Part 26

7.1K 306 13
                                    

Enjoy the story ya..!!!

Xia pov.

Mentari bersinar terang di pagi yang cerah dengan beberapa kumpulan awan tipis menghiasi langit. Menembus rimbunnya pohon hingga memasuki celah jendela dikamarku. Sinarnya yang hangat mengenai wajahku.
Membuatku terbangun.
Aku mengucek mataku berulang kali.
Aku sudah bilang akan membantu dayang cho untuk berbelanja ke pasar. Sedangkan wanita paruh baya itu berencana membantu tabib tao mencari tumbuhan obat obatan ke dalam hutan dipagi pagi buta.

Setelah membersihkan diri,aku berangkat ke pasar yang jaraknya lumayan jauh dari rumah kayu yang kutinggali bersama tabib tao dan dayang cho.
Tak lupa juga ada seorang pelayanmjda mungkin seumuranku namanya ling wey dan seorang prajurit terlatih bernama kyuto. Mereka baru datang beberapa hari lalu.
Mereka kemari atas perintah kaisar zhao. Mereka ditugaskan untuk menjagaku. Padahal itu terlalu berlebihan menurutku. Aku bersama dayang cho dan tabib saja sudah cukup.
Tapi sudahlah. Kaisar zhao sangat perhatian terhadap keselamatanku apalagi setelah kematian putra kami, zhang. Pasti ia jadi paranoid karena insiden itu.

"nyonya mau kemana?"
Ling menyapaku yang bersiap mengambil tas belanja dari dapur. Ia telah membersihkan beberapa peralatan dapur dan hendak mencuci pakaian di sungai. Terlihat dari keranjang pakaian kotor yang telah ia jinjing.

"aku mau ke pasar dulu..
Tolong pisahkan pakaian kotorku dari milik mereka.. Aku mau memcucinya sendiri setelah pulang dari pasar nanti..
Dan jangan membantah..
Okey..?"
Aku melihat ekspresi lingwey yang kaget dengan ucapanku barusan. Ia mengangguk kaku.

"anda berangkat dengan siapa, nyonya?"

"sendirian saja.. Tak apa?"

"tunggu, nyonya.. Biar kupanggilkan kak kyuto untuk menemani anda.."
Sebelum lingwey melewatiku, aku lebih dulu memegang lengannya.

"dia pamit padaku kalau akan berburu tadi.. Tak apa..
Aku dulu sudah biasa kepasar sendiri sebelum kau datang.. Jangan khawatir ling..! Tapi terimakasih telah mengkhawatirkanku..
Berarti kau peduli padaku.."
Aku memeluk tubuh mungil ling wey. Ia menegang. Barulah beberapa detik berlalu ia kembali rileks dan malah membalas pelukanku.

Aku melepas pelukanku padanya dan bergegas pergi belanja ke pasar sebelum siang. Karena saat siang, panasnya begitu terik hingga rasanya menyengat kulit.
Aku menyusuri jalan setapak menuju ke pasar didesa terdekat.

Aku merasa lelah dan mendudukkan tubuhku ke atas sebuah batu berukuran cukup besar. Di dekat sebuah pohon sakura yang sedang bermekaran.
Padahal aku belum ada separuh jalan ke pasar. Tapi entah kenapa tubuhku rasanya mudah lelah sekali beberapa hari belakangan ini.
Apa aku semakin kurus ya?
Jadi cepat lelah gini?

Angin menerbangkan kelopak bunga sakura yang sedang bermekaran. Aku takjub pada pemandangan indah diatasku. Kelopak bunga itu berguguran hingga menengenai rambut dan tubuhku.
Aku menengadahkan tanganku menghadap keatas menerima tiap kelopak bunga yang jatuh ke telapak tanganku.
Tiba tiba kelopak bunga yang seharusnya berguguran ditanganku sudah tak ada lagi. Apa mungkin sudah gundul pohonnya?
Saat kulihat kee atas ada sebuah payung cantik yang menutupi kepalaku.
Aku langsung berdiri dari batu yang tadi kududuki.
Aku melihat seorang pria dengan rambut hitam panjang dan sedikit bergelombang tengah tersenyum sambil menatap mataku.

Aku melihat seorang pria dengan rambut hitam panjang dan sedikit bergelombang tengah tersenyum sambil menatap mataku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My Little Empress xia [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang