(2) Ingatan yang hilang

14 3 3
                                    

Jgn sider guys, percayalah dikacangin ga enak.

****

Astaga. Astaga. Ponsel Fena mendadak hilang.

Dia mencarinya kemana-mana tapi tak kunjung ketemu. Apakah ini karma karena kemarin ia menunjukkan foto monyet kepada si Rafael yang memang saudaranya monyet?

Fena langsung mencarinya ke segala penjuru kamar nya di kosan Mak Koijah yang memang terkenal sangat galak tapi memberi harga murah untuk tinggal di kosan yang ia sewa.

Sampai ia frustasi, Fena membaringkan tubuh nya di kasur empuk kesayangannya. Fena melirik ke dalam selimut. Saat menyingkap selimutnya, ia langsung membelalakkan matanya, melihat bahwa ponselnya ternyata ada di balik selimut.

Fena mendengus kesal walaupun ia juga terlihat lega.

Tok tok tok

Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu kamar kosannya. Fena langsung membukakan pintu kamarnya malas.

Ternyata Mak Koijah yang mengetuk pintunya.

"Ada apaan Mak? Nagih uang sewa? Kan udah saya bayar," ucap Fena malas.

"Itu ada yang nunggu kamu di depan Nduk, siapa hayo?? Pacar ya?" goda Mak Koijah mengedipkan-ngedipkan matanya.

"Bukan Mak, saya belum punya pacar kok," Fena langsung mendelik malas.

Fena langsung nyelonong pergi melewati Mak Koijah dan menghampiri sang tamu asing.

"ELO??!" Fena langsung terkejut dan melototkan matanya.

"Siapa?" lanjutnya ketus.

"Manusia."

"Bego lo, gue nggak buta ya!"

"Lo ga inget gue siapa?" wajah lelaki itu semakin muram.

"Nggak sih," Fena langsung memegangi kepala nya yang terasa berdenyut

"Gue sahabat lo Fen, lo lupain gue ya?" Lelaki itu langsung meninggalkan Fena dan berjalan menuju mobilnya.

"Sahabat? Memang gue punya sahabat cowok ya?" gumamnya heran.

***

Lagu Senorita yang sedang terkenal akhir-akhir ini selalu diputar dimana pun lelaki itu berada kecuali kampus. Tentu saja di rumah juga karena adik nya memutarnya keras-keras dan menyanyikannya dengan teriakan yang sangat merdu.

"YOUUU SAYY WEE'RE JUST FRIENDSSSSS," teriak Aluna bersemangat.

"Berisik lo Lun," gerutu El sambil menutup telinganya.

"SERAH GUE LAH BANG."

El menggumam, "Dasar bocah."

"BANG KITA KAN CUMAN BEDA SATU TAHUNNN KALO GUE BOCAH LO JUGA DONG," sinis Aluna, melipat kedua tangannya di dada.

El langsung melenggang keluar rumah dan memanaskan motornya.

Motor El membelah jalanan ibu kota pada malam hari itu yang terlihat tak begitu padat alias sepi.

El berencana untuk menjemput sahabat nya, Vivi. El ingin mengajaknya ke Dufan untuk bersenang-senang dan menghilangkan rasa bosannya.

Telah sampailah El di rumah sang sahabat. El sangat senang dan mengetuk pintu rumah Vivi. Tapi tak kunjung ada yang membukakan pintu rumah sahabatnya itu.

Rumah mewah yang berada di komplek perumahan Kenanga Sari tampak lengang walaupun ia melihat semua lampu di rumah itu menyala.

El pun mengernyitkan dahinya. Kemudian, El membuka ponselnya.


Vivi


Lo dimana Vi?
Gue mau ngajakin lo ke Dufan nih.

Vi-vi
Maaf, gue gabisa El.

Kenapa Vi?

Vi-vi
Gue gapapa kok, mager aja.

Oh ok.
Read


Lagi-lagi El mengernyitkan dahinya. Tidak biasanya Vivi menolak ajakannya pergi, apalagi alasannya mager. Bisa dikatakan Vivi bukanlah orang yang malas. Dia adalah orang paling semangat dan ambisius.

Tanpa ambil pusing, El mengendarai motornya menuju ke kampusnya, lebih tepatnya kafe yang ada di depan kampus.

"Tumben kesini El?" celetuk Kevin bingung.

"Gue bosen."

"Makanya jangan jomblo terus," ledek Kevin terkekeh.

"Bodo amat. Gue seneng jadi jomblo eh single, lo ga liat kah? Kemarin gue direbutin kayak gitu?"

"Elah, direbutin semut aja bangga."

"Iya tuh," sahut Gama tertawa kencang.

"Lo tuh ya Gam, sekarang kok gitu sih," kesal El menendang kaki Gama secara terus menerus.

El yang niatnya ingin senang-senang malah mood nya semakin dirusak oleh dua orang gila di depannya ini.

"Lah bodo amat El, kita kan cuma mantan bukan pacar," cengir Gama dengan ringisan akibat tendangan si El.

El mendengus sebal, "Gue ga homo ya."

El langsung beranjak pergi karena mood nya semakin memburuk.

"Bye teman-teman laknat ku."

"Wah, ni orang minta dihajar ya?" ucap Gama bangkit berdiri sok marah.

"Bodo amat, bye," El langsung nyelonong pergi.

Gama langsung beranjak pergi juga.

"Ya elah kok pada pergi semua sih, apa salah gue dah?" gumam Kevin kesal.

***

Fena sedikit mengantuk saat mengendarai motornya untuk pulang ke kosan nya. Hari sudah mulai menunjukkan pukul sepuluh malam. Gara-gara menemani teman barunya, ia pulang sampai hari menjelang larut malam.

Fena terkejut. Motornya dihadang oleh beberapa preman. Terpaksa ia memberhentikan motornya.

"Hai neng, sendirian aja nih? Sama kita sini," seringai para preman itu.

"Ogah, lo kira gue apaan?" Fena sebenarnya sedikit ketakutan.

Preman itu langsung menarik lengan Fena kasar dan membekap mulut Fena menggunakan sapu tangan.

Fena langsung pingsan.

Pada saat bersamaan ada lelaki yang melihat kejadian itu.

Gama.

Gama langsung memberikan bogem nya kepada para preman disitu.

Gama sangat panik saat melihat bahwa perempuan itu adalah Fena. Jujur ia masih sayang pada perempuan itu, Gama juga merasa bersalah saat melakukan perbuatan mengenaskan kepada Fena di masa lalu. Pada waktu kejadian itu, pikirannya sangat kalut.

Fena langsung digendong Gama menuju mobilnya, karena Fena pingsan.

Tanpa Gama sadari, ada dua lelaki lain yang melihat semua kejadian itu yang telat untuk menolong karena sudah ada Gama yang menolong Fena.

****

Hay lagiii.... minta vote nya dongg.. masa yang vote cuman 1. Sedih amat aku. Jadi ya kalo masih jelek, ada typo, bahasa nya gajelas atau aneh maaf ya, namanya juga pemula aowkaowk.

Salam dari,
Author

GezelligTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang