(4) Curiga

19 3 3
                                    

Jangan sider please, dikacangin tuh gaenak tauk:V 

Happy reading guys!

***

El langsung mendekap tubuh Fena lembut. "Ini gue El. Gam? Apa yang lo maksud Gama? Apa yang dia lakuin ke lo?"

"Maaf El, gue gabisa cerita." Fena memeluk El dengan erat.

"Ya udah kita ke kantin dulu yuk sambil nunggu hujan reda," El melepaskan pelukannya lalu mengacak-acak rambut Fena pelan.

Tanpa mereka sadari, ada cewek yang melihat mereka dengan iri dan dengki.

Saat menuju kantin, banyak yang mencemooh Fena.

"Wow, sekarang selera El yang kayak gembel gitu ya," celetuk salah satu dari gerombolan semut itu.

Para semut tersebut tertawa terbahak-bahak. Semut tepung maksudnya. Ya, mereka adalah Nana dkk.

Sedangkan El dan Fena berjalan tanpa menghiraukan keberadaan para semut tepung itu.

Mereka makan di kantin dan memesan bakso serta siomay.

El memperhatikan gadis di depannya. Kalau dipikir-pikir cantik juga.

Kulit putih. Wajah tanpa cela. Rambut hitam legam lurus. Bahkan senyumnya pun juga manis.

"El."

El hanya bengong memandangi wajah Fena.

"ELLL IHH," Fena menggembungkan pipinya, kesal.

"Apa?"

El terkekeh saat melihat tingkah laku Fena yang seperti anak kecil. Padahal waktu bertemu pertama kali dua hari yang lalu ia sangat ketus sekali. Jika seseorang tidak mengenalnya lebih dalam akan seseorang akan menganggap Fena menjengkelkan.

"Makasih ya buat yang tadi lo mau gue jadiin sandaran sampe baju lo basah," Fena tersenyum kikuk.

"Santai aja kali Fen, btw gue minta id lo dong," pinta El dengan puppy eyesnya yang terlihat menjijikan.

"Iya-iya sini hp lo," balas Fena mengulurkan tangannya.

Fena langsung mengetikkan id nya serta nomor telepon nya juga, sekalian.

"Thanks Fen, eh hujannya udah reda, balik yuk!" ajak El bangkit berdiri dari kursinya.

Fena langsung bangkit berdiri dan berjalan di belakang El. El mengernyikan dahinya bingung.

"Sini Fen jalan di samping gue, ngapain lo jalan di belakang gue?"

"E-Em anu-

El langsung menggamit tangan Fena tanpa ijin. Fena seketika langsung berjalan beriringan bersama dengan El. Fena berjalan menunduk sampai akhirnya ia tiba di parkiran.

"Gu-gue pulang dulu ya El," ucap Fena gelagapan dan melepaskan tangannya.

El melambaikan tangannya ke arah Fena dan tersenyum manis.

***

"Gam, lo kenal sama Fena?" tanya El penasaran akan apa yang terjadi tadi sore.

"Fena siapa maksud lo?" Gama bertanya balik, ia pura-pura tidak tahu tentang gadis yang ia lukai itu. Gama langsung menelan ludah nya.

"Duh gue lupa nama lengkapnya, bentar gue nanya dulu," ucap El langsung mengambil hp dari sakunya dan membuka aplikasi bernama line.

El menghela napas kasar saat pesan nya tak dibaca, mungkin gadis itu sedang terlelap dan menyelami dunia mimpi.

"Besok aja deh Gam gue ngasih tau elo atau kalo udah dibaca aja."

Gama menghela napas lega dan menyeruput jus melon kesukaannya karena jantung nya serasa marathon tadi.

"Ok terserah lo deh El."

"Btw kalo misal gue ngajakin jalan dia lo setuju nggak? Biar dia ga sedih terus gitu."

Gama merasa sesak, "Rencana yang cukup bagus, El."

Sebenarnya, El sangat curiga dengan gerak-gerik Gama sedari tadi. Mengapa ia menghela napas lega sesaat setelah tau bahwa Fena tak membalas pesan nya atau hanya perasaan nya saja?

El langsung beranjak pergi dan meninggalkan kafe gaul milik Gama tanpa pamit.

Gama hanya menghela napas lagi, ia merasa El sudah mencurigai nya lagi. Gama tak tahu bahwa El kenal dengan Fena, mantannya. Dia tahu bahwa mereka saling mengenal sejak insiden tadi sore saat Fena memeluk El. Jujur, sedikit sesak rasanya melihat sahabat dan mantannya berpelukan.

Sebenarnya salah Gama juga, kalau bisa kembali ke masa lalu, ia ingin sekali mengulang kejadian dimana Gama melakukan hal yang tidak wajar ke Fena dan membuat masa depan Fena hancur. Saat itu pikirannya sangat kalut sekali, dan ia pun tak sadar saat melakukan nya.

Gama masih sangat sayang pada Fena. Banyak yang ia harapkan, semoga Fena mau memaafkannya dan memberikan satu kesempatan untuk Gama memperbaiki semuanya. 

Gama tersenyum getir, mungkin semua yang ia harapkan akan menjadi angan-angan semata.

****

Maaf pendek lagi yaa, soalnya mau bikin part banyak, jadi sengaja bikin yang pendek aowkaowkaowk soalnya mid tes sedih kali gue kan. Males sih, soalnya gue biasanya pakek SKS, kalo ga nanti lupa lagi( gajuga sih soalnya biasanya males, mager, ribet, capek). Maaf kalo pendek terus ya seminggu ini.

Budayakan vote, comment, jangan jadi sider, hargain author:(

Kalo minta follback chat aja, ok sip. Kalo mau promosi ijin dulu ya.

Salam dari,

AuthorXD

GezelligTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang