Maaf atas keterlambatan updatenyaa, kayaknya bakal sering telat karna author juga ada kesibukan lain.
Makasih buat yang udah mau baca dan vote❤
=====
"Acaaaaa" ucapku seraya memasuki ruang poli.
"Telat lagi nih ceritanya?" tanya Aca dengan nada mengejek. Aku cemberut mendengarnya.
"Enggak lah, hari ini cuma quiz doang, makanya cepet kelar, and the good news is dosen siang nanti pergi keluar kota, jadi kelas kosong" ucapku sangat bersemangat.
"So, gue bawa iniii" lanjutku sambil tersenyum dan mengangkat kantong plastik berisi sebotol besar cola dan gelas plastik.
"Pantes rela bangun pagi. Buat apa tuh? Mau pesta?" tanya Aca.
"Ini tu buat.." belum sempat aku melanjutkan kalimatku, suara Naya terdengar dari pintu poli
"Kakak Caca sayaaangg" ucapnya. Aku dan Naya memang sudah berencana ingin nongkrong di poli berhubung kami sudah bebas jadwal.
"Eh ada Naya juga ternyata. Nay, temen lo satu ini kenapa deh tumben banget nggak telat?" tanya Aca pada Naya (masih) dengan nada mengejekku. Menyebalkan.
"Jelas lah nggak telat, gue yang bangunin. Kalo nggak gitu udah auto C nilai dia." Dan Naya berpihak pada Aca yang mengejekku.
"Ah Naya mah ngeselin, nggak belain gue"
Kami pun tertawa karena ejek mengejek yang tak kunjung selesai. Rencana nongkrong ini sudah aku dan Naya rencanakan setelah kelas pagi tadi, dan kami sudah membagi barang bawaan. Naya membawa dua porsi garlic bread dan medium pizza dari resto seberang kampus, dan aku bagian membawa cola dingin beserta gelasnya, plus bonus kartu UNO yang tak pernah aku keluarkan dari mobilku. Jadilah kami berpesta kecil kecilan di poli ini.
Permainan yang cukup sengit, dan entah kenapa tiba-tiba aku jadi teringat Eza dan Kay. Mereka selalu balapan untuk menang tapi Eza lah yang paling sering habis duluan kartunya, dan selalu berakhir dengan kami yang mengabulkan permintaannya. Tapi karena akhir akhir ini Eza dan Kay jarang atau bahkan tidak terlihat berkumpul bersama kami rasanya jadi kurang rame mengingat mereka berdua yang paling sering membuat kami tertawa. Disisi lain, kehadiran Kay semalam juga masih membuat jantungku berdebar, antara tidak percaya, tapi itu juga terlalu janggal untuk disebut sebuah kebetulan.
"Ra, giliran lo nih" suara Naya membuyarkan lamunanku, "Ngelamun aja lo, mikirin cowok mana lagi nih?" goda Naya.
"Apaan sih Nay, kayak gue playgirl yang banyak mikirin cowok aja, gue punya pacar aja belum pernah. Dan suka sama cowok aja baru sekali dan itu nggak bertahan lama." ucapku kesal yang membuat Naya dan Aca tertawa.
Aku memang bukan tipe cewek yang mudah "suka" dengan cowok, tapi kalo mudah bergaul itu pasti, jadi bisa dibilang semua cowok yang dekat denganku benar-benar hanya sebatas teman di mataku.
"Eh tapi... Kali ini gue emang lagi kepikiran cowok sih"
"Eh siapa? Ternyata seorang Aira bisa mikirin cowok lagi, setelah Aldi si kating OSPEK." ucap Aca.
"Please gue masih cewek normal yang masih bisa suka sama cowok, dan Aca tau dari Naya kan pasti kalo gue pernah suka kak Aldi?" Mulai kesel juga punya temen seperti dua orang ini.
"Ngaco, justru kata Aca, lo tuh sukanya kalo tidur di poli nyebut nyebut nama Kak Aldi. Ya kan Ca?" Sahut Naya.
Perdebatan pun dimulai, saling menyalahkan dan bla bla bla..
Setelahnya, bermain UNO pun tidak menarik lagi digantikan dengan cerita tentang mimpi yang ku alami. Aku menceritakan awal mula aku bermimpi tentang taman itu sejak aku berumur 9 tahun, hingga pertemuanku dengan Sasy, Heidi, Kay, Eza dan Faro. Aca dan Naya serius mendengarkan ceritaku, dan semakin penasaran ketika aku menceritakan bahwa aku bertemu Kay atau seseorang yang mirip dengannya di sebuah coffeeshop pinggir kota dengan wajah dan nama yang mirip. Dan setelah kejadian itu Kay tidak terlihat selama seminggu hingga tadi malam, sedangkan Eza masih belum terlihat lagi di mimpiku.
"Gila, bisa samaan muka sama nama, jangan-jangan lo suka sama cowok coffeeshop itu Ra? Sampe kebawa namanya jadi tokoh di mimpi lo gitu. Tidur lagi gih, penasaran gue sama kelanjutan mimpi lo." ucap Naya, "Dan kenapa mimpi lo tuh bisa berepisode gitu, udah kayak drama korea aja berepisode. And btw, cowok cowoknya cakep nggak tuh?" oceh Naya menanggapi ceritaku.
"Big no, gue baru sekali ketemu tu cowok, nggak mungkin suka pandangan pertama. Dan gue tu mau bilang mereka cakep tapi gimana ya, setelah bangun muka mereka diingatan gue jadi agak kabur, yang gue inget banget cuma kejadian kejadiannya, itupun nggak detail juga ingetnya."
Naya banyak mengoceh tentang mimpiku yang dia bilang unik.
"Ra, lo punya pengalaman kecelakaan?" tanya Aca tiba tiba yang membuatku dan Naya bingung.
![](https://img.wattpad.com/cover/199934114-288-k509337.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream Catcher
RomanceBerawal dari orang-orang yang ku temui di mimpiku. Belum pernah bertemu, tetapi mimpiku selalu tentang mereka. Dan berakhir dengan perasaanku terhadap seorang diantara mereka, yang ku sadari bahwa dia tak akan pernah bisa ku gapai. === Update seming...