Satu

43 10 0
                                    

Kamis pagi Atala terlambat berangkat kesekolah karna ban motor yg biasa ia bawa bocor dan terpaksa berjalan kaki, beruntung jaraknya tidak begitu jauh dari sekolah, tapi tetap saja Atala terlambat, 15 menit bel sekolah sudah berbunyi dan Atala baru tiba di depan kelas.

"Pagi Pak, maaf saya terlambat" ucap Atala sambil menundukan kepalanya sedikit.

"Jam segini baru sampai kamu, jangan alasan karna kamu ingin melewati ulangan harian pelajaran saya ya" tegas Pak Hans.

"Astaga lupa ulangan sejarah, alamat ulangan di ruang guru" batin Atala.

"Yasudah, sekarang kamu duduk di tempat kamu, diam sampai bel berbunyi, nanti kamu ke kantor untuk susulan, jangan harap kamu bisa melewati ulangan saya ya, nilai kamu itu banyak kosongnya tala".

"Baik Pak". Atala duduk di bangkunya sampai bel berbunyi, saat bel berbunyi Atala mengikuti Pak Hans ke ruangannya untuk susulan.

Tanpa belajar, tanpa catatan, tanpa persiapan, dan tanpa memikirkan ulangan sejarah Atala dengan pasrah menjawab soal-soal di depannya, masa bodo bener apa ngga yang penting gue selesai. Begitu kira-kira kata hatinya.

Beberapa soal telah terisi, jawabannya adalah hasil dari tangtingtung.

Sambil mengisi soal-soal yang belum terjawab Atala hanya melihat-lihat sekeliling kantor, ada guru yang makan, murid yang setoran hafalan, dan cewe asing yang duduk bersama bu Dewi. Tunggu, cewe asing? Anak baru kah?.

~~

"Pak selesai" kata Atala dengan bangganya memberikan kertas sembari tersenyum konyol.
"Saya tidak yakin soal yang benar lebih dari 5" ucap Pak Hans sambil merapikan buku-buku. "Yasudah Pak saya balik ke kelas ya, dahh Pak Hans".

Atala berlari kecil mencari cewe asing tadi, menyusuri setiap jalan menuju kelas-kelas, bahkan sambil mengintip lewat jendela.

"Gila, yakali gue harus samperin tiap kelas yang ada kaki gue sengklek".
"Bu Dewi, astaga Atala bodoh kenapa ga kepikiran". Atala menuju kantor dan menghampiri Bu Dewi.

"Bu,,"
"Eh kamu ga masuk kelas, masih jam pelajaran mau kemana kamu".
"Saya,,, hhh,,, mau ketemu,,, hhhh,,, ibuhh,,," kata Atala sambil ngosngosan.
"Ada apa?"
"Cewe tadi yang dikantor sama ibu anak kelas berapa bu?" Tanya Atala dengan nafas yang ga karuan.
"Oh Disa, dia anak baru di XII IPA 2, ada apa kamu tanya Disa?"
"Oh, gaada Bu. Yauda saya ke kelas ya Bu,, dadahh Bu Dewi.."

Atala kembali ke kelas dan bergabung bersama Joe, Ali dan Wido.

"Gimana tal susulan lo, berapa banyak anak murid yang liat lo? Hahaha" ledek Ali membuat mereka ber empat tertawa.
"Ga nyesel gue susulan" jawab Atala santai sambil tersenyum miring.
"Gilaa lo tal hahaha"

***

"Lo pada ga ke kantin nape? Gue laper cuy" kata Wido sambil memegang perut.
"Kalian duluan aja, gue ada perlu bentar" Atala membuka ponselnya.
"Yauda kita duluan ye cuy".

Atala bangun dari duduknya, berdiri di depan pintu sambil pura-pura main hp, padahal cuma scrol menu aplikasi.

"Disa,,"
Disa berbalik menatap Atala.
"Siapa ya? Kita pernah kenal?" Disa bingung karna dia belum punya satu teman pun di sekolah.

"Kita temen ya sekarang" Atala mengangkat kelingking kanannya.
"Ehhh?" Disa bingung sambil menutup mulutnya.

"Ayolah gue maksa nih" ucap Atala penuh permohonan.
"Iyaa dehh" dia mengaitkan kelingking kanannya ke kelingking Atala, mereka tersenyum bersama.

*****

Hari Bahagia Disa (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang