13

134 32 4
                                    

Joshua Spencer mulai mengemasi barangnya sedikit demi sedikit, berhubung besok dia sudah harus kembali ke Wellington. Sayang sekali Joshua cuma punya waktu sebentar di Gibbston Valley, padahal ada banyak hal yang ingin dia lakukan bersama Monica. Tetapi jika ia terus berada disini, kemungkinan besar perasaannya akan semakin dalam pada Monica. Joshua merasa sudah terlalu banyak membuat kesalahan pada gadis itu, secara tak langsung. Bukan kemauannya juga untuk berada dilingkar situasi seperti sekarang ini. Joshua masih belum yakin pada perasaannya, meski jelas-jelas kemarin ia langsung memeluk Monica ketika pertama kali bertemu setelah tidak bicara selama beberapa waktu.

Ah, mungkin perasaan sesak ini akan bertahan sementara waktu. Kedepannya pasti Joshua bisa mengontrol perasaannya.

Saat ini, Joshua masih menyimpan harapan untuk Monica. Ia harap gadis itu bisa datang ke fanmeeting-nya, sebagai ucapan terima kasih, karena selama ini Monica telah banyak membantu. Yeah, bisa dikatakan secara tak langsung Monica telah membantu Joshua untuk kembali menemukan jati dirinya.

Joshua ingat, semalam dia menulis sesuatu di kertas. Ia pun menghampiri meja belajar didekat jendela dan menemukan sebuah lipatan kertas. Dia tersenyum sekilas. Meski Joshua tak yakin jika apa yang dilakukannya akan benar terjadi, tapi dia ingin mencoba. Joshua tahu kalau keajaiban itu hanya ada dalam dongeng saja. Kalaupun ada, pasti hanya satu dari sekian ribu kemungkinan. Dan Joshua harap satu kemungkinan itu dapat menjadi kenyataan, walaupun dirinya juga tak yakin.

Laki-laki itu menghela napas pasrah sebelum ia pergi dari kamar menuju ke suatu tempat. Kali ini tujuannya bukan lagi rumah Monica atau kebun, melainkan ke sebuah tempat yang ia yakini penuh dengan harapan.

Ia pun kini menyusuri Gibbston Valley sendirian, tanpa Monica. Ia ingat betul, kali pertama menyusuri jalanan ini bersama Monica Frances. Ia juga ingat bagaimana wajah sumringah gadis itu bak sinar mentari pagi. Senyumnya merekah layaknya bunga di musim semi. Joshua senang melihat Monica sebahagia itu. Gadis itu sudah tumbuh menjadi gadis yang manis, bahkan dia sampai membuat Joshua jatuh dalam pesonanya.

Setelah melewati jembatan yang dibawahnya mengalir sebuah sungai kecil dengan gemericik air yang menghanyutkan jiwa, Joshua Spencer sampai disebuah pohon besar, pohon pinus, tempat dulu Monica selalu membuat harapan. Joshua memang tidak terlalu percaya pada hal-hal diluar nalar seperti ini, tetapi.... untuk kali ini saja, ia akan menghilangkan segala logikanya dan menukarnya dengan sesuatu diluar pikiran, seperti percaya pada pohon pinus ini. Tidak, ia percaya pada keajaiban yang pohon ini bisa lakukan. Kalau memang benar, di bulan desember ini ia ingin menukar semua harapan yang dia punya untuk Monica. Apapun agar Monica bisa selalu tersenyum, dengan atau tanpa Joshua.

Ketika laki-laki itu akan meletakkan secarik kertas yang sedari tadi ada dalam genggamannya, ia menemukan sesuatu di pohon tersebut. Tepat disela-sela kulit pohonnya, Joshua menemukan lipatan kertas lain. Warnanya belum pudar, kemungkinan seseorang baru saja meletakkan kertas dipohon ini. Mungkinkah itu Monica?

Joshua pun mengambil dan mengganti kertas tersebut dengan miliknya. Dia pun perlahan membuka surat tersebut dan membacanya. Ternyata surat itu memang benar dari Monica. Laki-laki itu tidak melanjutkan membaca surat tersebut, ia memilih untuk menyimpan kertas tersebut dalam kantong celana. Kemudian ia menghela napas kasar dan mengangkat kepala, melihat ujung pohon yang kini tengah disinari matahari musim panas. Entah mengapa setelah mengetahui siapa yang menulis surat tersebut, hati Joshua makin kacau. Makin tidak menentu. Makin tidak tahu kemana arahnya.

Apapun tentang Monica selalu membuatnya tidak bisa berpikir jernih. Bahkan ada satu ruang dihatinya yang masih tidak bisa menerima kenyataan hingga terselip rasa ingin yang berlebih. Tiba-tiba saja dadanya terasa sesak.

Untuk sekarang saja... ia harus bisa... ia harus bisa pergi dari kehidupan Monica sebelum sesuatu yang buruk terjadi.

-οΟο-

Me Before YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang