MAPLE#9

320 24 16
                                    

"Zella kenapa tadi?" tanya Tania sambil menyendokkan nasi goreng ke dalam mulutnya.

"Baku hantam," jawab Elgan dengan wajah malas.

Tania sontak tersedak mendengar jawaban Elgan. Ia memukul-mukul dadanya sambil terbatuk-batuk. Wajahnya berubah merah padam dan matanya mulai berkaca-kaca. Elgan berdecap malas lalu menyodorkan minuman ke Tania. Dengan cepat Tania meminumnya.

"Lo serius?" pekik Tania masih tidak percaya. Karena yang ia tahu Zella adalah anak pendiam dan tidak banyak tingkah.

Elgan mengangguk sambil menatap tak minat sepiring mi goreng di hadapannya. Ia hanya memutar-mutarkan mi tersebut dengan sendok garpu di tangannya.

"Kok bisa sih?" Tania semakin penasaran.

Elgan mengembuskan napas panjang. Ia meletakkan sendok di atas piring. Kemudian menjawab Tania.
"Lukisan yang dibuat dia, dirusak sama temen sekelasnya. Zella niat buat lukisan itu untuk hadiah ulang tahun Eleta. Makanya dia marah sampai buat anak orang babak belur," ungkap Elgan.

Tania mengedipkan matanya beberapa kali tanpa ekspresi. Ia merasa tertegun dengan Zella bisa melakukan hal yang tidak terduga.

"Beneran bucin Eleta," cetus Tania sambil menggeleng takjub.

"Terus lo apain dia?"

"Gue sita hp sama atmnya."

Tania memelotot. "Lo mau buat dia gila?"

"Kan enggak selamanya! Kalau masa skorsnya udah selesai bakal gue balikin."

"Terserah lo aja. Palingan lo bakal dimusuhin dia," ucap Tania menakut-nakuti.

Elgan tidak menggubris ucapan Tania. Pandangannya malah terfokus pada berkas di samping piring Tania.

"Apa ini?" tanya Elgan setelah mengambil berkas tersebut.

"Itu untuk lo, jadwal Eleta yang terbaru. Baru selesai gue buat," jawab Tania.

Elgan membuka lembar demi lembar berkas. Membaca jadwal Eleta sampai akhir tahun. Namun, saat melihat jadwal di bulan september, jadwal Eleta hanya sampai tanggal lima. Selebihnya kosong sampai bulan desember. Dahi Elgan mengerut tanda bingung.

"Ini kenapa september sampai desember kosong? Hibernasi dia?"

"Iya. Dia cuti kurang lebih empat bulan."

Elgan terkejut. Tidak menyangka waktu libur Eleta selama itu. "Lama amat, ngapain?"

"Entar lo tahu sendiri kalau waktunya udah tiba. Sekarang lo fokus aja jaga dia. Kalau sampai dia sakit mendekati bulan liburannya, lo, gue, dan seluruh ciptaan Tuhan di muka bumi yang bakal disalahin sama dia."

Elgan menelan salivanya dengan susah payah. Ia tidak bisa membayangkan jika hal itu sampai terjadi. "Gila, ngeri gue."

Tania mengangguk setuju. "Udah cepetan habisin mi lo! Biar langsung pulang."




🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁



Eleta yang sedang tertidur nyenyak di ranjang besar dan empuk, tiba-tiba meringkuk sambil memegang perutnya. Dengan susah payah ia membuka mata, lalu mencoba duduk sambil memegangi perutnya.

"Lapar tengah malam itu memang sialan!"

Eleta mengamuk seorang diri. Pasalnya tengah malam sudah tidak ada makanan. Para asisten sudah berhenti bekerja tepat jam sepuluh.

Eleta mengembuskan napas panjang, lalu turun dari ranjang. Ia memakai sandal lembut bermotif daun maple kemudian melangkah keluar kamar.

Seisi rumah terlihat gelap. Hanya beberapa lampu yang hidup. Eleta berjalan dengan sangat hati-hati apalagi saat menuruni tangga.

EletaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang