chap:06

137 21 0
                                    

Yoongi pov

Sinar mentari kembali memasuki kamarku. Seperti biasa aku telah terbangun dari hidupku dan berjalan menuju kamar ibuku. Hari ini hari minggu. Namun tetap saja aku tak dapat menikmati waktuku dengan ibuku. Karna aku harus bekerja meskipun hanya bekerja secara part time.

Setelah mengurusi segala keperluan ibuku,aku bergegas menuju tempat kerjaku. Aku harus bekerja untuk memenuhi kebutuhanku. Sebenarnya ayahku selalu memberikanku dan ibuku sejumlah uang untuk biaya kebutuhan sehari-hari kami dan biaya berobat ibuku. Hanya saja aku tak ingin menerimanya. Aku takkan pernah rela menerima uang hasil kesombongannya. Meski begitu aku tak melarang ibuku untuk menerima uang tersebut. Karna memang itu adalah hak dari ibuku sebagai istri pertama ayahku.

Aku bekerja sebagai salah satu pelayan di restaurant mewah di kota ini. Meski hanya pekerja part time,namun gaji yang diperoleh cukup untuk memenuhi kebutuhanku dan biaya kuliahku. Dan aku hanya bekerja selama 7 jam.

Aku menghampiri salah satu meja yang diduduki oleh pelanggan baru. Namun betapa terkejutnya aku karena tamu tersebut adalah gadis yang beberapa hari lalu membuatku tersenyum kembali setelah sekian lama. Segera ku netralkan ekspresiku

"Kau...".ujar gadis itu. Ternyata dia mengenali aku.

"Maaf anda ingin memesan apa?." Tanyaku pura-pura tak mengenal gadis itu. Aku tak bermaksud melupakannya. Aku hanya ingin bersifat profesional saat bekerja.

Tampak dengan jelas bahwa gadis itu sedih karena aku tak mengenalnya."Aku ingin yang ini." Kata gadis itu dan permisi untuk pergi.

Aku hanya meliriknya sekilas. Setelah semua pesanan selesai kutulis,aku pun berjalan menuju dapur dan memberikan selembar kertas berisikan menu yang dipesan.

"Yoongi ssi,tolong antarkan minuman ini kemeja no.7"

"Ne."

Kubawa nampan berisikan minuman tersebut. Tiba-tiba seseorang tanpa sengaja menabrak dan membuat minuman tersebut tumpah dan gelas tersebut pun pecah. Kulih pemilik wajah yang menabraknya tadi. Dan ternyata gadis itu lagi. Entah mengapa akhir-akhir ini kami sering bertemu.

Aku melihat tumpahan minuman tersebut mengotori sepatu gadis itu. Dengan segera aku membersihkannya sebelum gadis itu membuat masalah yang lebih besar lagi. Namun aku salah. Gadis itu bahkan tak marah sedikit pun. Ia bahkan mengangkat tubuhku agar aku berdiri. Bahkan gadis itu memaksakan agar aku mengizinkannya membantuku mengumpulkan serpihan kaca.

Awalnya aku menolak. Namun gadis itu tetap bersikeras untuk membantuku. Aku yang tak ingin berdebat dengannya pun memilih untuk mengalah. Aku membiarkannya membantuku membersihkan pecahan kaca tersebut. Tapi karna tak sengaja,gadis itu membuat jarinya terluka. Aku yang melihat itu langsung menarik tangannya agar aku dapat melihat jarinya yang terluka dengan jelas. Namun tiba-tiba seorang pria mendorongku.

Pria itu marah kepadaku. Ia menganggap bahwa aku yang menyebabkan jari adiknya terluka. Ia terus saja mengorek dan memarahiku. Sedangkan gadis itu membelaku. Ia mengatakan kepada kakaknya bahwa ini hanyalah kecelakaan kecil yang disebabkan olehnya. Tapi kakaknya itu tak ingin mengerti juga dan terus menyalahiku. Hingga datanglah menager restaurant tempatku bekerja.

"Bagus.bahkan sekarang ia membuatku dalam masalah lagi."

Setelah menjelaskan beberapa hal kepada manager tempatku bekerja,ia meminta maaf kepadaku. Suatu hal yang tak pernah aku bayangkan darinya. Meski begitu,kakaknya you masih tetap menyulut api kepadaku. Ia menatapku tajam. Sedangkan aku hanya menunduk. Aku tak ingin membuat masalah lagi. Tapi tetap saja aku hampir terbawa emosi kalau saja gadis itu tak menarik lengan kakaknya dan menyeretnya pergi. Aku menatap gadis itu dengan tajam. Mau bagaimana pun sikapnya yang membekali tadi,ia tetaplah biang masalah dari kejadian ini.

Setelah beberapa saat kemudian,keadaan menjadi lebih tenang. Aku memperhatikan gadis itu dari jauh. Nampaknya ia tengah marah besar kepada kakaknya itu. Sedangkan kakaknya hanya bisa tertunduk diam melihat amarah dari gadis itu.

Tanpa kusadari,bibirku tertarik hingga menimbulkan sebuah senyuman. Entah mengapa aku merasa senang dengan perlakuan gadis tadi. Dan perasaan apa yang tengah terjadi padaku saat ini?. Mengapa aku merasakan sengatan-sengatan kecil di hatiku. Ini aneh tapi entah mengapa aku menyukainya. Seketika aku sadar. Aku menarik hiburku ke posisi semula. Untuk apa aku memikirkan perlakuan kecil dari gadis itu.







Hello.wah maaf ya untuk chapter ini karangan terlalu pendek. Habisnya aku gak tau lagi mau nulis apaan. Thanks karna udah baca story aku.

Jangan lupa vote dan comment ya..🙏👋



LOVE and TEARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang