangun tapi masih ingin tidur lagi.

Aku tidak mendengar jawaban.

"Ca?" masih tidak ada jawaban. Mungkin Aca ke kantin untuk membeli makan siang? Aku memutuskan untuk melanjutkan tidurku dan tidak peduli dengan cuaca.

Belum sempat aku terlelap, seketika aku menyadari sesuatu.

Kasur poli terasa berbeda, lebih padat tapi lebih nyaman dari biasanya?

Apakah mereka membelikan kasur baru untukku saat aku sedang tidur? Tidak mungkin, itu konyol.

Tapi tunggu, bau apa ini? Aku baru menyadari kalau ini bukan bau poli

Bau yang familiar

Baunya seperti..

Rumah sakit?

Dream CatcherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang