Itu kebencian namanya

8 2 0
                                    

Sandi adalah anak kelas XI IPS A, Dia anak pindahan sekolah lain, jadi dia masih baru sekolah disitu, dia baru saja masuk kesana seminggu yang lalu, Dia pendiam, stylenya sebagai orang alim disekolah barunya itu, tapi tetap saja dia masih elegan dan juga cool. Sedangkan Kak Zahroh anak kelas XII IPS A, dia adalah wanita yang cantik, tinggi dan berisi, Sandi berpindah sekolah karna kemauan Kak Zahroh yang mana dia adalah Kakak angkatnya, dan kebetulan saat itu juga dia sedang mendapatkan beasiswa sekolah, karna telah menang dalam lomba berpidato inggris beberapa kali, dia handal dalam bahasa inggris, semua itu karna dia senang mendengarkan lagu inggris semenjak kecil hingga sekarang, jadi dia bersekolah diserang bukan karena kemauan Kak Zahroh saja akan tetapi karena kemauan Sahabat - sahabatnya dari Serang yakni anggota gang Light Angle (nama sebuah  gang Sandi yang dibuat oleh Sandi, lihat cerita Sandi dengan Gangnya itu dicerita The Angle in Man). Jadi dia memutuskan pindah kesana.

*****

Bel pulang sekolah pun berbunyi, Sandi membereskan buku - bukunya kedalam tas hitam Eigernya itu lalu menggandengnya dan langsung menuju gerbang menemui Kak Zahroh.

Digerbang terlihat seorang wanita yang sedang menggandeng tasnya yang berwarna merah terang itu sambil menyandarkan tubuhnya kegerbang dan melihat kekanan dan juga kiri, menunggu seorang yang dinanti - nanti olehnya, Sandi segera mempercepat langkahnya.

"Sorry lama" Seru Sandi sedikit ngos - ngosan
"tidak kok, barusan saja"
"Oh ya?" Tanya Sandi tersenyum
"Ya, ayo cepat, kita pulang bersama" Jawabnya langsung mengajaknya pergi
"eh....jalan?" Tanya Sandi
"Bukan...." Jawabnya teriak ditelinga Sandi
"Ekh.....Terus apa?" Gerang Sandi
"Naik jetpak!" Teriaknya lagi, Sandi diam sejenak " Ya...jalanlah.....de....gimana sih!" Keluhnya lagi
"Ih....tunggu sebentar!" Seru Sandi berlari kelapangan Sekolah yang mana terdapat sepedah gunung putih, dia langsung menaikinya dan langsung kembali kearah Kak Zahroh.
"Lebih seru naik ini" Seru Sandi tersenyum
"Hmz....." Jawabnya sambil melipat kedua tangannya
"Kenapa Kak? malu naik sepedah? ini sepedah gunung...bukan sepedah murahan" Jelas Sandi memberi tahu
"Aku juga tahu"
"Yasudah ayo, dari pada capek, lebih baik naik sepedah sambil menikmati pemandangan  diperjalan" Ajak Sandi kembali, Kak Zahroh tersenyum
"Baiklah"

Kak Zahroh langsung naik keatas jalu dan berpegangan kepundak Sandi.
"Sudah siap?" tanya Sandi sambil menengok kearah Kak Zahroh, Kak Zahroh hanya mengangguk sambil tersenyum

Sandi langsung mengayuh sepedahnya  dengan senang, ditengah perjalanan Kak Zahroh mulai bertanya tentang hal yang memang ingin dia katakan dari tadi.
"San!" panggilnya
"Ya" Jawab Sandi singkat
"Mengapa kamu menolong Rafi yang mana telah menyakitimu sebelumnya" Tanyanya lagi
"Kakak pikir kenapa?" Tanya Sandi balik
"entahlah, memangnya kenapa?"
"Tunggu dulu, ada tukang es dugan tuh! kita berhenti dulu ya...sambil beli biar segar" Seru Sandi sambil melirik kearah Penjual Es dugan itu.
"Hmz....."
"Bentak kok....Nanti sambil minum aku kasih tahu kenapa" Serunya
"Terserahlah"

Mereka berhenti disalah satu kedai atau warung penjual Es dugan dipinggir jalan, Sandi langsung memesan Dua Es dugan untuknya dan Kak Zahroh sesaat kemudian dia datang dengan Es dugan segar yang mereka pesan.

"Ini minumlah!" Suruh Sandi sambil memberikan Satu Es buah ke Kak Zahroh
"ya, tapi kamu belum menjawab pertanyaanku tadi"
"baiklah, Kakak ingat ketika kita ingin keluar dari Ruang UKS itu, Aku berkata apa?" tanya Sandi mengetes ingatan Kak Zahroh
"Hmz.....Kamu belum bisa bersosialisasi....maka dari itu kamu jadi suka diam"
"Ih...bukan itu, coba ingat - ingat lagi"
"Hmz....oh..iya, kebencian itu akan membuat seseorang hancur!" Tebak Kak Zahroh
"Tepat sekali, itu jawabannya" Jawab Sandi tersenyum
"tapi...kan hasilnya tak ada, dia tetap membencimu" Jawabnya lagi
"Kak...." Panggilnya
"ya"
"Kakak tahu dia itu sedang membenciku?" tanya Sandi lagi
"ya, tentulah, dari perkataannya dan ekspresinya saja sudah terlihat bahwa dia sangat membencimu" Jawabnya penuh percaya diri, Sandi mengangguk paham dan tersenyum
"Jadi...Rafi itu sangat membenciku ya...?" Tanya Sandi lagi sambil meminum Es dugannya itu
"ya" Jawabnya singkat
"nice, lalu kamu benci jika aku membantunya?" tanya Sandi sambil menaruh Es dugan itu diatas meja lalu memandang Kak Zahroh
"Eh, kok? bukannya aku benci....tapi....ya....tak senang saja, karna dia itu tak tahu rasa terima kasih, sudah dibantu tapi....sombong dan emosional" Serunya kesal
"Kamu salah kak!"
"Hah! Salah?" tanyanya heran
"Ya, karna rasa tak senang itu juga termasuk rasa kebencian kecil, itu bahaya" Jelas Sandi menerangkannya
"aih...kok?" Serunya jadi bingung
"iya, itu real sekali....karna kamu tahukan...apa itu kebencian kak?" tanyanya
"Kebencian ya....ya...kebencian, rasa benci pada orang lain"
"Okay you're right, lalu apa itu benci?"
"benci....ya..benci...ya....gimana ya....seperti rasa tak senang dengan seseorang" Jawabnya berusaha membuka semua yang ada dalam mainsetnya
"nah, it's perfect" Seru Sandi bersemangat sambil menunjuk Kak Zahroh dan tak lupa untuk tersenyum
"Per....fect, perfect apanya?" tanyanya belum paham
"Perkataanmu kak" Jawab Sandi tersenyum, Kak Zahroh menaikan alisnya kebingungan.
"ya....jadi benarkan....kebencian adalah rasa tak senang pada seseorang, jadi itu terbukti bahwa kakak benci dengan Rafi" Jawab Sandi terkikik kecil
"Aih....iya juga ya...." Jawabnya sambil menggaruk - garuk kepalanya yang tak gatal, ketika sadar bahwa apa yang kukatakan itu benar
"jadi kak...jika aku benci padanya juga itu tandanya aku sama dengannya, aku harus bisa mewarnainya jangan sampai aku terwarnai olehnya, bisa dikatakan rasa benci itu adalah api dan jika seperti itu aku harus menjadi air yang mana tetap tenang dan tak gegabah." Jelas Sandi detail
"jika kamu terlalu santai kamu akan selalu diremehkan!" Serunya menaikan nada bicaranya sedikit
"Memangnya jika aku diremehkan apa yang akan terjadi?" tanyanya menaikan alisnya
"ya...tentu saja mereka akan memperlakukan dengan seenaknya mereka." Jawabnya
"hmz...contohnya?" tanya Sandi sambil memegang dagunya
"contohnya seperti Rafi...aku yakin pasti luka dibibirmu itu pasti ulah merekakan..."
"Okay, benar, tapi kamu harus tahu siapa yang menang?"
"hem......" jawabnya sambil melihat kelangit berfikir siapakah yang menang
"entahlah" jawab Kak Zahroh kemudian
"aku yang mengalahkannya." Jawab Sandi berdiri " Tapi sebenarnya aku sedih karna telah melukainya maka dari itu aku menolongnya" tambahnya lalu melirik kearah  Kak Zahroh, Kak Zahroh terdiam
"Kak! Kakak ingatkan mengapa gang kita dinamakan Light Angle?" Tanya Sandi memancing ingatan Kak Zahroh
"hmz....untuk mengajak orang - orang yang jahat dan tak benar kejalan yang benar atau kejalan yang benar atau kebaikan" Jawabnya
"Nah....itu dia...maka dari itu aku ingin membuat Rafi menjadi baik"
"Apakah bisa? sepertinya sulit" Tebak Kak Zahroh sambil berusaha meraba bagaimana cara Sandi mengajak seorang yang seperti Rafi kejalan yang benar.
"Aku tahu, tapi apapun yang terjadi aku harus melakukannya, dan apapun hasilnya itu, aku serahkan pada Allah SWT. Tuhan semesta alam" Jelas Sandi bijak

Kak Zahroh berdiri dan menghampiri Sandi, dia menyentuh pundak kanan Sandi dengan tangan kirinya.
"Kupikir sudah jelas jawabannya, dan penjelasannya, mungkin inilah yang membuatku mau dekat denganmu dan menjadi Kakak Angkatmu" Serunya tersenyum
"hanya mau nih? tidak senang?" Tanyanya setengah nyengir, Kak Zahroh memanyunkan  mulutnya sambil menggelengkan kepalanya
"iya...iya....deh....senang denganmu" Jawabnya sambil menyikut lengan Sandi
"Kaya terpaksa ah.....ngomongnya!" keluh Sandi
"Apa sih?" Tanyanya tersenyum
"tidak! ada gajah lewat tadi"
"Ih...dasar!" Keluh Kak Zahroh cemberut.
"jangan cemberut Kak....wajah cantiknya jadi luntur tuh"
"biarin!" Jawabnya ketus
"apa?" tanyanya terkejut
"eh...ga...ga..jadi"
"ih...." jawabnya kesal

Sandi langsung lari kearah sepedahnya, dan langsung naik keatas sepedahnya.
"Ayo naik kak! sudah sore, yang lain pasti sedang menunggu kita" Seru Sandi tersenyum
"hah....." Jawabnya menurut sambil memutar kedua matanya, mereka kembali berjalan pulang

Itulah mereka, berbeda sikap tapi tetap senang bersama, karna selali mengisi satu sama lain dan memahami satu sama lain, karna pemahaman itulah yang terpenting dalam hubungan apapun itu, jika disebuah hubungan atau organisasi tapi didalamnya tak ada pemahaman satu dengan yang lainnya, itu hanyalah tak ada apa - apanya, dan begitupun sebaliknya, apabila disebuah organsisasi, kelompok, hubungan apapun itu dan juga dimanapun itu maka semuanya akan berjalan baik dan indah.

Fighta LovaWhere stories live. Discover now