“Nako gak bakal balik ngajar di sini lagi, keanya kita fixed bertiga doang.”
Badan Nagisa merosot dramatis, “Ih Nako mah sekarang udah ada yang diurus, makanya gak bisa ngajar di sini lagi.”
Hana mendorong badan Nagisa, “Sembarangan, aku udah nikah, Jiandra juga. Nyatanya masih bisa tuh ngurusin anak-anak di sini?”
“Itusih karena Kak Hana sama Kak Jiandra netijen iri dengki,” lalu Nagisa tertawa, “Makanya suka ngurusin orang lain.”
He he he, asin.
Nagisa tertawa makin menjadi, lalu mundur teratur dan meraih buku Bara untuk kemudian ia baca halaman selanjutnya.
Tidak lupa untuk berlari menjauh, menghindari pensil yang dilempar dengan bar-bar oleh Jiandra.
—Memoria—
“Gis, ngantin?”
Nagisa yang sedang bercakap-cakap dengan kerumunan temannya itu mengibaskan tangannya, “Iya nanti ngantin sama mereka, duluan aja, sama Felix dulu sana.”
Bara langsung menautkan alisnya, “Lah? Katanya tadi pagi gak sempat sarapan? Sekarang aja napasi jangan nanti-nanti, tar perut lo perih, nangi—BUANGKE???”
Bara memekik ketika ia dilempari dengan penghapus, “Ha, upuk. Hus hus, pergi sono.”
Bara mendecak, Nagisa versi tahun pertama di sma ini memang sangat akrab dengan teman barunya, sampai kadang lupa dengan Bara.
Bara yang sudah menjadi teman Nagisa sejak masih cadel ini kan jadi merasa tersisihkan :(
“Gis, masa elo nggak tau sih, gosip si onoh ituloh?”
“IHHH CERITAIN DONG GUE BELUM TAU, SUMPAAAH????”
Nagisa jadi senang sekali membicarakan orang lain alias gosip.
Dan Bara tidak nyaman dengannya.
—
“Bar, tau Kak Yohan gak?”
Bara menoleh, “Anak taekwondo yang temennya bang Lucas?”
“Gatau sih, keknya iya? Soalnya, Yohan yang mana lagi kalo bukan dia.”
Bara memicing, “Kenapa lu? Naksir?”
“DIH ASLI KAGAAAAK,” Nagisa mencak-mencak, “Gak mau sama Kak Yohan, playboy, korbannya dah banyak.”
“Tau darimana, lu?”
“Ya tau lah, makanya update,” Nagisa bersidakep, meledek Bara.
“Sok tau, suka ya lo sekarang ngurusin hidup orang? Gak sekalian aja lo biayain hidupnya, biar lebih mantep?” Bara menggunakan nada sarkas, membuat Nagisa terlonjak.
“Biasa aja, dong,” Nagisa tersulut.
“Gis, gue kasih tau, ya. Gue tuh bukannya apa-apa, tapi gue gak nyaman tiap kali lo ngomongin orang,
sadar gak kalo akhir-akhir ini frekuensi lo ngomongin orang lain itu makin sering dan gak kekontrol? Terlebih, lo langsung menerima omongan orang lain itu, tanpa memastikan bener atau enggaknya,
lo nggak mikir gimana perasaan orang yang lo omongin kalo misalnya hal yang kalian tuduhkan itu sebenernya gak mereka lakuin?”
Nagisa makin terkejut saat Bara menatap tajam ke arahnya, “Gue gak melarang lo punya temen baru, gak minta lo temenan sama gue terus, gak ngelarang lo ngegosip,”
Kalimat Bara selanjutnya menampar telak Nagisa, “Kalo mau gosip, sewajarnya. But actually, you better mind your own bussines. Got it?”
—Memoria—
Dear Nagisa,
lo punya temen baru yang lebih banyak gak di lingkungan lo sekarang?
Kalo iya, plis, jangan jadi netijen iri dengki, ya.
Gosip itu boleh sewajarnya, tapi lebih bagus lagi kalo lo berhenti ngurusin orang lain.
Inget, mind your own bussines.
tbc
(Extra Scene)
Ketika Nagisa melangkah mendekat kembali ke arah Hana dan Jiandra, ia melihat dua seniornya itu tengah duduk merapat, agak berjauhan dengan anak didik.
“Lah, tuhkan apa, netijen julid,” sindir Nagisa.
“Hih, lo tuh ya, diem aja kalo gamau julid,” omel Jiandra, kesal sendiri.
“Heh, Gis, serius deh, sini deketan,” Hana melambai, Nagisa menurut saja, “Kamu tau nggak—”
“Nggak, nggak tau. Mau mikirin masalah gue sendiri aja,” tolak Nagisa.
“Yah, padahal mau bahas soal tenaga pendidik baru pengganti Nako, katanya dia bakal di tempatin di kelasnya Mbak Vivi.”
Jiandra tertawa nista, “AWOKWOKWOK siap aja kena sembur tiap hari.”
Lalu Nagisa, “HE HE gimana gimana, ceritain deh, hmmmm sepertinya diriku ini tertarik dengan tema survei kita hari ini.”
Jiandra dan Hana:
“Maap, tadi katanya mau mikirin masalah gue sendiri?”
KAMU SEDANG MEMBACA
[B] Memoria | 2Hyunjin ✔
Фанфик[ Part of The B Universe ] ❝ Engraved in the diary heart with you. ❞ ¦ Published: 04-04-19 Finished: 06-10-19 ☀ Summerlake series © favorbitea