6

1 0 0
                                    

Hari cerah yang lain di dunia mimpiku, atau lebih tepatnya hari yang cukup panas. Dan disinilah kami, di kedai gelato untuk mendinginkan badan dari panasnya matahari.

"Gue mau yang cookies n cream sama mint, lo mau yang mana Ra?" Tanya Heidi ketika kami berempat sedang mengantri untuk memilih gelato.

"Matcha sama coffee dong" jawabku semangat.

"Everywhere we go selalu beli matcha, kopi atau keduanya, so Aira" ledek Sasy.

"Yeee bodo amat, emang itu kesukaan gue."

"Btw, Eza sama Kay kemana deh? Dari seminggu lalu nggak keliatan, padahal mereka yang paling jarang absen kalo mau kumpul gini" tanya Heidi yang langsung menarik perhatian kami.

"Tau tuh, tega emang mereka ninggalin gue sama cewek cewek ganas kayak kalian" ucap Faro yang langsung dihujani dengan protes dari aku, Sasy dan Heidi.

Aku sudah mulai terbisa dengan mimpiku, dan aku bahagia karna memiliki teman seperti mereka. Teman teman yang unik.

"Sebenernya kalo Eza gue nggak terlalu mikirin ya, dia mah kadang jadi terlalu cuek dan bodo amat, tapi seorang Kay yang anak nongkrong banget tiba tiba menghilang bagai ditelan bumi dan nggak ikut kita nongkrong tu patut dipertanyakan deh" ucap Sasy panjang lebar tanpa jeda.

"Lo ngerap Sy? Ngomong di jeda kek jangan satu tarikan nafas." Ucapku yang di susul dengan tawa yang lain.

"Eh tapi... gue sempet ketemu Kay loh" ucap Faro.

Sontak kami bertiga langsung mendekatkan kepala ke arah Faro. Penasaran akan kelanjutan cerita Faro

"Jadi sekitar 2 hari yang lalu gue ketemu sama dia waktu gue lagi jalan melewati taman tempat biasa kita main. Niatnya mau gue samperin buat tanya kenapa jarang ikut kumpul lagi, tapi..." Faro menggantungkan kalimatnya, membuat kami semakin penasaran.

"Tapi apa ih buruan" desakku, yang lain ikut mengiyakan.

"Tapi nggak jadi, soalnya waktu gue jalan samperin dia, dianya juga jalan ke mobilnya terus pergi."

"Yaelah kirain ada apa, ngomongnya udah kayak ada kabar yang wow gitu. Ngeselin lo Far." Ucap Heidi kesal.

"Kapan sih Faro nggak ngeselin" timpal Sasy dengan nada mengejeknya.

Yang diomelin hanya bisa nyengir, tapi kenapa aku merasa ada yang disembunyikan Faro? Atau hanya perasaanku saja?

"Btw, salah kita juga sih, kita nggak sekenal itu satu sama lain, sampe nggak tau alamat rumah dan info pribadi lainnya, kecuali nomer hp. So, gimana kalo sekarang kita kenalan lagi?" Ucap Heidi, dia memang yang terlihat paling dewasa diantara kami.

"Oke, gue duluan. Nama lengkap gue Rafael Gideon a.k.a Faro, alamat gue di Komplek Senja Blok A-23. Orang tua perlu nggak nih?"

"Udah nggak usah, gantian gue. Shazia Savira Azalea, tinggal di "ONE apartment deket taman, lantai paling atas." Ucap Sasy bangga. Yaa dia memang yang paling kaya diantara kami, tapi sebenarnya dia nggak sesombong itu kok.

"Gue Heidi Aurilia, tinggal di jalan samudera no 33C." Singkat padat jelas, tipikal seorang Heidi yang sederhana.

"Gue.." belum selesai aku berbicara, tiba tiba ada suara yang familiar terdengar

"Apaan nih, nongkrong nggak ngajak gue" itu suara Kay, sontak membuat kami terbengong kaget menatapnya.

"Anjir lo kemana aja bro, tega ninggalin gue sama rombongan cewek ganas" ucap Faro memelas dan langsung memeluk Kay, yang dihadiahi dengan tawa khas Kay dan tatapan tajamku, Heidi dan Sasy.

"Sorry ada urusan. Gue denger kayaknya lagi sesi kenalan kan? Kalo gitu.. gue Ken Azky Derian, tinggal di Komplek Sebiru D-11. Tuh Aira pernah kerumah gue, ya nggak Ra?"

Dan aku hanya bisa diam, membeku. Karna nama itu

Ken Azky Derian.

Bukan nama yang asing bagiku, bukan disini, tapi di dunia nyataku.

***

Drrtt..

Dering musik klasik terdengar disertai dengan hpku yang bergetar. Tanda ada telfon masuk

"Halo?" Suara serak khas orang bangun tidur keluar ketika ku menjawab panggilan

"Ra, astaga ini jam berapa? Harus ya gue telfon berkali kali dulu baru lo bangun? Kalo udah gini gue jamin lo pasti juga lupa hari ini ada apaan" Aku tak menjawab ocehan Naya yang membuatnya semakin mengomel diseberang sana.

"Hari ini ada quiz ra astaga, buruan dateng keburu mulai kelasnya." panggilan terputus.

Aku langsung terduduk teringat tentang quiz itu, dan jam berapa sekarang?

07.09

"Mampus 21 menit lagi"

Secepat kilat aku siap siap dan langsung berangkat ke kampus dengan mobilku tanpa menyentuh makanan dan minuman.

Aku harap quizku tetap lancar walau dengan perut yang keroncongan.

Dream CatcherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang