Dear Nagisa,
Gis, kalo misalnya gue pulang ke sini, lo bakal gimana?
Percaya, atau bakalan bodoamat?
Kalo lo emang masih sudi liat muka gue, datang ke panti, ya?
Tanggal 4, jam 10 deh, biar lo bisa santai.
Love you,
Bara.
Nagisa menutup suratnya dengan asal-asalan, BARA TUH SUKA KENAPA SIH, NGGAK NGERTI APAYA NAGISA BAWAANNYA JADI KAYA NASI KUCING ENGGA DIKARETIN???
a m b y a r .
Maka di sinilah sekarang ia berada, tepat di depan rumah besar dengan pagar yang agak kusam.
Rumah itu bersih dan masih sangat layak dihuni. Lalu Nagisa ingat, pasti keluarga Bara sengaja membayar orang untuk membersihkan rumah ini tiap bulannya.
Hadeh, orang tajir emang serem.
Ngomong-ngomong, rumah itu belum terjual, bahkan setelah bertahun-tahun diperdagangkan.
Sehingga walaupun sangat terawat, tetap saja rumah yang telah lama kosong itu mungkin terlihat menyeramkan bagi sebagian orang.
Yaiyalah, kalo ketemu Miss K. atau Mister G.
di siang bolong kaya gini kan gak lucu, namanya juga rumah kosong bertahun-tahun.Namun Nagisa tak berpendapat demikian.
Rumah itu memiliki kenangan yang terus hidup di dalamnya, bukannya jahat, Nagisa justru malah senang rumah itu belum terjual sampai sekarang.
Menyadari pagarnya tidak digembok, Nagisa membuka dan memasuki halaman rumah.
Aneh, rumahnya masih sepi, apa Bara cuma bercanda? Tapi pagarnya benar tidak digembok, berarti Bara tidak main-main?
Pokoknya, awas aja kalo ini akal-akalan orang lain mengatasnamakan Bara, bakal Nagisa tampol sampe ujung dunia!
Nagisa sekarang sibuk mengamati keadaan sekitar yang tak banyak berubah.
Ia kemudian terpaku begitu saja pada bunga lantana yang masih hidup dan terlihat baik-baik.
Untuk beberapa alasan, Nagisa tersenyum karenanya.
“Kalo pengen metik, ya dipetik aja kali, bunganya.”
“E E E SETAN?!”
Nagisa berbalik kaget dan memasang kuda-kuda siap diajak gelud, wajahnya panik, namun orang di hadapannya tertawa.
“Bara?” Nagisa lepas dari keterkejutan, menatap tak percaya pada sosok yang tengah mentertawakan dirinya.
“Harusnya gue videoin, anjir, muka lu gokil banget HAHAHAHA” Di hadapan Harai Nagisa, Bara Aditi tertawa lepas.
Suara tawanya tak berubah, pun wajahnya tak berubah banyak, mungkin tingginya bertambah, namun tubuhnya justru terlihat lebih kurus.
Bara berhenti tertawa dan merentangkan tangannya, “Gue pulang, Nagisa.”
Tangan Nagisa terkulai lemas di sisi tubuhnya, masih kaget lihat Bara tiba-tiba nongol, “Gis? Lah? Gak kesambet setan gagak kan lo?”
Nagisa menggeleng-geleng, Bara pun maju selangkah dan membawa Nagisa ke dalam pelukan beruangnya, “Heh, ini beneran Bara, udahan dong kagetnya.”
KAMU SEDANG MEMBACA
[B] Memoria | 2Hyunjin ✔
Fanfiction[ Part of The B Universe ] ❝ Engraved in the diary heart with you. ❞ ¦ Published: 04-04-19 Finished: 06-10-19 ☀ Summerlake series © favorbitea