Aku ini nyata tapi dipikiranmu aku hanyalah ilusi
-Reygian Alfred--Besoknya disekolah Nata sudah duduk rapi di bangkunya, entahlah sekarang pikirannya sudah melayang jauh kemana.
"Hey, lo kenapa kok ngelamun?" Sapa nayla merusak dunia lamunannya
"Eh eh engga kok"
"Ada masalah?" Tanyanya.
Tasya yang hanya terdiam mendengarnya, tentu saja nayla paham bagaimana sikap sahabatnya ini maka tidak heran jika ia bertanya seperti itu.
"Kalau ada masalah ya cerita,lo ga usah sungkan sama gue"
"Gue bingung nay"
"Ya udah, coba jelasin pelan-pelan"
"Gue bingung . gue pacaran sama Roby, tapi hati gue nyaman sama rey dengan sikap dinginnya itu , salah gak sih gue?"
Ia tau benar bahwa sahabatnya ini menyukai dua orang. Ya, ia manuruh hati pada keduanya meskipun ia tidak berbicara demikian.
"Oh gitu, lo pacaran sama roby tapi di hati lo ada rey gitu?"
"Ih Lo apa-apaan sih gue cuman nyaman itu juga mungkin sebagai teman bukan di hati".
"Iyah-iyah udah sih, gak usah di pusingin yang kaya gitu mah"
"Kok malah gak usah di pusingin sih nay"
"Ya gini aja ya, banyak yang gue baca di bacaan-bacaan quotes, kalau lo bener-bener mencintai orang pertama yaitu Roby berarti lo gak bakal dong mencintai orang kedua ialah Rey, berarti sebenarnya lo gak sungguh-sungguh mencintai dia Nata"
Tentu saja ia tidak salah bertanya dengan sahabatnya yang satu ini, dia adalah pakar cinta kerjaan nya setiap malam hanya membaca quotes-quotes hingga larut.
"Gue gak cinta Rey ingat itu dan gue juga ga cinta Roby"
"Ya iya ih gitu aja Lo protes"
"Terus gue harus apa?"
"Intinya lo ngejalanin aja dulu, lo jangan resah sama sesuatu yang belum terjadi. Right?"
"Gue boleh nanya lagi gak nay?"
"Nanya apa lagi sih, lo kan pintar ngapain nanya ke gue" perkataannya berhasil membuat nata memanyunkan bibirnya.
"Ih lo kok gitu sih!"
"Ya udah monggo princess Nata"
"Gini ya nay, kalau lo di suruh milih nih yah lo mau nerima yang mana. Seseorang yang pulang atau yang datang?
"Gue sih gak tau karena gue belum pernah ngalamin. Tapi keduanya sama-sama berat untuk di jadikan pilihan. Kalau lo nerima yang pulang artinya lo nerima kembali seseorang yang sebenarnya sudah pergi dari hidup lo tapi kalau lo nerima yang datang itu tidak menjamin lo akan diberikan kebahagiaan atau malah sebaliknya. Jadi menurut gue keduanya tidak bisa di jadikan pilihan." Ucap nya dengan jelas.
"Dengan penjelasanmu tadi, yang datang lebih mudah sepertinya meskipun belum tentu akan di berikan kebahagiaan atau kesakitan. Ya kan nay?"
"Nat gue kasih tau lagi ya. Gue gak bilang kalau yang datang itu lebih mudah, yang datang pun tak selamanya apa yang seperti lo pikirkan. Kalau lo nerima yang datang pun lo akan beradaptasi lebih lama entah itu lo bakal nerima semua sifat dia apa enggak.
Tapi kalau lo nerima yang pulang berarti lo udah sanggup nerima semua kesalahan-kesalahnnya." Ucapnya kali ini serius"Makasih ya nay, lo emang sahabat gue terthe bestlah"
"Iya sama-sama, udah ah jangan nangis lagian muka lo gak ada cakep-cakepnya kalau nangis" perkataanya berhasil menggambarkan tawa ceria kembali di wajah Nata.
"Ya udah ngantin yuk"
"Ayuk"
••cool boy••
Setelah dia mendengar semua perkataan nayla tadi, ya benar saja dia harus menjalani semuanya dulu baru dia tau apa yang akan ia lakukan.
Dalam lamunanya itu ia lupa bahwa ada tugas yang belum ia selesaikan ia segera mengambil kunci mobil untuk membeli beberapa buku. Setibanya ia di toko ternyata orang yang selama ini memenuhi pikirannya ada di hadapannya, tentu saja mereka saling membalas pandang tanpa mengeluarkan sepatah katapun. Seketika ia ingin menghentikan waktu, dia nyaman dengan situasi seperti ini. Namun sayang , mereka tidak akan saling menyapa itu karena rey tidak menyukai seseorang di sekitarnya mengetahui jika ia terlihat dekat dengan seorang wanita ia hanya tidak ingin identitasnya di ketahui halayak banyak.
Aku hanya menatap punggungnya bayangannya mulai memenuhi pikiranku. Mengapa akhir-akhir ini aku sering bertemu dengannya? Ah sudahlah mungkin hanya kebetulan saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cool Boy
Teen FictionGadis manis itu menjatuhkan hatinya pada seorang kutub. Kamu akan mencintai dia tapi dia akan mematahkan hatimu. Ya, beberapa orang memang layaknya cuman sebatas teman, senyaman apapun dia. Lalu, setelah dipatahkan apakah kamu masih tetap mencintai...