Tigabelas

8 3 0
                                    

Sebagai seorang laki-laki Atala sadar apa yang ia lakukan tidak salah, dan ia tidak menyesal, ia bisa masuk ke kampus ini sudah lebih dari apapun, tidak pernah ada sedikitpun mimpi untuk masuk tempat ini tapi ia sendiri bisa membuktikan bahwa ia bisa. Ia akan tetap disini, kuliah agar menjadi apa yang ia mau, belajar dengan giat adalah tugas ia mulai hari ini.

Setiap hari Atala berubah, selalu ada yang berbeda darinya.

Satu hari Atala benar-benar merasa ia sangat mencintai Disa, tetapi ia sadar Disa sudah dia sama sekali memikirkan dia.

Atala dan Ludwig pergi ke club, atala benar-benar mabuk dan terus menyebut nama Disa.

Ludwig kenal Disa karna Atala pernah bercerita tentang Disa padanya.

Besoknya di kampus Ludwig memberitahukan kejadian malam itu pada Disa, dia kaget dan dia meminta di antar ke tempat Atala sekarang.

Disa dan Ludwig sudah di depan pintu kamar Atala Disa ragu takut membuat Atala semakin stres karena melihatnya.

"Ayo masuk, aku yang akan bantu kalau terjadi apa-apa, kalau kamu takut biar aku buka saja pintu ini, oke?" Ludwig meyakinkan Disa bahwa tidak akan terjadi apa-apa dan hanya dibalas anggukan oleh Disa.

Disa masuk ke kamar Atala, benar² berantakan, tidak tau apa yang terjadi, sefrustasi itu kah Atala? Apa yang ia lakukan?, Banyak pertanyaan di kepala Disa, apalagi ketika ia melihat beberapa foto dirinya bersama Atala.

"Apa yang terjadi" tanya Disa pada Ludwig.
"Saya tidak tahu, setiap saya datang dia selalu mabuk, selalu ajak ke club juga, tapi saya tidak pernah minum banyak takut ada terjadi apa-apa" jelas Ludwig.

"Kenapa dia seperti ini?" Tanya Disa.
"Dia bilang benci kamu, dia bilang rindu kamu, dia benci Admy, itu yang selalu ia katakan saat mabuk" jelas Ludwig.

Disa tidak percaya dengan yang Atala lakukan, Atala tidak pernah seperti ini, apa yang sudah ia lakukan itu salah? Tapi kan Atala yang mengundang aku untuk datang lagi di kehidupan dia.

Mungkin batin Disa mengatakan seperti itu.

"Tolong katakan kalau dia sadar, semua yang aku lakukan tidak akan berubah, bantu dia ya melupakan aku" kata Disa.

"Saya akan bantu, saya tau Atala baik makanya saya mau bantu dia" Ludwig memegang pundak Disa agar meyakinkan Disa untuk percaya padanya.

Sepulangnya Disa dan Ludwig sedang membereskan kamarnya Atala tiba-tiba Atala bangun dan mencari Disa.

"Hey bro, Lo jangan Cemen, menghilangkan masalah bukan dengan mabuk kaya gini" Ludwig mencoba menenangkan Atala agar tidak seperti ini.

Dan atala hanya jalan menuju kamar mandi tanpa menghiraukan omongan Ludwig.

"Emang waras" kata Ludwig sambil mengangkat kedua bahunya.

...

Hari Bahagia Disa (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang