8.| Angsa hitam vs Merpati Putih

42 3 0
                                    

Siulan halus seorang pria memenuhi koridor kelas sebelas SMA Angkasa.
Kakinya terhenti,saat tak sengaja ia melihat seorang gadis yang baru saja beberapa hari lalu ditemuinya kini berada di Aula,bersama dengan anak anak ekskul teater.

Oh,anak teater toh

Dilanjutkan langkah nya menuju tujuan awalnya,perpustakaan.

Saat baru saja beberapa langkah ia meninggalkan tempat itu,suara pekikan sekelompok cewek membuatnya kembali ketempat semula.

"Tolong! Ada orang pingsan!"

Arga menjurus,diterjangnya beberapa orang yang herannya tak memiliki niat untuk segera membawa orang itu ke UKS.
Saat ia berhasil menerobos orang orang itu,kini ia seakan merasakan de ja vu.Cewek yang sama tergeletak untuk kedua kali di hadapannya.

Karna tidak ada sama sekali orang yang bergerak,Arga mengambil inisiatif untuk segera membawanya ke UKS.
Digendongnya perlahan gadis itu.

Herannya,masih tak ada satupun orang yang berniat membantunya.Paling tidak memastikan keadaan cewek ini saja,sudah cukup.

"Omg! Itukan kak Arga!"

"Gila,enak banget tuh cewek"

"Gue rela pingsan berkali kali deh,asalkan kak Arga yang gendong"

Bisikan bisikan yang membuat Arga mual mulai bersahut sahutan di sepanjang koridor yang dilewatinya,membuat Arga merasa jengkel,sangat jengkel.Buru buru ditinggalkannya tempat itu.

Arumi mengerjapkan matanya,saat ia membuka mata penuh,matanya melotot.Melihat siapa yang tengah menggendongnya saat ini.

"Aaaaaaaa!" Terikan Arumi membuat Arga terkejut,segera diturunkannya cewek itu.

"Apaan sih teriak teriak!" Diusap usapkan telinganya bergantian.

"Ngapain kakak gendong gue?!"

Arga mengerjap ngerjapkan matanya tak percaya.diangkatnya senyuman diujung bibirnya.

"Udah untung gue mau bantuin lo!"

"Apaan sih kak? Kita lagi latihan teater tadi! Justru kakak yang udah ngacauin latihan kita!"

Arga mematung.Rahangnya yang tadinya mengeras,tiba tiba normal kembali.
Kenapa dia tidak menyadari kalau tadi yang teriak adalah sekumpulan anak teater?

Arga berbalik memunggungi Arumi, memegangi kepalanya.

Sialan! Malu banget sumpah!
Bego banget sih gue!

Masih memegangi kepalanya,Arga kembali menghampiri Arumi.

"Pokoknya lo harus tanggung jawab! "
Diarahkan telunjuknya kearah gadis itu,membuat Arumi gantian mengerjap ngerjapkan matanya.

"Emangnya apa yang udah gue lakuin sampe gue harus tanggung jawab?"

"Yaa.." Diedarkan pandangannya menuju langit,berharap sebuah ide berhasil muncul.Nyatanya,tidak.

"lo harus tanggung jawab karna lo udah boongin gue"

Arumi menganga tak percaya.

"Gue ga-"

"Gaada tapi tapi! Gue ga pernah terima penolakan!" Kembali diacungkan jari telunjuknya kearah kepala gadis itu.Lalu dengan cepat meninggalkan Arumi ditempatnya.

What?

"Apa apaan sih tuh cowok?"

"Woy rum! Manatuh si pahlawan kepagian?"

Lea - teman ekskul teater Arum- menepuk pundak Arumi,tertawa cekikikan lalu merangkul pundaknya erat.

"Pahlawan apaan.Manusia sakit jiwa yang ada" Ucap Arumi datar,meninggalkan Lea beberapa langkah didepannya.

Harum ManisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang