"Hebatnya, aku tidak benci apapun saat bersama kamu."
__Someone__
***
Saat itulah, teman-temannya yang perempuan masuk dengan tatapan tertuju ke arah Mutiara April.
"Sam? Kenapa?"
"Enggak," jawab Samudra, dengan senyum kecut di bibirnya. Ia menyerahkan botol air ke Tiara.
Tiara tersenyum, sambil mengangguk ia meraih botol yang diberikan Samudra, kemudian meminum isinya.
***
Hingga bel istirahat pertama berbunyi, Samudra sudah beberapa kali menghela napas, entah untuk apa. Ketika Tiara menatapnya penuh tanya, pemuda itu hanya menggeleng.
Tiara ikut menghela napas berkali-kali karena penasaran atas apa yang dipikirkan Samudra. Pemuda yang ia tatap punggungnya itu sedang berdesakan mengantri mie ayam.
"Lo kenapa?" Suara Rama tidak mengalihkan Tiara atas Samudranya.
Ia menggeleng, masih menyipitkan mata dengan kepala miring menatap Samudra. Bahkan ketika Rama beranjak, ia masih anti hirau.
"Perhatian!"
Ia mengalihkan pandangan bukan karena seruan, tetapi karena Samudra berjalan ke arahnya, ia duduk dengan tenang sembari meletakkan mangkok berisi mie ayam.
Namun, ketika ia melihat Rama berada di atas meja kantin yang sangat tepat di tengah, ia mengerutkan kening.
"Dimakan," ucap Samudra, kalau boeh jujur ia berusaha mengambil alih perhatian Tiara dari Rama.
Benar saja, kalau Rama tidak bisa mengambil alih perhatiannya dari Samudra. Samudra dengan gampang melakukannya.
Tiara menyendokkan sambal untuk makanannya, ketika hampir sendok ketiga masuk, Samudra menahan tangannya sambil menggeleng dan mengerutkan kening.
Mereka tahu ada keributan, suara Rama yang berteriak minta perhatian, tetapi tak dihiraukan dua insan yang jadi tujuan.
Yang Tiara dan Samudra dengar hanya kalimat, "Mutira April, mau jadi pacar Gusti Rama?"
Tiara mendongak, ia melongo dengan mulut terbuka, dan sendok yang hampir masuk ke mulutnya. Ia melirik Samudra yang bersedekap dada sambil bersadar mentap Gusti Rama.
Pertama-tama Tiara mengulum bibirnya yang kering karena terbuka lama. Selanjutnya, ia tersenyum sangat manisnya. Yang terakhir, dia berkata, "Maaf, gue nggak bisa. Makan dulu, ya."
Sekian dan terima kasih, Samudra dan Tiara abai lagi atas Rama dan kerumunan yang mengelilinginya.
Ya sudah, karena ini tidak seriusan, Rama turun dengan tenang. Bersama sahabatnya—yang berhasil mengambil celah untuk menyalip antrian mie ayam karena aksi Rama—ia berjalan dengan tenang menuju meja Tiara, kemudian makan bersama di sana.
Dipa dan Bima cekikikan sambil bertos ria. Ada gunanya juga.
"Bro, si Culun tumben ngantin?" Begitulah percakapan di antara Geng Pewayangan Gusti Rama mengalir begitu saja.
***
Makan di kantin sudah bersama, pergi tengah malam juga sudah pernah, sedikit demi sedikit boleh saja Rama mendekati Tiara. Namun, rasanya kurang kalau tidak belajar bersama, secara mereka murid SMA.
"Lo ngapain? Kan, kita nggak ada janji," ucap Tiara, mengerutkan kening karena penampakan di depannya.
"Katanya lo pinter, jadi gue mau belajar bareng." Rama tersenyum lebar di depan pintu apartemennya, memperhatikan gadis dengan kaos coklat susu panjang yang terlihat luar biasa.
![](https://img.wattpad.com/cover/129550861-288-k142085.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ERROR (Sahabat Rasa Pacar)
Teen Fiction14++ Jangan jadi plagiat, dosa. best cover by @prlstuvwxy "Lepasin dia sekarang!" "Kenapa gue harus lepasin dia?" Rama memandang remeh lawan bicaranya itu. "Karena ... dia sahabat gue!" Ekspresi dingin tidak pergi dari wajah tampan Samudra. "Lo cum...