9

1.3K 278 29
                                    

Sore ini Wonyoung kembali latihan cheerleader yang sempat tertunda selama kurang lebih satu minggu. Mengingat hari pertandingan yang semakin dekat, akhirnya mereka latihan lagi.

Wonyoung sedang melakukan koreografi cheerleader bersama anggota cheerleader lainnya. Tiba-tiba saja bahu Wonyoung tersenggol hingga membuatnya jatuh.

"Ehhhh Wonyoung! Maaf yaa!" kata Yeojin sambil membantu Wonyoung berdiri.

"Iya Kak, gapapa." balas Wonyoung.

Wonyoung menoleh ke arah lututnya yang terluka karena bersentuhan dengan tanah.

"Maaf ya, Wonyoung. Lutut kamu jadi luka." kata Yeojin lagi. "Ayo aku obatin."

Wonyoung menganggukan kepalanya lalu berjalan mengikuti Yeojin menuju UKS sekolah.

Yeojin membuka tirai UKS dan ternyata seorang pria sedang berbaring di kasur. Yeojin langsung memukul pelan pria itu.

"Minggir!" titah Yeojin.

Ternyata itu Cha Junho.

Junho langsung merubah posisi tidurnya menjadi duduk. "Apaan lu dateng-dateng ngusir?"

"Wonyoung luka!" balas Yeojin.

"Oooh." balas Junho sambil turun dari kasur. "Duduk, Won." ucap Junho kepada Wonyoung.

Wonyoung pun mengangguk sambil tersenyum singkat, lalu ia duduk di kasur tersebut. Sementara Yeojin mengambil kotak P3K.

"Kok bisa jatoh?" tanya Junho.

"Gak sengaja kesenggol Kak Yeojin, Kak." jawab Wonyoung.

"Barbar banget lu." kata Junho kepada Yeojin.

"Berisik lu." balas Yeojin sambil menghampiri mereka berdua dengan kotak P3K di tangannya.

"Gue aja yang obatin." kata Junho sambil merebut kotak P3K tersebut dari tangan Yeojin. "Lo anggota penting formasi kan? Balik gih."

Wonyoung langsung melongo. Mimpi apa Wonyoung kalau Junho mengobati lukanya sekarang!

"Modus lu." balas Yeojin. "Wonyoung, aku tinggal gak papa ya? Kalo Junho macem-macem gaplok aja."

Wonyoung menganggukan kepalanya. "Iya, Kak Yeojin. Makasih ya."

Yeojin pun meninggalkan Wonyoung dan Junho berdua. Junho mengambil baskom dan mengisinya dengan air keran. Lalu ia berjongkok di depan Wonyoung dan mulai mengobati luka Wonyoung.

"Maaf ya, Kak Junho. Jadi ngerepotin." kata Wonyoung.

"Gak papa, gue juga gabut." balas Junho.

"Gak latihan basket?"

"Harusnya latihan, tapi au ah tuh gak jelas." jawab Junho.

Wonyoung menganggukan kepalanya sembari melihat Junho yang sedang mengobati luka di lutut Wonyoung dengan telaten.

Tiba-tiba Wonyoung jadi deg-degan. Gila... Kak Junho kok keren banget? Melebihi Kak Donghyun sama Kak Hangyul.......

Dohyon dan Donghyun keluar dari ruang OSIS. Mereka sudah menyelesaikam program kerja untuk bulan ini. Mengingat hari sudah sore, mereka harus pulang.

"Hyon, gue pulang duluan ya. Kasian Jiheon udah nungguin dari tadi." pamit Donghyun.

Jiheon lagi, Jiheon lagi. Elah.

"Yo. Hati-hati di jalan." balas Dohyon.

Dohyon bingung sebenarnya, Donghyun sama Jiheon itu gak pacaran, tapi kayak pacaran. Gak tau ah, Dohyon pusing.

Kadang ada terbesit keinginan Dohyon buat merebut Jiheon. Tapi Wonyoung ceramah panjang lebar. Katanya, MOVE ONNNN DOHYOOOONN.

Dohyon langsung mempercepat langkahnya kala merasa hawa di sekitarnya terasa tidak nyaman. Ia menuju lobby sekolah untuk menemui Wonyoung.

"Lama banget lo. Ayoo Pak Eko udah nunggu." desak Wonyoung.

Dohyon menganggukan kepalanya. Lalu ia celingukan ke kanan dan ke kiri, karena merasa ada sesuatu yang mengintainya.

"Kenapa?" tanya Wonyoung.

Cepat-cepat Dohyon menggelengkan kepalanya. "Gak papa."













Beberapa lembar foto terletakkan di meja kerja Brian.

"Sesuai permintaan Bapak. Foto Nam Dohyon." kata Ajudannya.

Brian mengambil foto tersebut dan menatap orang di foto tersebut lekat-lekat. Terdapat seorang pria yang mengenakan seragam sekolah. Tubuhnya tinggi tapi wajahnya sangat lucu.

Rasanya Brian ingin menangis di tempat sekarang juga. Ia yakin 100% kalau itu adalah anaknya. Anak kandungnya.















"Hubungi pengacara sekarang."

"Pengacara, Pak?"

"Saya harus mendapat hak asuh anak saya."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
growing up ㅡ wonyoung,dohyon ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang