Hari natal telah tiba, seluruh orang di Wellington merayakan datangnya hari ini. Mereka memasang musik khas hari natal dimana-mana. Bahkan, toko pernak-pernik natal terlihat ramai hingga ke sudut-sudut jalanan. Perayaan natal sangat terasa sekali disini. Sayangnya, perayaan tersebut tidak ditandai dengan turunnya salju, sesuatu yang paling identik ketika natal datang. Karena, yeah.... Tiap bulan Desember, New Zealand selalu berada pada periode musim panas. Berbeda dengan bumi belahan utara yang merayakan hari natal penuh salju.
Tepat pada hari ini, Joshua Spencer melaksanakan jumpa penggemar pertamanya disebuah auditorium hotel yang telah disewa khusus. Beberapa orang telah berdatangan dan terlihat antusias dengan acara ini. Bahkan Joshua yang sejak tadi berdiri tidak jauh dari pintu masuk dapat mendengar seruan mereka tentang J.Dawn. Seulas senyum langsung muncul dibibir laki-laki itu. Sedikit malu tapi ia sangat senang, karena orang-orang sangat mengapresiasi hasil kerjanya.
Sebagian besar penggemar Joshua adalah perempuan, Joshua beranggapan kalau sisanya⸻laki-laki⸻kemungkinan datang pasti hanya mengantar pacarnya untuk bertemu dengan Joshua hari ini.
Joshua merasakan sebuah tepukan dibelakang bahunya, ia pun langsung menengok dan mendapati Adrian melambai ke arahnya disertai senyum khas laki-laki itu.
"Menunggu seseorang?" tanya Adrian.
Joshua mengangkat bahunya. "Yeah, mungkin." ujarnya.
"Kalau begitu kita sama."
Joshua menjungkitkan alisnya, seolah bertanya. Menyadari maksud tatapan Joshua, Adrian buru-buru mengatakan, "Ferdinand, dia bilang datang dengan seseorang."
"Oh." sahut Joshua pendek. Pasti pacarnya, pikir Joshua.
"Dia cerita katanya kau pernah bertemu dengan Felicya," kemudian Adrian mendekati Joshua, "apa dia cantik?" bisik Adrian, membuat Joshua tak bisa menahan tawa. Kebiasaan Adrian, matanya memang sering jelalatan, tak ayal kalau Angela sering was-was meninggalkan Adrian jauh.
"Semua perempuan itu cantik, asal kau tahu." ujar Joshua dengan bijaknya. Adrian sampai membuang napas kesal medengar kata-kata Joshua.
"Ya, ya, aku tahu... Tuan Spencer yang bijak, entah berapa banyak perempuan yang menyukaimu, maksudku tulisanmu." sindir Adrian.
Joshua langsung mendelik. "Tutup mulutmu, kau hampir membongkar identitasku." ucap laki-laki itu setengah berbisik.
Adrian memutar bola mata, jengah. Menyebalkan sekali bicara dengan Joshua. Kalau dipertemukan bersama memang mereka tidak pernah akur, meski tidak seterusnya. Ada sisi mereka bisa akur, tergantung suasana.
"YO, HALO!" sebuah suara tiba-tiba menggelegar diantara keributan kecil para penggemar. Dia adalah Ferdinand Smith, orang yang saat ini paling heboh. Dia tidak sendiri. Sesuai janji, dia datang dengan pacarnya, Felicya Sesya.
"O... lihat! Siapa yang datang!?" sahut Adrian tidak kalah heboh, ketika melihat Felicya menggandeng tangan Ferdinand.
"Kontrol sedikit, kalian sedang ditempat ramai." desis Joshua. Entah mengapa Joshua merasa lingkaran pertemanan mereka tidak sehat. Mereka suka sekali mengumbar aib sendiri.
"Hei, teman, santai saja. Toh, ini acara kita bersama. Oh, aku dengar Angela dan Monica dalam perjalanan kesini."
Joshua langsung terdiam ditempat begitu mendengar nama Monica keluar dari mulut Ferdinand.
"Kau serius?" ujar Joshua tak percaya, kalau Monica benar-benar akan datang.
"Barusan Angela mengabariku." jawab Ferdinand dengan santai sambil menunjukkan ponselnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me Before You
Fiksi PenggemarJoshua Spencer hanya punya harapan. Dan... sepertinya harapan itu secara tak langsung membawanya pada masa lalu. Menuntunya bertemu dengan Monica Frances, si gadis amnesia. Awalnya Joshua pikir, Monica itu sama seperti gadis kebanyakan, tetapi setel...