Aku ini siapa? Berani meminta untuk bertukar rasa denganmu. Jangankan di belakangmu, berada di depanmu saja aku masih tak terlihat di matamu. Aku ini hanya sebutir debu yang sangat kecil. Bisa terbang dan menempel di pakaianmu saja aku sudah bahagia kegirangan. Kecintaanku padamu sungguh sudah tak terbendung. Seandainya pintu kemana saja milik Doraemon itu nyata, aku pasti sudah memelukmu kapan pun aku mau.
Oppa, tahukah kamu? Hatiku ini selalu meronta-ronta ingin bertemu denganmu. Setiap hari terasa sakit dan sedih hati ini saat melihatmu di balik layar handphoneku. Semua yang kurasakan harus kupendam sendiri. Tidak ada tempat untukku berkeluh kesah akan dirimu. Ketika aku menyebut namamu, semua orang pasti berkata, "sudah, jangan jadi wanita halu". Padahal aku ini hanya ingin bertemu, tapi mengapa semesta tak pernah merestuiku untuk menemuimu.
Aku rasa mereka cemburu padaku. Karena saat bertemu denganmu, pasti aku akan langsung menempel padamu. Bak perangko yang merekat kuat pada amplopnya. Tak mau terlepas. Sekali pun lepas, sedikit kulitmu akan ikut mengelupas bersamaku dan pastinya akan terus menempel padaku. Coba saja tidak ada batasan di dunia. Mungkin aku sudah berkali-kali bersua. Memberimu kejutan manis setiap kali jumpa. Sungguh, aku ingin merasakan itu semua. Bukan hanya dalam mimpi semata.
Terkadang, mimpiku ini terasa begitu nyata. Kau menggenggam tanganku lembut namun erat. Mengajakku berkelana menaklukkan dunia. Tapi, setelah aku tersadar. Batas antara kita menjadi lebih nyata dari sebelumnya.
Oppa, I really wanna meet you in real life. I hope you can hear my heart if I want to having you. Do you know, Oppa? I always miss you everytime. I always remembering your face wherever I am. I always praying and hoped, you will read this someday.
Will you meet me in your real life, Hyung Sik Oppa? I believe you must want. I always waiting the day.
Love you, Hyung Sik Oppa.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Diary: Park Hyung Sik - You Are My Life
RandomBertemu adalah obat paling ampuh saat rasa rindu menyeruak dalam kalbu. Rindu tak pernah mau mengerti akan batas dan jarak yang tak mungkin terlampaui. Ia hanya tahu, bahwa ia harus datang tanpa harus pergi lagi.
