Dua

40 5 0
                                    

Jum'at pagi di depan gerbang sekolah Atala duduk diatas motornya, hari ini dia tidak terlambat karna dia punya teman baru, Disa, cewe asing yang sekarang jadi temannya.

"Kemaren kenapa ga gue anter balik aja ya dia" gumam Atala.

Disa datang ke sekolah hampir jam 7, Disa turun dari angkot dan menuju gerbang sekolah. Baru beberapa langkah ia jalan ada suara yang memanggilnya.

"Disa,," Disa menoleh, "ah Atala" sambil tersenyum menghampiri.
"Besok bareng gue aja ya, nah nanti pulang sekolah kasih tau rumah lo oke" kata Atala sambil menggendong tas punggungnya.

"Engga usah, gapapa ko" kata Disa. "Gue maksa, ayo masuk bentar lagi bel masih ada yang mau gue kerjain di kelas" jawab Atala sambil menaiki motornya. "Lo disini nunggu gue doang?"

"Ntar istirahat gue ke kelas lo, jangan kemana-mana dulu, dadahh Disa" kata Atala sambil menyalakan motornya menuju parkiran sekolah.
"Dasar aneh"..

Beberapa jam mereka belajar dan akhirnya bel yang paling di tunggu bunyi juga. "Huhh gila gue lapaaarrr" kata Wido sambil memegang perutnya seperti orang yang kesakitan. "Kita cari tempat enak buat duduk, sambil lirik-lirik yang adem" kata Ali so kegantengan.

"Gue ga gabung dulu ya ada urusan bentar, ntar kalo udah kelar gue balik lagi" kata Atala sambil berjalan membawa keresek isi makanan.
"Alah target baru palingan dia" tawa teman-teman Atala.

****

"Atala mana sih katanya mau kesini gue laper kan" Disa kelaparan sampe-sampe kepalanya tidur diatas meja.

"Lo belum ke kantin dis, gue udah ngantri lama juga loh, gue kira Lo udah beli makan" kata Aurel sambil mengunyah makanan. "Huuhhhh...." Disa menghela nafas.

"Haii Disa maaf telat tadi antri panjang banget" cengir Atala hanya kepalanya yang nongol lewat pintu.
"Gue masuk ya" Selong Atala memasuki kelas Disa.

"Dis lo pacaran sama dia?" Bisik Aurel namun di abaikan Disa karena Disa langsung bangun dari tidurannya.

"Gue bawain makanan, gue tau Lo laper" Atala memberikan keresek hitam ke Disa yang isinya snack roti dan air.

"Huhh repot-repot, gue kan bisa beli sendiri" Disa menerima pelastik yang diberikan Atala.

"Makan aja, abisin, gue cuma mau liat Lo doang ko, nanti pulang gue tunggu parkiran sekolah oke, daaahhh" Atala berlari kecil meninggalkan Disa.

"Disa lo sama Atala..." Belum selesai Aurel bicara namun di sergah Disa "Temen".
"Oooohhhh..." Aurel ber 'oh saja.

***

"Lo seneng banget belajar ya, keluarnya lama banget" keluh Atala.

"Gue gamaksa lo nungguin gue ya, lo duluan aja mending deh, bawel" Disa menyilangkan tangannya di dadanya sambil memutar matanya malas.
"Iya iya gemes banget sihh" senyum Atala.

Disa memakai helm yang di berikan Atala lalu menaiki motor besar Atala, mereka menuju rumah Disa, Atala sangat sangat kepo dengan rumah Disa, tapi Disa malah meminta turun di pinggir jalan dibawah pohon, "disini aja, gue ga enak sama tetangga, ibu sama ayah gaada dirumah" Disa memberikan helmnya ke Atala, "besok lo tunggu sini ya, gue jemput" Disa tidak mau pergi sebelum Atala pulang, "gue minta nomer Lo biar bisa gua hubungin" Atala memberikan hpnya pada Disa dan Disa mengetikan nomernya lalu me Miss call  ke hpnya.

"Oke gue pulang, dadahh" Atala pergi dengan senyum yang mengembang di dalam helmnya sedangkan disaa ... Dia jalan dengan berat menuju rumahnya.

***

"Ayahh.. ibu..." Panggil Disa yang memasuki rumah minimalisnya.

Keadaannya berantakan, seperti tidak terurus, Disa sudah biasa dengan keadaan ini, ia membereskan barang-barang yang berantakan sambil meneteskan air mata, sedikit.. sedikit.. lalu masuk ke kamar, mengunci pintu, memeluk bantal dan menangis di dalam bantal agar suaranya tidak terdengar keluar, karna rumahnya yang tidak begitu besar.

Disa bangun dari tidurnya, Disa selalu tertidur setelah menangis.

Menangis melelahkan, tidur setelah menangis adalah yang paling tepat. Walaupun Disa tau, menangis tidak akan menyelesaikan masalah tapi setidaknya ia tenang.

Ayah dan ibu Disa memang suka bertengkar, dan Disa hanya sendiri, tanpa saudara kandung. Setelah ibunya bangkrut ayahnya Disa tidak mau punya hubungan lagi, hingga ayahnya selingkuh dengan wanita lain, ibunya Disa tidak mau di cerai jadi ia sering di pukul oleh ayahnya. Ayahnya bekerja di kantor wanita barunya. Sedangkan ibunya, ia hanya buruh, sepeserpun ia tidak di berikan uang oleh ayahnya Disa karena ibunya sangat mencintai ayahnya Disa ia tidak mau bercerai dengan suaminya tersebut.

Disa melihat jam sudah pukul 8.26, "ibu pasti sudah pulang" Disa berjalan menuju kamar ibunya, Disa menatap ibunya lirih, "pasti ibu cape pulang kerja, aku ga ganggu sebaiknya"

Setelah Disa makan dan memasak makanan untuk ibunya Disa tidur di kasur yang paling nyaman miliknya.

***

Dddrrrttt....
Dddrrrttt....
"Halo, apa?"
"Jangan lama, Lo mau telat?"
"Iya gue udah jalan"

"Daarrrr..." Teriak Disa sambil memegang lengan Atala. "Kenapa gabilang kalo udah Deket" ucap Atala sambil mengelus dada.
"Yuu naik" Disa naik ke motor Atala dan jalan menuju sekolah.

...

Hari Bahagia Disa (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang