Asha Aneh

29 6 0
                                    

"Pagi princess" seseorang tiba-tiba datang di kamar Asha. Asha terkejut karena ia baru saja keluar dari kamar mandinya.

"Aaaaaaaaaa" teriaknya terkejut karena ada orang lain di dalam kamarnya.

"Lo ngapain sih disini? Kan bisa nunggu di bawah nggak harus disini" bentak Asha pada Vano.

"Tadi gue disuruh nyokap lo buat naik ke sini" Vano mengucapkan dengan santai.

"Kalo gue tadi belum pake baju gimana? Nggak sopan banget lo" Asha masih mengomel pada Vano.

"Rejeki gue lah, hahaha" ucapan Vano yang semakin membuat Asha kesal.

"Keluar sana" Asha yang kesal mengusir Vano.

"Udah siang, mending ayo buruan berangkat"

"Gue belum rapi, belum dandan" Asha protes terhadap Vano.

"Nggak usah dandan"

"Emang kenapa kalo gue dandan?" Tanya Asha bingung.

"Entar kalo lo dandan, lo tambah cakep" Vano menjawab sambil menghampiri Asha yang masih berada di depan pintu kamar mandi.

"Lah syukur dong kalo gue cakep, emang kenapa kalo gue cakep?" Asha masih bingung dengan semua ucapan Vano.

"Gue jelasin dari awal ya. Lo nggak usah dandan entar lo cantik, kenapa kalo lo cantik? Entar banyak yang suka, dan kalo lo banyak yang suka entar gue banyak saingan. Gue nggak mau punya saingan banyak banyak" jelasnya pada Asha sambil menangkup pipi Asha dan keduanya saling pandang. Semua ucapan Vano membuat kupu kupu di perut Asha terbang, hampir saja ia akan tersenyum karena ucapan Vano tapi ia tahan. Sepertinya kedua pipi Asha berubah warna menjadi merah.

"Nggak Usah bulshing siapa tau gue cuma bullshit" Vano menepuk pipi Asha pelan kemudian meninggalkan Asha yang masih terkejut dengan semua perbuatan Vano.

"Cepet, gue tunggu dibawah" ucap Vano ketika ia sampai di depan pintu.

"Hihhhhhh Vano, mau lo apa sih. Lo terbangin gue setinggi tingginya, dan lo tiba tiba jatuhin gue ke dasar jurang. Ngeselin banget jadi cowok" umpat Asha kemudian mulai bersiap lagi untuk mempercantik dirinya. Setelah dirasa cantik, ia turun untuk berangkat sekolah.

Asha yang masih kesal pada Vano, tak menghiraukan kehadiran Vano. Ia berjalan tanpa menatap Vano.

"Sha"

"Tungguin woii " karena teriakannya tak dihiraukan oleh Asha, ia mengejar Asha.

"Sha"teriaknya lebih keras dan membuat Asha berhenti.

"Mau kemana lo?"

"Lo bego apa gimana sih? Ya ke sekolah dong"

"Diem disini, gue ambil motor dulu" Vano menyuruh Asha untuk menunggunya. Tak lama Vano kembali dengan motornya.

"Naik"

"Gak"

"Ayolah sha, udah siang nih" Vano masih membujuk Vano. Karena dia tak mau telat, Asha memutuskan untuk menaiki motor Vano untuk berangkat ke sekolahnya.

Tak ada percakapan dalam perjalanan tersebut. Hanya diam dengan gulatan pikiran masing masing hingga akhirnya mereka tiba di sekolah. Asha turun dengan wajah yang masih ditekuk. Tanpa menghiraukan apapun, ia segera pergi ke kelas meninggalkan Vano yang bingung dengan tingkah aneh Asha.

"Kenapa sih si Asha, aneh banget sikapnya" gumam Vano tanpa mengejar Asha.

Setibanya di kelas, Asha membanting tasnya dengan keras lalu duduk dengan wajah kesalnya. Kania dan teman temannya bingung dengan sikap Asha yang berbeda dari biasanya.

DésoléTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang