CHAPTER 17

880 64 6
                                    

Saat ini aku sedang bahagia, boleh tidak tuhan jeda waktuku sebentar saja, agar aku dapat merasakan kebahagiaan yang cukup lama.

🌻🌻🌻

Kinara membuka pintu kamarnya, nampan berisi tiga gelas es kelapa dan satu piring pillow cake menghentikan aksi kedua sahabat Kinara yang sedang menghadap ke arah pintu kamar mandi.

"Kalian ngapain disitu? " tanya Kinara penasaran.

Ririn segera menghampiri Kinara dan duduk disisinya. Ia mencomot kue yang berada diatas nampan, kemudian duduk bersila di atas sofa sambil memainkan ponselnya.

"Ririn, Radin, kalian tadi ngapain? " tanya Kinara lagi, ia duduk disisi Ririn. Radin masih diam di tempat, menghadap pintu kamar mandi dan membelakangi Kinara.

"Baby, " panggil Kinara begitu halus.

"Apa Kara, " jawab Radin masih pada posisi yang sama.

"Sini mendekat, "

"Gamau, " tolak Radin cepat.

Gadis yang sedang berpura-pura memainkan ponselnya perlahan menarik kunci mobil yang ada di atas meja.

"Rin, " panggil Kinara masih dengan mengamati tingkah Radin yang aneh.

Ririn dengan segera menarik tangannya, kunci mobil yang berada di atas meja jatuh ke permadani. Hal ini membuat Ririn semakin kesulitan untuk meraih kunci tersebut.

"Apa zeyeng, " jawab Ririn berusaha senormal mungkin mengatur kegugupannya.

"Saudara lo kenapa bajunya basah kuyup begitu? " tanya Kinara.

Ririn tampak berpikir, mana mungkin ia memberi tahu semua kelakuan konyol baby-nya selama Kinara tidak ada di rumah. Itu sama saja bunuh diri.

"Ngompol dia, " jelas Ririn sembari menunjuk ke arah Radin.

"Hah? Lo ngompol Din? Demi apa dah? gila-gila, bersihkan bekasnya, gue mau keluar. Jorok banget sih Din, Din, " ucap Kinara akhirnya, ia langsung meninggalkan kamarnya.

Ririn dan Radin menghela nafas lega, mereka berdua dengan suara pelan bersorak gembira.

"Kuku lo udah bersih? " tanya Ririn.

"Aman, " jawab Radin sambil memamerkan jari-jari tangan nya.

Ririn dan Radin segera merapihkan susunan pintu kamar mandi Kinara yang hampir terlepas. Jadi, tadi Radin mengunci dirinya sendiri dari dalam kamar mandi.

Mungkin karena kepanikannya begitu melanda mengakibatkan seorang Radin lupa cara membuka pintu kamar mandi yang posisinya sedang terkunci.

Akibat dari itu Radin jadi terjatuh, keran shower yang ada di sebelahnya terputar karena tangan Radin berusaha berpegang pada benda tersebut. Namun usahanya gagal, bukannya berhasil Radin justru semakin terhuyung ke belakang. Alhasil seluruh badan Radin basah terkena pancuran air dari atas. Pinggulnya juga terasa sakit dan pegal sampai saat ini.

Apa yang di katakan Ririn tadi sebetulnya tidak benar, Radin tidak pernah mengompol. Itu hanyalah akal-akalan Ririn agar Kinara mau meninggalkan kamarnya.

BENAYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang