MAPLE#1

1K 49 4
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Bunyi khas seperti pintu saat sebuah cafe terbuka menusuk pendengaran para asisten rumah. Bunyi itu mengisyaratkan majikan cantik mereka sudah keluar dari kamar dan segera turun ke lantai satu.

Ketika majikan sudah keluar, para asisten harus meninggalkan semua pekerjaan dan segera berkumpul untuk menyambut paginya. Jika terlambat satu detik saja, maka bersiaplah menerima hukuman seperti potongan gaji.

Tap-Tap!

Kedua kaki majikan cantik mereka sudah menginjak lantai satu dengan sempurna. Para asisten pun harus melakukan aturan yang sudah diberitahu sejak awal bekerja. Yakni rutinitas mengucap selamat pagi.

"Selamat pagi, Nona Eleta," ucap seluruh asisten dengan serempak.

Eleta tidak merespons apapun. Ia langsung melenggang santai menuju meja makan. Lima asisten yang bertugas menyiapkan sarapan pagi bergegas melayani Eleta.

Para asisten meletakkan makanan dengan sangat hati-hati. Karena majikan mereka yang memiliki nama lengkap Eleta Zylia itu sangat galak dan angkuh. Usianya masih 17 tahun, tapi ia tidak segan memaki siapa pun yang berbuat salah dengannya.

"Sarapan sudah siap, Nona."

"Di mana, Tan?" tanya Eleta dengan ekspresi datar.

"Madam sedang mengawasi taman, Nona," jawab salah satu dari kelima asisten.

"Panggilkan dia sekarang!"

Belum sempat dipanggil, Tania sudah muncul dan berdiri di samping Eleta. "Ada apa pagi-pagi mencariku, Nona?" tanya Tania, orang kepercayaan keluarga Eleta yang sudah hidup bersama dengan Eleta sejak kecil.

"Rekrut lagi untuk pelayan di rumah ini. Sakit mata gue ngelihat cuma ada lima pelayan sarapan pagi," ucap Eleta memerintah Tania.

"Nona mau merekrut berapa?"

"Seratus!"

Tania dan kelima asisten membelalakkan mata terkejut. Eleta tidak tanggung merekrut pekerja sebanyak itu.

"Nona serius?" tanya Tania sekali lagi. Memastikan kalau Eleta tidak bercanda.

"Gue nggak suka ngomong dua kali Tan!"

Tania segera menganggukkan kepala. Akan sangat berbahaya jika Eleta sampai emosi di pagi hari.

"Temenin gue makan," pinta Eleta.

Tania menuruti keinginan Eleta untuk menemaninya makan. Ia mengambilkan makanan yang ingin Eleta makan dan meletakkan ke piringnya.

Saat Eleta hendak memasukkan suapan pertama ke mulutnya, tiba-tiba Tania membalikkan kursi Eleta sambil berteriak.

"NONA MENUNDUK!"

Tar!

Sendok di tangan Eleta spontan jatuh. Jendela di ruang meja makan tiba-tiba saja pecah. Tania langsung memeluk Eleta dari belakang untuk melindunginya.

Mendengar suara keras tersebut, seluruh asisten berbondong-bondong menuju ruang makan. Mereka semua terkejut kaca jendela hancur berserakan di lantai.

"Nona baik-baik aja, kan?" tanya Tania sangat mencemaskan Eleta.

Tania merasakan tangan Eleta bergetar hebat. Sudah pasti Eleta sangat ketakutan. Tania menenangkan Eleta dengan cara memeluknya.

"Cepat cari benda apa yang mereka lempar hari ini!"

Seorang asisten melihat sebuah batu di sudut ruang makan. Ia pun mengambilnya dan memberikannya kepada Tania.

"Ini madam."

Tania melepaskan pelukannya kemudian mengambil batu tersebut. Ternyata ada sebuah kertas yang melapisinya.

"BERHENTI MENJADI MODEL!"

Tania mengucapkan tulisan yang tertulis di kertas. Eleta menatap Tania dengan tajam.

"Siapa mereka?"

Tania tidak menjawab Eleta karena tidak tahu. Seisi rumah juga tidak mengetahui siapa yang meneror Eleta setiap hari.

"CARI MEREKA YANG UDAH BERANI GANGGU GUE!"

Eleta mengamuk, wajahnya merah padam, ia benar-benar takut dan marah. Tania pun membawa Eleta kembali ke kamarnya untuk menenangkan diri. Sedangkan asisten lain mengurus kekacauan yang terjadi pagi ini.







🍁🍁🍁

Update setiap Selasa & Sabtu. Jangan sampai ketinggalan chapter selanjutnya ya!

Terima kasih sudah membaca😁

Saranghae😚🍁

EletaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang