Alarm kecilnya membangunkan tidur singkatnya itu, ya tidur singkat karna Atala tidur sangat malam atau lebih tepatnya hampir pagi karna tugas yang harus ia kerjakan. Mengecek jam dan ternyata ia tidak telat ia masih sempat buat sarapan pagi, makan dan bersih-bersih, membereskan semua yang harus ia bawa.
Sedangkan Disa, ia sedang menikmati roti selai dengan susu di depannya, memakannya seperti mau tidak mau. Melihat jam akhirnya Disa membereskan sisa makanannya dan pergi ke kampus, Disa berjalan menuju halte bus duduk sambil mendengarkan earphone di telinganya sambil main handphone sambil sesekali melihat keadaan sekitar, menghirup udara singkat sambil tersenyum kecil. Tidak lama bis datang dan Disa masuk duduk di pinggir sambil memainkan ponselnya dan menuju ke kampus.
Tiba di halte Disa berjalan menuju kampus melepas earphone yang ia kenakan dan berjalan menuju kelas, belum tiba di pintu kelas Atala memanggilnya.
"Morning Disa" Atala tersenyum sambil sedikit membungkuk mensejajarkan dengan wajah Disa.
"Morning Atala" balas Disa dengan senyum juga tentunya. Disa sadar bahwa dia ga seharusnya dingin ke Atala, gimanapun juga Atala pernah ada dalam hidupnya, menjadi bagian dari hidupnya, membuatnya bahagia setiap waktu. Disa tersenyum mengingat kejadian lucu dengan Atala dimasa lalu.
"Ih kamu kenapa senyum-senyum belum sarapan yah" Atala mencoleg hidung Disa dan Disa pun tersadar.
"Ih rese" Disa tersenyum.
"Gitu dong senyum, kalo kamu senyum aku kan jadi hemat" Atala tersenyum sambil menunjukan sedikit giginya.
"Ko hemat?" Tanya Disa bingung.
"Iya jadi gaperlu sarapan udah semangat gara-gara liat senyum kamu" Atala lagi-lagi mencolek hidung Disa pelan.
"Gombal" Disa memukul lengan Atala dengan buku.
"Aduh aduhh sakitt.." Atala memegang lengannya sambil meringis kesakitan.
"Kamu gapapa? Perasaan pelan masa sakit sih?" Disa memegang lengan Atala, melihat raut wajah panik Disa Atala pun tertawa.
HAHAHAHAHA
"Ngerjain aku, nyebelin" Disa memanyunkan bibirnya lalu pergi meninggalkan Atala dan menuju kelasnya.
"Dih ngambek" Atala hanya tersenyum senang, bukan karena habis ngerjain Disa, tapi karna sudah mendapati Disa care lagi dengannya.***
Selesai kelas Atala menunggu Disa di depan kampus, Disa datang bersama dua temannya yang Atala kenal bernama Megan dan Annie.
"Bye Disa, kita duluan ya" kedua teman Disa melambaikan tangan ke Disa. Dan Disa pun membalas dengan senyum dan lambaian tangan.
"Hallo" Atala pun ikut melambaikan tangan, bukan ke teman Disa melainkan ke Disa, Disa tersenyum.
"Gimana kelas hari ini? Seru? Kamu suka ga?" Tanya Atala sambil berjalan dengan Disa.
"Ya lumayan, sangat suka" Disa menjawab dengan antusias sambil menatap Atala.
"Makan yuk, kamu lapar kan?" Tanya Atala.
"Uhh iyaa nihh 'kruukkk kruukkk' aku lapar" kata Disa sambil memegang perutnya.
"Aku tau" jawab Atala sambil tertawa.
"Darimana" Disa menatap Atala.
"Perut kamu yang bilang krukk krukk katanya minta burger" kata Atala dibalas pukulan ringan oleh Disa.Mereka berdua pergi menuju restoran burger di sekitar Atala memesan 2 burger dan 2 cola untuk ia dan Disa.
"Nihh isi perutnya biar si cacing bobo nyenyak HAHAHA" Atala tertawa melihat Disa seperti malu-malu.
Mereka makan, diam tanpa suara, hanya suara dari sekeliling mereka. Dan Disa membuka pembicaraan.
"Kamu sudah punya pacar 'lagi'?" Tanya Disa menegaskan kata lagi.
Sambil meminum cola di tangannya Atala menanya kan kata terakhir yang disa tanyakan.
"Lagi?" Dengan mulut penuh burger Atala menjawab dengan patah-patah.
"Mmm maksud-mu?" Atala menatap Disa yg sedang memakan sedikit demi sedikit burger di tangannya.
"Setelah tidak bersamaku, siapa yang sudah kau buat luluh?" Tanya Disa sambil sesekali menatap burgernya kemudia Atala.
"Belum ada, malah aku sedang mencoba membuat luluh gadis SMA ku lagi" jawab Atala santai, tanpa menatap Disa.
"Hahaha lucu kamu" Disa tertawa sambil memakan burgernya dan Atala menatap Disa dari samping.🌼🌼🌼
Terima kasih sudah baca sampe sini🙏
Jangan lupa di votenya⭐
Bisa mendukung buat nulis cerita absurd lainnya hehe🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
Hari Bahagia Disa (END)
FanfictionRencana hanya rencana, ketika tuhan menunjuk dia untuk kamu, dan kita bukan lagi kita. Tuhan tau aku yang bisa jaga kamu untuk laki-laki itu, tak apa setidaknya aku pernah merasa menjagamu. Karna kesalahan kita bertemu, dan karna kesalahan juga kita...