4. Rumah Tinggal Baru

9.4K 1.4K 22
                                    

Daya bangun lebih pagi dan terkejut mendapati seorang wanita paruh baya yang sedang menyiangi sesuatu di dapur tuannya.

"Mm--maaf, Bu. Saya Daya, pengasuh baru Troy."

Daya langsung memperkenalkan diri saat ibu itu juga merasakan kebingungan yang sama ketika mereka bertatapan.

"Oh. Saya Desi, yang biasa beres - beres dan masak untuk Mas Ezra."

Daya tersenyum, mengingat informasi Ezra tentang asisten rumah tangganya.

"Ibu biasa datang jam segini?" Daya melirik jam yang masih menunjukkan pukul lima lewat dua puluh pagi.

"Iya, Mbak. Nyiapin sarapan mas Ezra dan Troy. Terus rapi - rapi rumah."

"Pak Ezra sudah bangun?" Tanya Daya, melihat pintu kamar majikannya yang masih tertutup rapat dan hening.

"Biasanya sudah. Tapi saya masuk karena dikasih kunci sama mas Ezra." Daya mengangguk maklum.

"Biar saya bantu Ibu. Mau buat sarapan untuk Troy kan?" Desi mengangguk dan memberitahu Daya cara membuat sarapan untuk tuan muda mereka.

Daya pun mengambil kesempatan untuk bertanya - tanya seputar Troy dan kegiatannya, yang dijawab Desi dengan senang hati.

Wanita paruh baya itu dengan sabar menjelaskan tentang Troy dan kebiasaannya.

"Nanti Mbak Daya--"

"Daya saja, Bu." Potong Daya cepat yang canggung dengan embel – embel 'mbak'.

Desi tersenyum dan melanjutkan.

"Nanti Daya yang bangunin Troy. Seperti pengasuh sebelumnya. Dulu sih malah Troy sering tidur sama pengasuhnya, apalagi kalau mas Ezra sedang pergi ke luar kota."

Daya mengangguk - angguk.

"Pak Ezra sering bepergian?"

Sejujurnya, Daya merasa risih membayangkan hanya tinggal bertiga di dalam rumah minimalis Ezra. Bagaimanapun juga, dia adalah perempuan dewasa dan Ezra pun pria normal pada umumnya. Belum lagi pandangan masyarakat sekitar yang pasti menggunjingkan mereka.

Meski statusnya hanya pekerja, namun usianya sangat rentan terkena pandangan negatif.

"Sering banget. Makanya kasihan Troy. Cucu bu Elisa, baru Troy saja kan. Jadi enggak punya teman juga kalau dititip di rumah eyangnya."

Suara pintu kamar yang terbuka membuat Daya memalingkan wajahnya ke sumber suara. Ezra keluar dari kamar dengan wajah bangun tidur dan rambut acak - acakan yang disisirnya sembarangan menggunakan tangan.

"Sudah kenalan?" Ezra melayangkan pertanyaan saat melihat Daya dan Desi menata makanan di atas meja.

Daya mengangguk, Desi tersenyum dan menawarkan kopi pada Ezra yang dijawabnya dengan anggukan.

"Daya ikut saya bangunin Troy, besok kamu bangunin dia jam enam ya. Jangan lewat, mandinya lama dia." Ezra berjalan mendahului Daya menuju kamar Troy.

Membuka pintunya perlahan dan menyalakan lampu.

"Cara bangunin Troy agak unik. Ini ada botol susu kosong. Kalau enggak ngantuk banget, ini aja mempan. Tapi kalau lagi teler banget, isi botolnya pakai susu dia. Nanti pasti bangun."

Daya melihat cara Ezra yang menempelkan dot botol susu ke bibir anaknya, sambil menggoyangkan botol itu pelan agar bibir kecil Troy terbuka. Begitu dot memasuki mulut Troy dengan sempurna, anak itu menyedotnya, seolah - olah sedang menyusu dan tak lama keningnya mengernyit tak suka. Ezra mengelus pipi Troy, sambil memanggilnya agar bangun.

Sepasang Sayap [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang