Part 16

8.3K 407 20
                                    

Enjoy the story..!!!

Xia pov

Selimut hangat menenggelamkan tubuhku kedalamnya. Cuaca kamar tampak temaram karena hanya cahaya lampion yang masih menemaniku dimalam yang telah larut sendirian.
Kaisar zhao, suamiku sedang menghadiri rapat penting ditengah malam diaula besar kerajaan.

Pasti ini masalah wanita yang akan diajukan sebagai selir itu..

Sejenak emosiku naik sampai ke ubun ubun mengingat aku harus berbagi suami dengan wanita lain. Tapi hati kecilku langsung berbicara.

Tapi bila zhao tak menikahi wanita itu, akan terjadi peperangan di negri ini.. Hal itu pasti akan menimbulkan banyak korban..

Aku dalam dilema saat ini. Aku mengelus perlahan perutku yang kian membesar tiap harinya. Kini janinku sudah mulai memasuki usia 5 bulan. Sesekali terasa ada sebuah gerakan kecil dari dalam sana.
Rasanya begitu bahagia saat bayiku merespon senandung yang kulantunkan. Kadang saat aku merasa lelah, ia pasti akan bergerak aktif seolah mengatakan 'bunda semangatlah'.

Aku harus bisa merelakan suamiku yang notabene seorang kaisar untuk wanita lain apabila hal ini menyangkut keamanan rakyat. Aku tak boleh egois, aku harus menekan dalam dalam sisi possessiveku.
Meskipun zhao selalu mengatakan kalau ia tak akan pernah menduakanku. Tapi aku tak akan bisa menjamin ucapannya, bila hal itu membahayakan rakyat, ia pasti akan menyetujui permintaan raja wen itu.

Tak trasa setetes air mengalir melewati pipiku hingga jatuh di atas bantal.
Sebenarnya aku cemburu. Sungguh.
Mana ada istri yang mau dimadu oleh suaminya?
Tak ada kan?
Tapi keadaan mendesakku harus merelakan suamiku yang amat kucinta.

Aku masih belum bisa tidur meski malam tinggal beberapa jam lagi.
Mungkin sudah menjadi kebiasaan kalau aku akan sulit tidur bila tanpa zhao disisiku. Haruskah aku mulai membiasakan diri hidup tanpa suamiku disisiku?
Aku membuka selimut tebal di tubuhku dan menyandarkan punggungku di kepala ranjang dengan bantal sebagai sandarannya.

"aku tak boleh egois..
Aku harus kuat seperti dulu lagi...
Ini semua demi seluruh rakyat dinegri ini.. hiks hiks..."
Aku menutup wajahku dengan kedua tanganku. Airmataku rasanya tak bisa berhenti mengalir meskipun aku terus berusaha mengusap tiap tiap jejak basahnya dipipiku.
Aku tak ingin zhao sampai tau aku menangis karena memikirkan hal ini. Ia pasti akan kembali menolak mentah mentah pengajuan para menterinya untuk bermediasi dengan menikahi putri raja wen.
Semoga saja peperangan tak sampai terjadi, hanya itu harapanku satu satunya.

Tuk tuk tuk

"yang mulia.."
Bisik sebuah suara dari luar

Tiba tiba aku mendengar jendela kamarku diketuk pelan dari luar.
Aku sempat terkejut mendengar bisikan khas suara bass seorang pemuda. Aku paranoid dengan bisikan suara bass pria semenjak insiden dulu saat acara pernikahanku aku hampir saja dinodai oleh pangeran yong, saudara suamiku.
Tapi pangeran yong kan telah diasingkan?
Ia tak mungkin bisa kembali ke istana tanpa pengetahuan sama sekali bukan?
Aku ragu ragu membuka jendela kamar. Perlahan namun pasti aku membuka daun jendela dengan ukiran berbentuk bunga itu. Aku penasaran siapa gerangan yang mencari yang mulia kaisar di larut malam begini.

Ckleek

"yang mulia kenapa tidak dari tadi membukanya?"
Pria itu langsung melompat ke dalam kamar begitu aku membuka jendela.

"aaa... mmmph.."
Aku terkejut dan reflek berteriak akan aksi pemuda itu, pria itu menggunakan cadar. Membuatku tak bisa melihat jelas wajahnya.

 Membuatku tak bisa melihat jelas wajahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My Little Empress xia [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang