chap:10

187 19 6
                                    

"Jennie!". Sapa seseorang dari kejauhan. Ia pun berlari menghampiri jennie.

"Oh,Taehyung ah. Anyeong". Sapa jennie dengan manis. Pipi Taehyung langsung merah padam.

Senyumnya saja sekarang mampu membuat diriku mati.
Gumam Taehyung.

Bagaimana tidak, jennie memberikan senyuman yang amat manis kepada Taehyung. Senyuman yang dulu pernah Taehyung miliki dari orang lain.
Dan sekarang senyuman itu hadir kembali di kehidupan Taehyung.

"Kau sedang apa disini?". Tanya Taehyung penasaran karena mendapati jennie yang tengah duduk sendirian tanpa melakukan apapun.

"Aku sedang menunggu lisa dan rose. Mereka bilang untuk mengungguku disini. Tapi kenapa lama sekali ya?"

"Lebih baik kau tak usah menunggu mereka."

"Mengapa?. Apa mereka ada urusan yang penting?"

"Ne,mereka tengah mengurusi para bayi mereka."

"Mwo?. Bayi!?"

"Hahaha...buka bayi sungguhan. Maksudku jungkook dan jimin."

Bibir mungil jennie membunyikan huruf o. "Memang mereka kenapa?."

"Entahlah. Lebih baik kita tidak usah ikut campur dalam masalah mereka. Bagaimana kalau kita jalan-jalan.?"

"Tapi kelas akan dimulai sebentar lagi. Memang kita tak perlu kuliah?"

"Bukan itu maksudku. Begini deh nanti sepulang kuliah kita jalan-jalan bagaimana?."

"Hamm..." jennie nampak berfikir sejenak namun akhirnya menyetujui ajakan Taehyung. Taehyung tersenyum begitu lebar.

"Tapi aku harus memberitahu oppa ku. Aku takut dia akan mencarikan nanti."

"Ne."

*
*
*
*
*
*

"Tae aku ingin itu." Rengek jennie sambil menunjuk kembang gula yang menarik itu.
"Ayo tae.."

"Iya-iya. Pelan-pelan jennie."

Jennie menarik tangan taehyung. Taehyung sedikit kewalahan dengan tingkah jennie tersebut. Tapi walau begitu senyum Taehyung tak pernah luntur.

"Ahjuma, aku ingin yang ini dua." Tunjuk jennie. Penjual tersebut hanya mengangguk dan mengambilkan permen kapas yang di inginkan oleh jennie.

"Kalian adalah pasangan yang manis." Kata Ahjuma tersebut seraya menyerahkan permen kapas tersebut.

"Maaf Ahjuma tapi kami bukan pasangan. Hanya sebagai teman."jawab jennie cepat. Ia tak ingin membuat kesalah pahaman.

"Wah sayang sekali. Padahal kalian serasi sekali."

Jennie hanya tersenyum kikuk. Sedangkan Taehyung,pipinya telah memanas. Jennie melirik Taehyung tapi Taehyung membuang pandangannya pada jennie. Rasanya tak sanggup untuk melihat wajah imut jenne.

"Apakah kau baik-baik saja tae?" Tanya jennie saat melihat wajah Taehyung yang memerah bak kepiting rebus itu.

"Aniya. Aku baik-baik saja. Jangan khawatir. Aku hanya sedikit kepanasan." Jawab Taehyung memberikan alasannya.

Jennie hanya ber-O ria dan kemudian kembali memakan permen kapas miliknya. Tak lupa ia juga memberikan permen yang satu lagi untuk Taehyung. Selesai menikmati permen kapas, mereka kembali memutari pasar tersebut. Di sana banyak penjual yang menjual pernak-pernik cantik salah satunya yang sedang mereka lihat ini.

"Jennie ya,sebentar aku ingin memberikanmu sesuatu."

Taehyung segera mengeluarkan sebuah kalung dari saku celananya. Ia pun memakaikan kalung tersebut ke leher jennie. Awalnya jennie begitu terkejut namun tahu bahwa Taehyung memakaikannya kalung,ia segera melihat liontin kalung tersebut.

"Nah sudah selesai.."

"Taehyung ah,bukankah kalung ini kalung yang tadi?"

"Ne."

"Mengapa kau membelikannya untukku?"

"Karena kau menyukainya."

"Bukan itu maksudku. Harga kalung ini sangat mahal tae. Mengapa kau membelikannya untukku hanya karena aku sangat menyukainya? Bagaimana aku mengganti uangmu?"

"Aku hanya ingin membelikannya untukmu. Menurutku kalung ini sangat cocok untukmu. Kau sangat terlihat cantik jennie ya. Dan tak perlu mengkhawatirkan harga kalung ini. Cukup kau pakai saja dan kau jaga itu sudah sangat berarti untukku."

Taehyung mengeluarkan senyuman tulisnya kepada jennie. Ia berharap kali ini cintanya akan terbalas. Ia benar-benar yakin terhadap perasaanya ini. Jennie membalas senyuman tersebut. Ia juga tak habis fikir dengan Taehyung. Tapi ia juga tak mengelak untuk diberi kalung tersebut karna seperti yang ia katakan tadi,ia memang sangat menyukai kalung tersebut.

"Gomawo,tae." Kata jennie mengucapkan terima kasih. Ia memandangi liontin kalung tersebut. Ia berjanji akan menjaganya dengan baik.

"Ne. Lebih baik sekarang kita pulang. Pasti kau sangat lelah." Ajak Taehyung. Jennie hanya mengangguk-anggukan kecil menyetujui ajakan Taehyung.

Mereka berdua masuk kedalam mobil dan memacu mobil tersebut hingga menuju rumah jennie. Jennie mengucapkan rasa terima kasihnya kepada Taehyung karena telah mengajaknya untuk pergi mengelilingi pasar dan membelikannya kalung. Taehyung mengangguk dan tersenyum. Ia pun berpamitan kepada jennie dan segera pergi.

Jennie melangkah masuk kedalam rumahnya. Di lihat nya kakaknya itu tengah mengetik sesuatu di keyboard laptopnya. Wajahnya amat serius. Jennie terus melangkahkan kakinya menuju kamar. Ia tak ingin menyapa kakaknya itu selain karna tak ingin mengganggu, ia juga masih kesal dengan perbuatan kakaknya terhadap yoongi.

"Mengapa kau tak menyapa ku? Apa kau masih marah kepadaku?" Tanya seokjin.

Jennie tak menanggapi perkataan seokjin. Ia tetap berjalan melewati kakaknya itu. Seokjin yang melihat itu langsung menghentikan jennie dan menahan tangan adiknya itu.

"Jennie ya..kumohon maafkan oppa mu ini. Aku benar-benar merasa bersalah." Kata seokjin memelas. Ia tak tahan lagi didiamkan adik tersayangnya itu.

Jennie tak bergeming sedikit pun. Ia tetap bersikap keras kepala. Ia melihat seokjin. Ada rasa penyesalan di matanya. Akhirnya egonya pun perlahan-lahan runtuh. Ia tahu sebesar apapun kemarahannya kepada kakaknya itu,tetap rasa sayangnya lebih besar.

Jennie membuang nafasnya dengan kasar. Ia pun memeluk kakaknya itu. Seokjin yang mendapat pelukan tiba-tiba itu pun langsung tersenyum dan mengeratkan pelukan mereka.

"Tapi oppa harus berjanji padaku untuk tak melakukan hal yang sama dikemudian hari. Aku bukan anak kecil lagi oppa. Aku bisa menjaga diriku baik-baik. Yakso?"

"Ne. Oppa janji. Tapi sebagai gantinya kau harus menjaga dirimu baik-baik. Aku tak ingin sesuatu terjadi padamu araseo?"

"Ne. Araseo."

"Sekarang naiklah. Kau pasti lelah. Aku akan melanjutkan pekerjaanku."

"Apa oppa ingin aku buatkan teh?"

"Tidak usah. Aku bisa membuatnya sendiri. Lebih baik kau segera mandi dan beristirahat. Jangan lupa besok kau harus kuliah."

Jennie mengangguk. Ia kemudian menaiki anak tangga satu persatu. Seokjin pun kembali memangku laptopnya tersebut. Jennie senang akhirnya masalahnya dengan kakaknya dapat berakhir. Sebenarnya ia juga tak dapat marah kepada kakaknya itu lebih dari satu hari. Tapi entah mengapa untuk masalah kali ini ia dapat tidak bertelur sapa dengan kakaknya selama berhari-hari hanya kerena yoongi?.



Hai...akhirnya selesai juga chapter kali ini. Maaf kalau ada Typo atau kurang nyambung. Jangan lupa VOTE dan comment ya...

See you next chapter




LOVE and TEARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang