Siang itu Sandi pergi kekantin dengan Kak Zahroh, mereka memutuskan untuk makan siang bersama berdua, kantin sekolahnya tidaklah terlalu besar dan tidakah terlalu kecil, mungkin lebih tepatnya mediumlah atau sedang - sedang saja. Disana juga terdapat banyak macam - macam makanan dan penjual, terkadang dan bahkan Kak Zahroh sering mengirim makanan kekantin untuk penambahan penghasilan gang Light Angle mereka.
Mereka langsung memesan menu yang ada, dan mereka kompak untuk memilih menu yang sama, mie ayah bakso super, ini menu promo diminggu ini, jadi mereka mencoba untuk menikmatinya.
"San!" Kak Zahroh sambil mengunyah mie itu.
"Apa?" Tanya Sandi terluka seketika.
"Kamu tahu, orang -orang sibuk memerhatikan dan membicarankan gayamu yang baru" Serunya sambil menyikut dirinya
"Gayaku yang mana? bukannya aku memang pada aslinya seperti ini" Seru Sandi
"Ya...memang sih...tapi kamu tahu San.....awal kamu kesinikan kamu tak melihatkan dirimu yang sebenarnya, kamu berpenampilan culun, dan coba lihat sekarang, kamu sudah berubah derastis menjadi sangat cool dan bahkan jadi omongan para gadis" Seru Kak Zahroh tersenyum berusaha menngoda gairah Sandi.
"Ukh....untuk apa para gadis itu? kalau ada yang sedang aku sayangi disampingku sekarang" Seru Sandi melirik Ke Kak Zahroh sejenak, lalu kembali fokus memakan baksonya.
"Eh, apa?" tanyanya terkejut, pipinya memerah, dia terlihat cantik.
"Tidak, tak jadi, aku yakin pasti kamu akan marah jika aku mengatakannya kembali" Seru Sandi menunduk.
"Hem....iya, iyalah San, Aku ini Kakak kelas kamu San, masa aku pacaran denganmu yang mana adik kelasku, apa kata orang nantinya, mereka bakal bilang atau ejek aku bahwa aku berpacaran dengan berodong, aku tak mau itu" Elaknya menjelaskan alasan yang pernah dia katakan sebelumnya.
"Memangnya cinta itu memandang umur ya....?" Tanya Sandi berhenti sejenak dia menunduk, dari raut wajahnya terlihat dia seperti sedang sedih, Kak Zahroh tak bisa berkata - kata.
"Aku pikir tidak, cinta itu tidak memandang umur Kak, kita ambil contoh saja tetehku yang berpacaran dengan seorang laki - laki yang lebih muda 2 tahun darinya tapi tak ada masalah tuh" Jelas Sandi kembali, memberikan argumennya tentang cinta yang dia ketahui.
"Aku tahu San.....tapi...tapi....." Jawab Kak Zahroh sedikit bingung
"Tapi apa? tapi apa kak? apa?" Seru Sandi sedikit menaikan nada bicaranya, Kak Zahroh kembali tersentak karnanya
"Tapi...aku merasa tak pantas untukmu, aku tak sehebat dirimu, aku tak sepintar dirimu, aku tak sekeren dirimu." Jawabnya sambil menunduk.
"Dan aku tak serajin dirimu, tak sebaik dirimu, tak sesabar dirimu, kamu cantik, aku biasa saja, kamu punya kelebihan dan kekurangan dan begitupun sebaliknya, kita bisa mengisi kekurangan kita satu sama lain." Jelas Sandi
"Tak bisa San...masa iya sih....Kakak pacaran sama berondong kayak kamu" Jawabnya menolak penjelasan Sandi.
"Apa sih...? cinta itu tak pandang umur, toh kita haqiqatnya, tapi.....masa iya sih.....ih....tak bisa San..."
"Kenapa?" Tanya Sandi mulai lemas
"Karna...pada haqiqatnya aku tak mencintaimu, tapi hanya sekedar menyanyangimu layaknya Adik kandungku sendiri" Jawab Kak Zahroh sedikit menaikan nada bicaranya.Sandi terkejut dan langsung menunduk, dia sadar dia hanyalah adik angkatnya dan tak bisa mendapatkan segalanya darinya, tak lebih selain adik angkatnya.
"Maafkan aku...aku....terlalu egois." Seru Sandi menunduk, matanya berbinar
"Tidak...bukan kamu yang salah, tapi aku.....maafkan aku....." Jawab Kak Zahroh mengelus pundak Sandi
"Tak apa, bukan kamu kok, tapi aku...akan tetapi kita tetap bisa menjadi adik dan kakak seperti biasanyakan?" Tanya Sandi tiba - tiba Kak Zahroh terdiam mendengar perkataanku, dia terlihat berfikir sejenak
"Iya" Jawabnya singkat
"thanks, aku pergi dulu ya.....bentar lagi bel masuk kelas bye...." Seru Sandi langsung meninggalkan Kak Zahroh
"Ya, bye"Sandi bergegas kekelas, dia merasakan hal yang tak enak dengan Kak Zahroh, apa karna da menolak cintanya? tidak walau begitu rasa suka padanya masih ada dalam benak Sandi.
Ketika Sandi berasa didepan kelasnya dia mendengar dala kelasnya, dia langsung masuk dan melihat kericuhan itu.
"Rio!" Teriak Sandi setelah melihat bahwa Rio sedang digebuki oleh Rafi dan kedua anaknya.
YOU ARE READING
Fighta Lova
Teen Fiction"Rifda bagaimana jika aku perrgi" Tanya Sandi tiba - tiba "Maksudmu?" Tanya Rifda heran "Bagaimana jika aku pergi meninggalkanmu untuk selamanya?" Tanyanya lagi, spontanitas pertanyaan itu membuatnya sedih dan bahkan menangis, bayangkan jika kamu s...