MAPLE#14

314 17 4
                                    

"Pemikiran jangan kolot. Justru temen yang sering nusuk dari belakang."

-Elgan Dewangga-

Setelah Eleta dan Elgan pergi dari pesta ulang tahun Olyra, Karen pun beranjak dari sana. Ia berjalan keluar dari areal rumah Olyra dengan berjalan kaki. Sesekali matanya melirik sekeliling, seperti takut ketahuan karena tengah melakukan suatu rencana.

Di ujung jalan yang sangat sepi dan gelap, terdapat sebuah mobil berwarna hitam. Karen melangkah cepat menuju mobil tersebut. Kemudian masuk ke dalamnya.

"Semua berjalan sesuai rencana. Aku berhasil memancing amarah pengawalnya," ungkap Karen kepada seseorang dengan setelan jas rapi.

"Apa managernya bersamanya?" tanya seseorang itu.

Karen menggelengkan kepalanya. "Tania tidak ada."

"Dia juga perlu disingkirkan. Eleta akan menjadi lemah, ketika tidak ada orang di sisinya."

🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁

Elgan sekarang sudah berada di ruangan Tania. Ia duduk di sofa sambil menunggu Tania yang sedang berbicara dengan seseorang di telepon. Setelah sambungan terputus, Tania mengambil posisi duduk di hadapan Elgan.

"Kenapa lo dorong Eleta?" tanya Tania dengan ekspresi datar.

"Gue enggak sengaja," jawab Elgan singkat.

Tania memejamkan matanya, mencoba mengontrol emosi agar tidak meledak-ledak. "Jelas-jelas lo dorong Eleta kuat banget. Itu enggak sengaja?"

Elgan memutar bola matanya jengah. Lalu, menatap Tania kesal. "Bisa enggak bahas yang lebih penting? Daripada bahas luka Eleta yang cuma secuil, mending bahas orang yang mau jahatin dia!"

Yang dikatakan Elgan memang benar. Tania pun sedikit mereda dan mencoba fokus dengan orang yang berniat jahat dengan Eleta.
"Lo yakin Karen pelakunya?"

"Gue lihat jelas pelayan itu nyentuh tangan Karen sebelum pergi."

Tania tampak berpikir. Dirinya masih tidak yakin jika Karen melakukan itu kepada Eleta yang notabenenya adalah rekan kerja sesama model. "Tapi, mereka berdua itu temenan, dulu satu agensi malah. Gue masih kurang yakin."

"Lo hidup di zaman kapan sih? Pemikiran lo kolot banget! Justru temen yang sering nusuk dari belakang."

"Tapi motifnya apa? Gue enggak yakin Karen lakuin itu karena merasa tersaingi. Karen sama Eleta itu sama popularitasnya. Bahkan Karen lebih dulu maju ke dunia akting."

"Apa ada kaitannya sama Olyra juga?"

Tania berdecap. "Jangan terlalu banyak menduga-duga tanpa bukti."

"Iya bisa aja, kan?"

"Gue udah telepon Olyra, dia enggak punya pembantu cowok. EO yang ngurus acara ultahnya juga udah pergi siap dekor pesta."

Mereka berdua sekarang kebingungan. Mereka tidak mendapat petunjuk untuk mengungkap teror yang dialami Eleta.

"Lo juga sih. Kenapa enggak lo kejar pelayan itu? Malah lo hajar Karen. Bego!"

Elgan terdiam. Tidak bisa menjawab Tania. Karena memang dirinya salah.

"Perketat penjagaan Eleta. Gue yakin mereka belum berhenti sampai Eleta benar-benar kalah."

🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁

Keesokan paginya, Eleta bersiap untuk casting film pertamanya. Pagi-pagi sekali Eleta sudah bangun untuk membersihkan diri. Ia sangat detail dengan penampilannya hari ini. Ia tidak ingin terlihat cacat sedikitpun.

EletaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang